Chap 9^

166 30 0
                                        


elliza menghentikan langkahnya saat tangan kekar lelaki yang sedari tadi mengikutinya menariknya kuat

ia membuang pandangan, tak ingin jika lelaki itu menagkap maniknya yang berkaca tanpa ia pinta

kejadian tadi masih berputar, mengganggunya hingga merasa jika tengah berada dalam dosa besar

dari dulu ia tak pernah berbicara apalagi bersikap sekasar itu

elliza hanya tak percaya, jika beberapa detik lalu ia melakukan hal yang sama sekali tak pernah ia fikirkan untuk ia lakukan

"Hey.. kenapa?" suara bernada lembut diikuti sapuan pada pipi kirinya membuat elliza semakin menggigit bibir, ia tau azriel benci orang lemah, ia tak ingin lelaki itu melihat air matanya yang sudah siap hendak meluncur

menghela nafas lelah, azriel memilih menarik tangan elliza lembut, membawanya menuju lorong sepi sebelum akhirnya membawa tubuh gadis itu kedalam dekapan

Azriel mengerti elliza hanya tak biasa, seumur hidup gadis itu tak pernah bersikap seperti itu

azriel fikir mungkin karna pengaruh tubuh Alisa yang gadisnya itu pakai hingga membuat sebagian sikap Alisa turut melekat pada elliza

binirnya mengeluarkan desisan menenangkan saat tubuh mungil itu mencoba memberontak, beberapa detik setelahnya ia mulai merasakan jika dadanya basah dengan tubuh dalam dekapannya yang bergetar

"aku gak sengaja hiks.." azriel mengangguk mengerti, ia juga faham.. yang elliza lakukan tadi hanya bawaan dari tubuh alisa untuk membela diri

"aku gak sadar udah lakuin itu riel.. aku gak tau kenapa hiks.."

"shuut.. udah, lo gak salah.. yang lo lakuin tadi cuman refleks dari tubuh alisa buat belain dirinya"

selanjutnya azriel hanya bisa terdiam saat elliza juga tak berbicara, gadis itu masih mencoba untuk mengontrol tangisnya saat bayangan seseorang yang mampu azriel tangkap membuatnya menatap tajam tersangka yang mengintip di balik tembok

"si anjir.. kita pada nunggu di kantin ampe lumutan yang di tunggu malah ngebucin disini, sopan gak sih tuh" kemal memberanikan diri keluar dari persembunyian saat sadar jika azriel memang sudah mengetahui keberadaannya dan bambang yang masih diam di tempat

tubuh elliza menegang, secepat itu pula ia melepaskan diri dari dekapan azriel sembari memandang kemal tak nyaman

melihat itu kemal melotot tak percaya, ia berjalan mendekat memastikan jika apa yang ia lihat bukan karna matanya yang mendadak rabun

"lah.. lisa kenapa nangis, bos.. lo apain anak orang ampek nangis kayak gini, gak lo paksa buat layanin lo kan"

"jaga bacot lo depan cewek gue" kemal meneguk ludah susah, ia mendadak gugup saat sadar jika azriel kini ada dalam mode singa, artinya tak menerima guyonan dalam bentuk apapun

Bambang yang sedari tadi bersembunyi turut keluar, ia memandang heran pada tiga orang di depannya dengan wajah di buat berlebihan

"kok gue mencium bau bau air mata istri bos ya, wah gak bisa dibiarin nih..gue gak terima, ayo nya cakap, biar gue bantu tonjokin muka orang yang buat lo nangis gini" bambang berpendapat drngan muka hebohnya yang kemal balas dengan tak kalah heboh

"nah.. cakep bams, tersangka yang udah buat nyonya istri bos kita nangis ada di depan lo, ayo cepet--Wadoouu.." dengan begitu pede nya bambang malah memberikan satiu pukulan pada pelipis kemal

"si anjir.. lo kenapa malah nonjok gue pea'"

"lah.. kan yang di depan gue lo mal, gimana sih.." balas bambang tak terima

Lizy's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang