ꗃ. one

17.2K 1.3K 191
                                    

Petang ini dilanda hujan yang cukup deras, pemuda dengan marga Shim itu terpaksa harus meneduh sementara pada salah satu toko yang ada didekat sana.

"Haduh, mau hujan kok gak bilang-bilang, sih. Basah kuyup gue jadinya," Pemuda itu─ sebut saja Jake, dia terus mendumal sembari menepuk-nepuk baju nya yang basah akibat terkena hujan.

"Ini juga, gak ada yang mau nebengin gue apa?!"

Dia terus-menerus berbicara sendiri dengan nada seperti ibu-ibu yang sedang mengomel, membuat penjaga toko menatap nya heran.




"Eh, hush hush. Sana pergi! Hush!"

Jake mengalihkan pandangan nya pada toko yang ada disebelah tempat Ia meneduh. Disana terlihat sang penjaga toko yang tengah mengusir kucing berwarna hitam-putih dengan cara menendang.

Sementara penjaga toko itu terus-menerus mendorong kucing itu untuk pergi, Jake jadi merasa tidak tega melihatnya. Apalagi kucing itu kekeuh tidak mau pergi, membuatnya ditendang hingga menjauh.

Alhasil, Jake memanggil kucing itu dengan petikan jari dan suara mulut yang berbunyi 'ckckck'.

"Pus pus, miaw! Sini-sini, come to papa."

Kucing itu datang, dan berhenti tepat disamping kaki Jake. Lantas, Jake pun mengangkat kucing tersebut, kemudian Ia taruh diatas pahanya.

"Kasian banget nasib kamu, cing. Pasti laper, ya?" Jake membuka lalu merogoh isi tas nya, untuk mencari sesuatu.

"Nah! Kebetulan tadi gue habis gacul dua sosis punya Sunoo, nih dimakan."

Jake membuka bungkusan sosis yang kita ketahui adalah label terkuat. Kalo kalian mengira Jake akan kesusahan membukanya, jawaban Tidak. Tidak sama sekali.

Itu karna dia membuka nya dari samping, bukan dari atas.

"Nih cing, ayo dimakan." Jake berjongkok disamping kucing itu, lalu memegangi sosis nya agar mudah dimakan.

"Huhu, lahap banget kamu makannya. Udah gak makan berapa hari?" Tanya Jake, padahal dia sudah tau jika pertanyaan nya tidak akan dijawab.

"Miaw!"

"Eh? Lucu nyaaa, gue nanya langsung dijawab." Jake mengelus badan dan kepala kucing itu dengan lembut, sangat merasa gemas dengan mamalia didepan nya ini.











DARR!

"AAAAAAA!"

Jake reflek menundukkan kepala dan menutup kupingnya rapat-rapat. Terkejut akibat suara sambaran petir yang sangat menggelegar.

"Prrt, Miaw Miaw!"

Jake menatap kucing tadi yang sekarang tengah berdiri menumpu kedua tangan atasnya pada lutut Jake. Lalu dia mendusel pada lututnya, terlihat seakan sedang menenangkan Jake.

"Apa mbul? Iya-iyaa, ini udah gak takut lagi kok." Jake mengangkat tubuh kucing itu, lalu menggesekan hidungnya dengan hidung kucing tersebut. Jake gemes overload.

"Mbul tunggu sini aja ya, temenin Jake sampe hujan nya reda."

"Miaw!"

Merasa seperti menjawab pertanyaan nya, Jake kembali menggesekkan hidung keduanya. Menyalurkan rasa gemasnya kepada Anabul yang sedang ada digendongan nya ini.

"Gemes banget ihh, jadi pengen jual." Celetuk Jake, dan tanpa Ia duga, kucing itu malah memundurkan wajahnya.

"Eh? Aku bercanda doang kok! Gak mungkin kamu aku jual, mending aku goreng. Iya gak? Bercanda," Jake tertawa kecil sendiri mendengar geraman ringan dari kucing itu.

"Utututu, gemes nyaa. Ntah ini udah keberapa kali aku bilang kamu gemes? Lama-lama aku diabetes nih,"

"Kam─"






Tin!

"Woy Jeki, hujan nya udah reda. Lo gak mau balik?"

Ucapan Jake terpotong, karna Jay yang tiba-tiba berhenti didepan toko dengan motor sport kesayangan nya.

"Ngapa lo? Mau nebengin gue? Ayo!"

Jake sudah kegirangan, namun Jay malah menyela nya.

"Kata siapa gue mau nebengin lo? Sorry aja ya, gue mau nganterin dek Jungwon balik."

Jake mendengus sekaligus menahan dirinya agar tidak menendang pemuda yang sedang duduk dimotornya itu. "Bonceng tiga!"

Jay membulatkan matanya, "Gak, makasih. Gue gak mau ban motor gue kempes, soalnya lo berat."

"Sialan! Gue seringan kapas gini dan selembut sut─ gak jadi. Intinya, gue berat darimana?!" Sungut Jake.

"Berat dosa, gitu aja gak sadar. Dah, gue mau nganterin Jungwon balik. Selamat menempuh perjalanan pulang! Semoga kagak kepleset."

Tanpa dosa, Jay langsung meng-gas motornya untuk pergi dari sana. Menyisakan Jake yang sedari tadi sedang menahan kesal.

"Uhm, dek. Kamu naber?" Celetuk penjaga toko yang kebetulan lewat disamping nya.

"Ini lagi, gue lagi kesel tau! Stop nanya-nanya!" Nahloh, abang nya kena semprot Jake.

"Galak banget," Abang penjaga toko itupun berjalan memasuki toko miliknya.

"Huh! Cing, aku mau pulang dulu, ya. Besok kita janjian ketemu disini lagi, oke?!" Jake memegang salah satu tangan kucing itu, lalu menaik-turunkan nya seperti sedang berjabat.

"Woy bang, kalo besok ini kucing ada disini, jangan diusir! Awas aja,"

Jake memasang muka garang nya kepada penjaga toko, yang membuatnya hanya bisa mengangguk patuh.

"Nah, bye-bye mbul! Besok ketemu lagi disini ya!"

"Miaw!"

Jake melambaikan tangan nya ke arah kucing yang sedang memiringkan kepala nya itu, lalu menghilang dibalik pintu bus. Iya, Jake memutuskan untuk pulang menggunakan bus.

Sementara kucing itu, Ia hanya terdiam disana sembari menggoyangkan ekor nya ke kanan dan ke kiri, sepertinya dia menyukai Jake.

'huft, gak sabar besok.'


























































dorr! aku banyak hutang update padahal, tapi greget pengen publish book abal-abal ini. huhu T__T

next or unpub?

ꗃ. bitjay,
September, 2021.

(✓) vestigial, sungjake. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang