manik hitam itu menatap nyalang pada cermin yang menampilkan bayangan dirinya yang sudah rapi dengan rambut tergeraikalau saja ia masih berada dalam tubuhnya yang asli rasanya tak akan aneh menggunakan baju ini sekarang
kalian tau apa yang elliza kenakan? seragam khas Lexander High school, iya.. seragam dari sekolah lama nya
dulu maksud elliza dua bulan yang lalu ia memang sekolah di sana, dan membayangkan kini ia akan menempati sekolah yang sama rasanya elliza agak keberatan
elliza sekalipun tak pernah mempunyai kenangan membahagiakan di sekolah swasta elit itu
kakak keduanya memang sekolah disana, namun kevin.. lelaki itu bahkan tak pernah sekalipun memberi lirikan padanya
mereka layaknya orang asing yang tak akan pernah mempunyai hubungan kakak beradik
lalu Daniel--mantan pacar yang sampai sekarang tak pernah terucap kata putus dalam hubungan mereka itu juga sama
Daniel memang mengaku menyukainya sejak dia datang berkunjung ke rumah Eliza bersama dengan Kevin, mereka berdua bersahabat dan satu organisasi memang
namun sikap daniel yang cuek bahkan jauh lebih perhatian terhadap Clara--sahabat lelaki itu membuat eliza berfikir jika hubungan mereka hanya sebatas status, tak lebih
mengulang masa itu dengan tubuh yang berbeda tak membuat elliza melupakan kenangan buruk disana, masa saat ia di rundung karna mengaku mencari perhatian dengan sikap pendiamnya, juga saat ia di sindir dengan tuduhan tuduhan yang tak pernah ia lakukan
Elliza mengepalkan tangan, jika saja ia bisa, tentu ia akan dengan senang hati menolak permintaan Azriel sore itu
Flash back
ke 4 teman Azriel itu sudah pulang dari lima menit yang lalu
kini di atas sofa itu hanya ada Elliza yang tengah menunggu azriel yang katanya ingin mengganti baju lebih dulu
lelaki itu bilang ada yang ingin dibicarakan, seperti apa yang pagi tadi lelaki itu katakan
selang beberapa menit suara langkah kaki yang terdengar membuat elliza mendongak, ia menemukan azriel yang sudah berganti pakaian santai tak luput rambut lelaki itu yang terlihat basah berantakan
ah.. eliza yakin jika lelaki itu mandi sekalian tadi
tangannya menggeser coklat hangat yang ia buat sembari menunggu Azriel, berikut ia juga menyeruput coklat hangatnya sendiri yang sudah tersisa setengah
sodoran dokumen dari arah sampingnya membuat elliza mendongak, ia menemukan azriel yang juga tengah menatap kearahnya sembari mengulurkan tangan
"apa?"
"baca" harusnya elliza tau bertanya pada lelaki itu tak akan mendapat jawaban memuaskan selain ucapan singkat
menekan bibirnya agar tak menyuarakan umpatan eliza menuruti apa yang lelaki itu katakan
maniknya menatap deret demi deret huruf yang tersusun hingga membuat maniknya membeliak saat baru sadar apa yang sedari tadi di bacanya
surat pendaftaran sekolah, dan sialnya lagi, itu nama yang sama dengan nama sekolahnya dulu
"aku nolak" jawabnya tegas, elliza bahkan dengan tegas menaruh dokumen pendaftaran itu di pangkuan Azriel
lelaki itu tak merespon, ia bahkan masih dengan tenangnya menyeruput coklat hangat dengan mata terpejam
"riel.. denger gak sih, aku nolak, aku tau kamu sengaja kan daftarin aku sekolah di sekolah lama aku, apa coba maksudnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lizy's Diary
Fantasía# HARGAI KARYA AUTHOR DENGAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA # Lizy's Dairy terkadang apa yang kita yakini tak ada adalah sesuatu yang bisa terjadi di dunia ini kehendak tuhan memang lebih berkemungkinan terjadi dari pada apa yang manusia fikirkan seperti re...