"siapa kamu?" lelaki tadi tersenyum miring, masih memainkan rantingnya dengan menancapkannya pada dedaunan keringia berjalan mendekat kearah Eliza dan membuat gadis itu mundur secara perlahan
"jangan deket deket kalau gak mau aku teriak" lelaki itu terkekeh hal yang membuat Eliza sempat bergidik entah karna kagum melihat ciptaan tuhan yang sangat indah itu atau karna takut dengan lelaki depannya
namun tak urung lelaki tadi mengangkat tangan tanda tak akan melangkah lagi dan membawa langkahnya menuju pohon asam yang tadi Eliza tempati
"panggil gue Azriel, jadi Eliza.. menikmati peran lo sebagai Alisa?" Eliza terpekur di tempat, tatapannya bahkan menatap kosong pada lelaki yang mengaku bernama Azriel tadi
bahkan ia tak sadar saat langkahnya mendekat hingga membawanya berhadapan dengan sosok yang masih mempertahankan senyum smirknya
"apa maksud lo?" Azriel tersenyum sinis, maniknya bahkan dengan lancang menatap Eliza dari atas hingga ujung kaki membuat Eliza tanpa dipinta mengeratkan pelukan tangannya pada lengannya
"mungkin.. lo bisa bohongin semua orang tapi nggak dengan gue, lizy" lagi lagi Eliza di buat tersentak dengan ucapan lelaki di depannya
bagaimana bisa lelaki itu tau sedangkan mereka tak pernah saling mengenal, dan hey.. ingat di tubuh siapa ia berada sekarang
mustahil seseorang akan tau jika sebenarnya ia bukan sang pemilik tubuh
kecuali..
"apa makaud kamu" Eliza bertanya dengan raut datar, ia tak ingin jika lelaki itu merasa ia terpengaruh dengan pertanyaannya
sayangnya tawa sinis lelaki itu membuat nyali Eliza menciut, apalagi mengingat jika saat ini ia hanya berdua dengan lelaki didepannya
"lo gak ngerti maksud gue atau pura pura gak ngerti?" Eliza terdiam, ia tak berniat membalas ucapan Azriel kecuali mencoba menatapnya sengit
"inget lizy, apa yang lo punya sekarang itu bukan hak lo, disini lo mungkin nikmatin peran lo sebagai Alisa, tapi lo gak taukan gimana kabar Alisa sekarang? Egois rasanya kalau lo cuman mikir hidup lo sendiri"
"apa.mau.lo?" Eliza bertanya dengan penuh penekanan, jika kalian mengira eliza marah karna ucapan lelaki tadi, jawabannya tidak, Eliza hanya kesal karna jujur ia merasa tersindir dengan ucapan itu
"bukan mau gue tapi lo, gue tau apa yang terjadi dengan lo dan Alisa, jiwa kalian ketuker, gue disini karna gue ngerasa bertanggung jawab, malem itu waktu lo bunuh diri gue ada di sana"
Eliza mendongak cepat, ia bahkan mengerutkan keningnya tak suka, berbeda dengan Azriel yang malah menunjukkan smirknya
"terus kenapa lo gak nyegah gue" Azriel terkekeh geli mendengar pertanyaan Eliza, eliza tau Azriel terlalu tampan jika dalam pose seperti sekarang nanun entah kenapa Eliza merasa di tertawakan sekarang
"waktu itu lo bukan siapa siapa gue inget!"
"TERUS KENAPA LO SEKARANG IKUT CAMPUR" teriak Eliza kesal, jujur ia merasa di permainkan
Azriel tersenyum tipis, membawa maniknya menatap kedepan sembari bersandar pada batang pohon asam dengan sebelah kakinya yang tertekuk
"gue ngerasa udah terlalu banyak ikut campur urusan orang lain, dari kecil gue indigo, selain itu gue juga bisa ngerasain aura orang orang yang pernah gue lihat, termasuk lo..
hari itu gue mau cuek dan gak mau ikut campur lagi waktu liat lo bunuh diri, tapi setelah itu gue selalu di hantuin rasa bersalah dan itu yang buat gue nyari lo sampai sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lizy's Diary
Fantasia# HARGAI KARYA AUTHOR DENGAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA # Lizy's Dairy terkadang apa yang kita yakini tak ada adalah sesuatu yang bisa terjadi di dunia ini kehendak tuhan memang lebih berkemungkinan terjadi dari pada apa yang manusia fikirkan seperti re...