KBC - 09 - Mengaku

17.6K 2K 12
                                    

Sesuai dengan janjinya, Kira buru-buru menjalankan mobilnya menuju sekolah Fais

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai dengan janjinya, Kira buru-buru menjalankan mobilnya menuju sekolah Fais. Melirik jam sekilas dimana Kira semakin panik mengetahui jarum jam menunjukkan ke angka empat. Pasti saat ini Fais menunggunya! Sudah pasti dua jam Fais menunggunya di sekolahnya. Argh, kenapa Kira harus berjanji saat sepulang sekolah, sih?

Sesampainya di area sekolah Fais, Kira menemukan dua orang yang sangat familiar sekali. Satu Fais, dan satunya ..... Adi, adik kandungnya. Kira menghela napas sejenak sebelum ke sana, ia harus berpura-pura seolah-olah dia tak kenal dengan Adi. Ya, dia harus melakukan itu.

"Hai, adik-adik Kakak," sapa Kira pada keduanya yang sedang mengobrol asik sepertinya.

Fais dan Adi menoleh serempak. Senyum Fais melebar kala melihat Kakaknya sudah ada disana. Sedangkan Adi hanya tersenyum canggung saat Kira datang.

"Hai, juga Kakak!" balas Fais. "Oh iya, ini Adi yang Fais maksud Kak," tunjuk Fais pada Adi yang sedang tersenyum canggung itu.

Kira tau, jika Adi canggung seperti itu, karena dia baru pertama kali bertemu dengan Kira. Dulu, Callista selalu saja memperingati, agar Adi harus lebih hati-hati jika berkenalan dengan orang baru. Mungkin Adi masih ingat pesannya dulu, saat jiwanya ada di tubuh Callista.

"Hai, Adi. Kamu manis sekali. Perkenalkan, nama kakak Kira, kakak Fais," ucap Kira sembari mengulurkan tangan.

Walaupun masih canggung, Adi membalas uluran tangan Kira.

"Hai juga kak, nama aku Adi."

Suara Adi sedikit serak, apa mungkin anak laki-laki itu habis menangis?

Dirasa keadaan cukup tenang, Kira langsung memeluk tubuh anak laki-laki itu. Ia sangat rindu dengan pelukan ini, pelukan hangat antara adik dan Kakak.

Adi pun senang dengan pelukan Kira, kakak temannya itu. Rasanya.... Ia seperti dipeluk oleh Callista, almarhumah Kakaknya.

"Adi, sayang. Kamu gausah sedih lagi, karena kamu bisa anggap kak Kira kakak kamu juga," ucap Kira seraya merapikan rambut adiknya agar terlihat rapih.

"Nah, betul! Kak Kira kakak yang baik .... banget! Kamu gausah ragu buat ngakuin, kalau kakak aku ini, kakak kamu juga," sahut Fais senang.

Bukannya terlihat senang, Adi terlihat lebih murung mendengarnya. Mungkin sosok Callista tidak bisa digantikan oleh siapapun, makanya respon anak laki-laki itu seperti sekarang. Kira diam-diam tersenyum bangga, ternyata Adi begitu menyayanginya.

"Gausah sedih lagi, ya! Kamu sesayang itu sama kakak kamu?" tanya Kira pelan-pelan agar Adi terbiasa dekat dengannya.

Adi mengangguk semangat. "Pakek banget, kak! Aku gak pernah mikir, kalau aku  bakalan ditinggalin sama dia,” balas Adi lesuh. “Untuk selama-lamanya, lagi."

Kehidupan Baru Callista Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang