[ End dan part masih lengkap ]
Ini mengisahkan tentang seorang gadis cantik yang pemberani bernama Callista Jacqueline. Gadis yang terpaksa harus berhenti sekolah demi mencari nafkah untuk kedua adiknya. Entah karena alasan apa, kedua orangtua Calli...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini, Kira menenangkan diri di sebuah kafe. Dia terlalu malas di rumah karena sampai saat ini juga, tamu tak sopan itu juga belum pulang-pulang. Kira tidak tau mengapa Bianca bisa betah bertamu disana, eh, atau mungkin dia tidak punya rumah, sampai-sampai tak ingin berniat pulang ke rumahnya dan masih bertamu di rumah orang? Ah, Kira pusing!
Kira duduk disalah satu tempat yang lumayan sepi akan pengunjung di sekitarnya, lalu dia menutup telinganya menggunakan earphone. Tangannya sibuk berkutat dengan laptop di hadapannya, dia sedang menulis. Ya, hanya sekedar menghilangkan rasa bosan saja, sih.
Sudah dua jam lamanya, Kira duduk sendirian dengan tangan yang tetap berkutat dengan laptopnya. Tapi karena bosan juga, akhirnya Kira menutup laptopnya kemudian melepaskan earphone-nya juga.
Namun, dia terfokus saat melihat laki-laki seumurannya yang duduk tak jauh dari tempat berada. Yang membuat Kira tertarik untuk menatap pria itu, dia seperti sedang sedih. Ah, tapi Kira tidak tau dia apa benar-benar sedih atau bagaimana. Tapi Kira kepo.
Ya, karena penasaran, Kira meninggalkan laptop dan yang lainnya kemudian kakinya melangkah maju untuk berjalan menuju ke tempat pria yang kelihatan sedih itu.
"Boleh, gabung?" tanya Kira ramah.
"Eh, boleh-boleh."
"Maaf, kalau gue agak lancang. Tapi gue perhatikan, kamu kayaknya lagi ada masalah ya?"
"Enggak kok, gue baik-baik saja,” jawab pria itu berbohong.
"Masa iya? Kalau emang lagi ada masalah, boleh banget berbagi ke gue, dan kalau misal lo butuh bantuan, gue juga bisa bantu. Asal gue bisa, sih."
"Dilihat-lihat lo emang kayak lagi punya masalah gitu. Soalnya kelihatan banget lo kebingungan gitu," lanjut Kira lagi.
Pria itu mengangguk paham.
"Kenalin dulu, gue Egar." Pria itu mengulurkan tangannya.
"Salam kenal, gue Kira." Kira membalas uluran tangan Egar.
"Jadi beneran lo ga lagi ada masalah, Gar? Lo bisa cerita sama gue, kok, siapa tau gue bisa bantu," ucap Kira lagi.
Pemaksaan ya, bund, tapi ... Gapapa. Mwhehe.
Egar meraup wajahnya kasar. "G-gue sebenernya enggak mau cerita sama orang lain, tapi gue juga gabisa kalau harus nanggung masalah ini sendirian. Gue juga sebenernya butuh temen buat jadi tempat cerita."
"Kira-kira, lo tau tempat yang ada lowongan pekerjaan enggak? Gue butuh banget pekerja soalnya." Tanya Egar.
Kira terdiam sebentar. Untuk masalah tempat yang mencari lowongan pekerjaan sih, jelas dia tidak tau.
"G-gue gatau deh tempat yang cari lowongan pekerjaan. Emang lo butuh pekerjaan banget, ya?"