14. Satu Hari yang Berbeda

76 15 0
                                    

Halo semuanya! Apa kabar?

Senang rasanya belakangan aku punya banyak waktu untuk lanjutin cerita ini T_T
Semoga masih pada baca cerita ini ya. 


Selamat menyelami kisah Jeno dan Haru!


---


"Selamat sore," ujar Haru sambil melangkah masuk ke dalam minimarket. Ia melihat ke arah loker, memastikan bahwa memang ada seseorang yang tengah berdiri di sana, membelakangi pintu masuk.

Jeno Lee. Perasaannya yang sedang sangat baik itu perlahan memudar. Terlebih, ia tidak mendapati Jaemin di manapun. 

Berusaha mengabaikan pria itu, Haru berjalan ke arah loker untuk menaruh perlengkapannya. Dengan ragu, ia melirik lirih ke arah Jeno. 

Obat...


Haruskah Haru bertanya?

Tidak. Ia lebih memilih membereskan tas dan mengambil rompi kerjanya. Lalu pergi tanpa peduli. 


"H-Haru Lee," panggil Jeno. 

Haru menoleh. Dengan canggung ia memberanikan diri untuk menatap wajah Jeno. Pria itu, memang sejak pertama kali mereka bertemu, selalu tampak santai. 

"Ayahku bilang, dia ingin bertemu," ujar Jeno sambil tersenyum tipis. "T-tapi kalau kamu tidak mau, tidak masalah. Nanti aku bilang Ayah."

Tatapan Haru menyayu. "Untuk apa?"

"Meminta maaf secara langsung."


Haru terdiam. Tak lama, sampai ia menghirup napas dalam-dalam. Ia merasa sangat bahagia dan tanpa beban tadi. Tapi pertemuannya dengan Jeno kini membuatnya sangat canggung dan serba salah.

"Tapi aku tidak akan mengubah keputusanku."

Jeno tersenyum. "Aku tahu. Ayah cuma mau minta maaf, bukan minta dibebaskan, Haru."


Haru mengangguk. "Aku ingin ke makam ayahku dulu."

Kamu juga sudah tidak pernah ke makam ayahku kan, Jeno Lee?


---


Waktu berjalan cepat, dan kedua insan itu sudah melangkah pulang. Menerjang malam dan anginnya yang cukup membuat gigil. Beruntung, keduanya sama-sama membawa mantel. 

"Aku lupa kalau kita harus pulang malam," ujar Haru dengan nada kecewa. Pandangannya menerawang ke sembarang arah. "Kalau polisi tahu aku masih berkeliaran jam segini, aku pasti akan dapat sanksi."

Jeno dan Jaemin melirik ke arah gadis itu. Tentu, Jaemin tidak tahu apa yang Haru maksud. Pria itu hanya dapat mengernyitkan dahi sambil memberi kode pada Jeno.

"Jeno Lee, besok saja. Malam ini aku mau istirahat," ucap Haru. Setelah kalimat itu selesai ia ucapkan, gadis itu segera berjalan menjauhi Jeno dan Jaemin yang masih berdiri di depan pintu minimarket. 


"Aku pulang ya, Jeno," kata Jaemin sambil merapikan tasnya.

"Loh, Haru Lee?"

"Aku harus pulang ke rumah orang tuaku. Maaf ya."

"Ah, ya, hati-hati."


Selamat Pagi, Jeno Lee [NCT Jeno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang