ꗃ. twenty four

3.6K 647 50
                                    

"Park Sunghoon?"

Jake bertanya dengan sedikit bingung, pasalnya, ia sama sekali tidak tahu menahu apapun tentang Marga Sunghoon.

"Iya, Park Sunghoon."

"Sunghoon... Yang itu?" Tanya Jake. Jarinya menunjuk Sunghoon yang tengah terduduk di pinggir ranjang.

Sosok asing yang mengaku bernama Heeseung itu mengangguk, lalu berjalan perlahan menghampiri Sunghoon. Pemuda setengah kucing itu lantas sedikit memundurkan duduknya, berusaha menghindari Heeseung yang menuju ke arahnya.

"Ternyata kamu masih inget nama kamu ya, padahal ingatannya sudah di lumpuhkan total." Celetuk Heeseung. Dia berhenti tepat di hadapan Sunghoon.

Kemudian ia sedikit membungkuk, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Sunghoon. Berjarak. "Kamu masih ingat saya, atau nggak?" Tanyanya.

Sunghoon tak menjawab, dia menatap sengit ke arah Heeseung. Berancang-ancang ingin melesat menuju Jake, namun sedetik kemudian urung karena Heeseung yang lebih dulu mencengkram pundaknya.

"Akkh!"

Dirinya meringis hebat karena cengkraman itu, netranya terus-terusan menatap Jake yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua dari pintu balkon.

"Saya rasa, hukuman mu sudah selesai."

"Jadi, siap untuk kembali?" Tanyanya seraya tersenyum.

Sunghoon menggeleng ribut, salah satu kaki panjangnya menendang perut Heeseung secara asal hingga membuatnya mundur dan cengkramannya terlepas.

Sunghoon langsung berlari melesat menuju Jake, berdiri di belakang pemuda yang lebih mungil darinya itu.

Sementara Heeseung, dia tertawa remeh kepada Sunghoon. "Hahaha! Kenapa? Kamu mau selamanya bareng Tuan mu ini? Iya?" Tanyanya mengejek.

Lah anjrit, Jake kagak tau apa-apa!

Ngapa jadi keseret!

"Jake... Tolong,"

Jake ngebug, "Hah? Tolong apa?" Tanyanya.











Wuush~

BRUKK!


"AAKKHH!!"

Pekikan serta geraman Sunghoon terdengar memenuhi kamar Jake. Tubuh pemuda setengah kucing itu tiba-tiba terpental hingga punggungnya menabrak tembok dengan keras, kedua tangannya terlihat seperti mencengkram lehernya sendiri. Lebih terlihat seperti mencengkram angin kosong.

"Waktunya kembali, jangan membangkang."

Jake reflek menengok ke arah Heeseung, pria itu tengah mengarahkan tangannya yang membentuk seperti sedang mencengkram sesuatu ke arah Sunghoon. Seiring cengkraman itu terlihat menguat, raut wajah Sunghoon ikut terlihat menjadi tambah kesakitan.

Pikiran Jake kosong, apa yang sedang terjadi di hadapannya ini?!

Tanpa berpikir panjang dan hanya mengandalkan refleknya, dia berlari menuju Heeseung dan mendorong pria itu. Cengkraman tangannya yang mengarah pada Sunghoon barusan kini oleng ntah kemana, membuat pemuda yang tadinya merasa tercekik langsung jatuh bersimpuh begitu saja.

Pemuda setengah kucing itu terbatuk-batuk, memegang lehernya yang meninggalkan bekas kemerahan serta lebam. Jake yang melihatnya lantas menghampiri, berjongkok di hadapan Sunghoon sambil menatap pemuda itu khawatir.

"Astaga!" Pekiknya.

Jake menangkup kedua sudut pipi Sunghoon menggunakan kedua tangannya, memperhatikan setiap lekuk wajah serta leher Sunghoon yang membuatnya ngilu seketika.

Saat hendak berbicara sesuatu, mendadak tubuh Jake melayang dan terpental hingga menghantam tembok yang berlawanan arah dengan Sunghoon.






BRUK!


"JAKEE!!"

Sunghoon reflek memekik hebat saat melihat Jake, tatapannya kini beralih pada Heeseung yang tengah membersihkan blazer nya dari debu sambil ikut menatap Jake.

"Jangan seret dia!" Peringatnya menyentak.

Heeseung menengok, lalu tersenyum miring. "Dia itu Tuan kamu, salah satu bagian terpenting yang masuk di dalam hukuman. Yaitu sebagai syarat penting yang bisa menyelesaikan hukuman kamu waktu itu,"

"Terus?! Kenapa kamu lakuin itu ke dia?!" Tanyanya.

Heeseung mengendikkan bahunya, "Saya nggak suka pembangkang. Dengan caranya barusan, dia sama saja menunjukkan sifat itu." Jawabnya.

Sunghoon menetralkan nafasnya, lalu menelan salivanya dengan susah payah. Netranya menatap Jake yang tengah meringis sambil tertunduk, punggung pemuda itu terasa mati rasa.

Setelah bimbang beberapa detik, Sunghoon akhirnya memutuskan sesuatu dengan sangat ragu. "A─ayo, bawa saya kembali." Finalnya.

Heeseung menaikkan satu alisnya, sedetik kemudian air wajahnya berubah senang dan ceria. "Baiklah," Ucapnya.

Tanpa aba-aba, Heeseung langsung mengarahkan tangannya yang membentuk cengkraman kepada Sunghoon. Membuat pemuda itu kembali merasakan cekikan kuat pada lehernya, rasanya, cekikan kali ini terasa lebih kuat dan kencang.

Kepalanya mendongak, namun netranya masih setiap menatap Jake. Tangannya menepuk-nepuk tembok di belakangnya, menyalurkan rasa sakit yang ia rasakan.

Proses ini, bukanlah layaknya cekikan untuk membunuh orang pada umumnya. Melainkan, harus butuh waktu sedikit lama hingga membuat tubuh Sunghoon perlahan lenyap dari penglihatan. Menghilang bersamaan dengan jiwanya yang juga lenyap dan pergi.

Akibat tepukan Sunghoon pada tembok, suara yang dihasilkan dapat membuat Jake beralih menatap ke asal suara. Kedua mata bulatnya membulat sempurna saat melihat tubuh Sunghoon yang sekarang sudah melayang di udara, dengan punggung yang masih menempel di tembok dan cekikan yang masih setia mengiringi.


"SUNGHOON, NOO!"

Jake berteriak sangat kencang, hendak berdiri dan berlari menuju pemuda itu. Namun, rasanya seperti ada sesuatu yang menahan pinggangnya. Membuatnya tak bisa kemana-mana.

Saat menengok, ternyata Heeseung lah penyebabnya. Tangan satunya yang tadinya terbebas kini memgarah pada Jake, membuat postur seperti mencengkram juga.

Apa-apaan ini, Jake benar-benar tak bisa beranjak kemana-mana!

"Diam disana. Jangan ikut campur." Celetuk Heeseung.

Jake menangis dengan histeris secara tiba-tiba, apalagi disaat netranya melihat wajah kesakitan Sunghoon sekarang. Sudah cukup sebelumnya dia lalai dan tidak bisa menjaga Sunghoon dengan baik, tapi dia berharap hal seperti itu tak akan terulang lagi. Raut kesakitan Sunghoon sudah bak trauma baginya.

Suara tangisan itu terus-menerus keluar dari bilah bibir Jake, diikuti dengan bulir-bulir air mata yang berlomba untuk keluar dan menetes darisana. Sumpah demi apapun, sekarang dirinya sangat mirip dengan seseorang yang dihadapkan dengan sebuah trauma besar.













BRAKK!!



Ntah keajaiban datang darimana, tiba-tiba tubuh Sunghoon terjatuh ke bawah tanpa persiapan. Begitu pula dengan cengkraman pada pinggang Jake, menghilang begitu saja.

Lantas ia segera berlari menghampiri Sunghoon, kembali berjongkok di hadapan pemuda yang kelihatan sangat kehabisan pasokan nafas tersebut.

Heeseung mengepalkan kedua tangannya, Rahangnya mengeras. Sorot matanya menatap Sunghoon dengan pandangan tak percaya.

"Kamu.. Menyimpan perasaan terhadap Tuan mu?!"









































──────

membangongkan, berbagai penjelasan ada di chapter depan.

ꗃ. kinderjay,
January, 2022.

(✓) vestigial, sungjake. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang