[ End dan part masih lengkap ]
Ini mengisahkan tentang seorang gadis cantik yang pemberani bernama Callista Jacqueline. Gadis yang terpaksa harus berhenti sekolah demi mencari nafkah untuk kedua adiknya. Entah karena alasan apa, kedua orangtua Calli...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Callista perlahan membuka matanya, sedikit menyempurnakan pandangannya yang sedikit memburam. Setelah itu, Callista mengedarkan pandangannya ke seluruh arah, ia ingin buru-buru sekali melihat surga.
"Malaikat, apa saya masuk surga?" Callista berteriak, berharap ada orang yang segera menghampirinya.
Eh tapi tunggu, mengapa pada saat dia bersuara, tenggorokannya terasa sangat sakit? Pelan-pelan Callista menyentuh lehernya. "Awsh," pekiknya karena saat dia menyentuh leher itu terasa perih
Gadis itu beralih meraba area perut, dan disana tidak ada perban atau apapun itu. Seharusnya kan yang terluka parah dibagian perut? Tapi mengapa perutnya terasa biasa saja?
"Asli! Pasti gue masuk surga." Callista heboh sendiri kala mengetahui perutnya baik-baik saja. Tuhan telah menyembuhkan luka Callista!
Tapi sebentar, .... Disini Callista mencium aroma obat-obatan. Dimana ini sebenarnya? Ini seperti rumah sakit, eh tapi mana mungkin! Sudah dipastikan Callista meninggal akibat tusukan itu, kan? Tapi ..... Ah, sudahlah, Callista harus percaya, bahwa tempat ini bukanlah dirumah sakit.
"Aduh, ini gaada bidadari nyuapin gue gitu? Kan gue masuk surga," kata Callista lirih. Tenggorokannya benar-benar sakit sekarang, tapi jika tak diisi makanan, akan bertambah juga sakitnya.
Callista terdiam setelah mengucapkan satu kalimat itu. Callista baru menyadari, suaranya .... Berbeda? Lagi-lagi, gadis itu dibuat bingung hari ini.
Cklekk
Pintu ruangan terbuka, menampilkan seorang Dokter tampan yang tersenyum manis pada Callista. Walaupun masih bingung dengan ini semua, Callista tetap membalas senyuman itu, tapi dengan senyuman sangat tipis.
"Sudah sadar?" Dokter itu bertanya.
"Iya lah, ini mata saya melek." Callista menunjukkan matanya yang sudah terbuka sempurna ke arah Dokter itu. "Eh, emang saya dimana sih? Di surga kah?" tanya Callista.
Dokter itu terkekeh mendengar ucapan gadis itu. Menarik kursi tunggu, lalu dia meletakkan tepat disamping brankar Callista.
"Surga? Kamu mau masuk surga? Bagaimana bisa kamu mau masuk surga, jika kamu mau mengakhiri hidup kamu dengan cara yang benar-benar dilarang dalam agama."
"Hah?" Callista beberapa kali mengerjabkan matanya karena kaget mendengar penuturan Dokter di hadapannya ini.
Callista seperti orang bodoh sekarang. Callista mengingat kembali kejadian pada saat dia dibunuh, tapi kenapa Dokter ini malah mengatakan? Ah, sudahlah.
"Yaelah Dok, gausah bercanda napa. Saya ini belum mati kah?"
"Iya Non Kira, Non tidak mati kok. Malah Non masih sehat dan ada dirumah sakit,"
"What? J-jadi saya beneran di rumah sakit? Belum mati gitu?"
Dokter itu mengangguk.
"Alhamdulillah Non Kira sudah baik-baik saja, kok, belum meninggal."