Chap 5^

169 31 0
                                    


semua berjalan seperti apa yang di rencanakan

kemarin, tepat setelah pulang dari sungai ia langsung bergegas menuju puskesmas desa, tempat biasa dokter sarah dinas

ia menceritakan apa yang Azriel katakan, terkhusus keinginannya yang hendak mencari tau tentang Lisa dan tubuhnya sendiri

dokter sarah setuju untuk mencoba membicarakannya pada pak umar dan bu rusmila, namun tetap dokter wanita itu tak bisa memaksa keputusan orang tua lisa

menjelang petang dokter sarah datang ke rumah lisa, Eliza sudah menunggunya berikut juga bapak dan ibu lisa yang sudah berada di ruang tamu

pembicaraan itu cukup membuat Eliza gelisah apalagi saat melihat kedua orang tua lisa memberat untuk melepaskannya

namun setelah di beri lengertian oleh dokter sarah setelahnya, pasangan paruh baya itu hanya bisa mengangguk terpaksa sembari tersenyum masam, bagaimana pun mereka tak bisa menahan Eliza karna meskipun itu tubuh Alisa namun jiwa mereka berbeda

yah.. ibu dan bapak lisa mulai percaya apalagi setelah hampir dua bulan tinggal bersama

dan disinilah Eliza berada, di sebuah stasiun di kota banyu wangi, bersama dengan dokter sarah yang tadi mengantarkannya, dan juga lelaki yang mengaku sebagai sahabat Eliza kepada dokter sarah, seperti kesepakatan tadi lelaki itu menunggu di gerbang stasiun kota banyu wangi

bercakap cakap sebentar dan tak luput dokter sarah yang meminta nomor talphone pada Azriel karna pasti sesekali akan menanyakan kabar Eliza pada lelaki itu

beberapa menit berlalu dokter sarah memilih undur karna tugasnya yang tak bisa di tinggal lebih lama

Eliza mengira mereka akan pergi dengan kereta, namun tidak saat Azriel memberi gerakan tangan seakan memintanya mengikuti menuju sebuah mobil sedan hitam yang terparkir di salah satu tempat kosong

"mau nyetir sampai jakarta?" pertanyaan Eliza itu di jawab gelengan singkat Azriel, lelaki itu terlihat tak banyak bicara hari ini

"terus?"

"kita ke bali, gue harus balikin mobil dulu, dari sana kita langsung terbang ke jakarta" Eliza tentu tau apa yang di maksud terbang oleh Azriel

ia diam saja, tak protes maupun menyela, toh memang sebenarnya ia ragu bisa atau tidak naik kereta, jujur ia tak pernah naik kereta sebelumnya

jarak antara banyu wangi dan bali memang tak terlalu jauh

dulu saat raganya masih berupa Eliza yang sesungguhnya, ia sempat berkeinginan untuk berlibur kebali

selain karna disana terkenal dengan pusat keindahan indonesia, Eliza juga sering mendengar teman sekelasnya bercerita tentang kuliner dan beberapa pantai yang sudah mendunia berada di sana

ia tak menyangka, jika keinginannya kini terwujud meskipun dalam raga yang berbeda

jika difikir.. sebenarnya mudah saja baginya dulu untuk pergi ke bali, hanya saja ia yang tak berani mengatakan keinginannya pada papa maupun kedua kakaknya

saat liburan sekolah dulu ia izin ke bogor saja harus mendapat tamparan dari sang papa, apalagi ke bali?

alasannya cukup simpel sebenarnya, papanya hanya ingin ia terus menerus belajar dan tak ingin jika ia mengambil kesempatan untuk menceritakan kekerasan yang ia dapat di rumahnya kepada siapapun

hari itu eliza bahkan menangis hampir seharian penuh

ia beberapa kali di cambuk, puluhan kali di tampar, ratusan kali di bentak dan di hina karna di anggap sebagai pembunuh mamanya namun apa yang pernah ia lakukan selama ini?

Lizy's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang