"Lo kenapa lah mal? muka lo gue liat gelisah amat kayak orang nahan kentut" itu suara bambang, teman seperdebatan kemal itu heran, pasalnya sedari tadi setelah kemal menerima talphone yang entah dari siapa lelaki yang biasa cengar cengir itu hanya diam sajakemal menatap bambang malas, tak tau apa buto satu itu kalau kemal sedang bimbang
ia bimbang ingin memberitau kondisi bu bosnya pada azriel atau tidak, mana azriel betah banget di ruang bokapnya lagi fikirnya sembari mendesah resah
tangannya mengusap kasar wajahnya sok frustasi, bagaimana tidak frustasi? salah pilih keputusan saja kemal yakin lehernya yang harus siap berada dalam penggalan azriel
"napa tuh bocah?" suara bambang kembali terdengar, harusnya lelaki satu itu berbisik karna bibirnya yang berada di samping telinga genta
namun karna kelewat barbar, yang terjadi malah lelaki itu berbicara dengan nada keras membuat genta tak segan untuk menabok bibir bambang yang katanya seksi itu
"suara lo menciling banget bams, pecah nih gendang telinga deket lo"
bambang mendecih, genta dalam mode tak ingin di ganggu jika sudah menyangkut para gebetannya, itu yang membuat bambang susah jika kemal juga tetiba kalem seperti sekarang
bibirnya gatal karna tak ada topik gibahan
"mal lo kalau ada apa apa mending cerita sama gue, lo tiba tiba diem gini malah bikin gue takut"
"bams, kemal udah tobat, giliran lo yang harusnya di ruqyah karna kunti cerewet yang ngerasukin lo masih betah di dalem" oke, akhirnya genta memilih meninggalkannya ponselnya di dalam saku dan mulai meladeninya
"gak gitu nta, kemal gini malah kayak orang kesurupan setan bisu, kan kasian nta, ayok kita lapor si bos aja, gue yakin dia sepemikiran sama gue"
"lapor apa?"
kedatangan azriel membuat bambang berseru heboh, lelaki itu dengan sok akrabnya menggiring Azriel untuk duduk padahal posisi lelaki itu sudah berada tepat di samping tempat duduknya
"gini loh bos, liat si unta dia abis nerima talphone entah dari siapa tetiba diem kayak orang overdosis gitu, kan sebagai sahabat yang baik gue jadi khawatir gitu"
"mulut lo lancar banget kalau suruh julitin orang" aksa yang merasa respon Bambang terlalu alay akhirnya angkat bicara
"Ck, gak gitu sa, coba deh lo inget inget, terahir kali lo liat si unta diem dieman gini kapan? gak pernah kan--"
"pernah" jawab Genta cepat
"kapan nta?"
"waktu di tagih uang kas langsung sama pak loreng gegara nunggak dua bulan, pas si bos lagi di panggil bokapnya setahun lalu, abis di ceramahin sejam lebih sama pak loreng langsung diem kayak orang sawan"
"nah.. iya nta gue inget--"
"Az.." suara kemal yang terdengar penuh keseriusan membuat ketiganya menoleh penasaan, kecuali bambang yang kembali menggerutu karna lagi lagi omongannya terpotong
memang.. tak ada yang menghargainya disana, dumelnya dalam hati namun tak urung ia juga memusatkan perhatiannya pada kemal yang mulai berbicara
"lo kunciin si lisa sendiri di apart?" Azriel memicingkan mata, sedang yang lainnya kompak mengerutkan kening bingung
"hm.. kenapa?"
Kemal menggeleng sembari berdecak pelan
"lo terlalu posesiv sama dia az, dia bukan burung yang bisa lo kurung kurung gitu, lo tau.. tadi dia nalphone gue sambil nangis, dia sakit perut karna lagi dateng bulan tapi gak bisa kemana mana buat beli obat, coba lo fikir, kalau dia tetep gak keluar terus pingsan di dalem gak ada yang nolongin gimana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Lizy's Diary
Fantasy# HARGAI KARYA AUTHOR DENGAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA # Lizy's Dairy terkadang apa yang kita yakini tak ada adalah sesuatu yang bisa terjadi di dunia ini kehendak tuhan memang lebih berkemungkinan terjadi dari pada apa yang manusia fikirkan seperti re...