ꗃ. twelve

5K 808 41
                                    

"Jake? Hey,"

Sunghoon mengibaskan tangannya didepan wajah Jake, membuat sang empu langsung tersadar dari lamunannya.

"Hah? Apa? Kenapa?" Tanyanya saat baru tersadar.

"Kamu ngelamun," Jawab Sunghoon.

"O─oh, yaudah. Berangkat sekarang, yuk!"

Jake berjalan lebih dulu, namun tiba-tiba, dia menghentikan langkahnya saat sampai dihadapan pintu kamar. Hal itu membuat Sunghoon ikut berhenti, keningnya berkerut.

"Kenapa?" Tanyanya.

Yang ditanya menghela nafas, "Kalo perginya ditunda besok aja, mau gak?" Jake bertanya balik.

Sunghoon menggeleng ribut, "Maunya sekarang."

"Yaudah, ayo." Jake membuka pintu kamarnya secara perlahan, lalu menyembulkan kepalanya untuk melihat keadaan diluar kamar.

Sunyi.

Hanya hal itu yang dirasakan sekarang, jadi Jake melangkahkan kakinya keluar kamar. Kemudian mengisyaratkan Sunghoon agar berjalan disebelahnya.











"Yes, gak ada orang." Gumamnya dengan senang.

"Ay─ AAAAAA!"

Jake reflek berteriak saat ingin membuka pintu teras, dia berpapasan dengan sang Asisten Rumah Tangganya.

"Yaampun den, kenapa teriak?" Tanyanya dengan heran.

"Bibinya ngagetin! Aku kan jadi terkejut terheran-heran, sebab abang belum pernah kesana. Sayur koool, sayur koool, makan daging anjing dengan sayur kol!"

Sang bibi menggelengkan kepalanya, sudah tidak asing lagi dengan sifat random dari anak sang Majikan. Lalu matanya menatap Sunghoon, tersenyum saat kontak matanya saling bertemu.

Jake yang melihat itu keheranan, "Bi, kok bibi tumben gak nanyain ini siapa? Biasanya suka nanyain kalo Jake bawa orang lain kerumah." Tanyanya sambil menunjuk Sunghoon.

"Nggak, den. Bibi udah kenal duluan sama den Sunghoon, iya 'kan?" Jawab sang Bibi tanpa melunturkan senyumnya.

Sunghoon ikut tersenyum, "Iya, Bi." Balasnya.

Jake bertambah heran, "Kok bisa? Kenapa gue jadi keliatan kayak orang bego," Gumamnya diakhir kalimat.

"Kemarin gak sengaja ketemu waktu dikamar den Jake. Awalnya Bibi ketuk-ketuk pintunya, tapi gak dibuka-buka sama den Jake. Akhirnya yang buka malah den Sunghoon," Jelas sang Bibi.

"Yaudah, Bibi pamit dulu mau kedapur. Den Jake sama den Sunghoon hati-hati dijalan," Lanjutnya.

Sementara si Bibi beranjak pergi, Jake nampak tengah memikirkan sesuatu. Rasanya seperti ada yang mengganjal, tapi Jake tidak tau apa itu.




"Eh, eh!"

Jake sedikit terkejut karna Sunghoon yang tiba-tiba memegang pundaknya, lalu mendorongnya agar sang empu segera beranjak.

"Ayo," Ucapnya singkat.

"Iya-iyaa, ayo berangkat!"

Jake dan Sunghoon mulai berjalan keluar rumah, hendak menuju garasi untuk mengambil salah satu mobil mewah milik Jake.

Dia menaiki mobil SUV kesayangannya, disusul oleh Sunghoon yang masuk kedalam mobil tersebut melalui pintu satunya.

"Hoon, bisa nyetir gak?" Tanya Jake tiba-tiba.

Sunghoon sedikit menengok, melirik Jake dari ujung matanya. Kemudian ia tersenyum ringan, "Bisa, kalo kamu mau ubah tujuan jadi kealam lain." Jawabnya.

"Oke, gak jadi."

Jake menyalakan mesin mobilnya, lalu SUV tersebut mulai keluar dari area rumah mewahnya. Menembus udara siang hari yang lumayan membuat peluh keringat berkeluaran.

Agar tidak terlalu sepi, Jake menyalakan playlist musiknya dimobil. Memutar alunan musik dari beberapa BoyBand ternama dikorea, dan musik barat yang bernada menenangkan.

Sesekali Jake akan ikut menyanyi mengikuti musik, diiringi dengan jemarinya yang mengetuk-ngetuk stir mobil sesuai irama.









"I'd climb every mountain, and swim every ocean~"

"Just to be with you, and fix what i've broken~"

Sunghoon menengok kearah Jake, menatap kepada pemuda itu yang tengah fokus menyetir sekaligus bernyanyi.

Ternyata Jake memiliki suara yang indah serta merdu, Sunghoon sempat dibuat terkagum oleh suara yang dimilikinya.

"Oh, cause i need you, to see~"

Lembut, suaranya sudah seperti candu walau hanya sekali mendengar. Rasanya seperti ingin mendengar suara lembut itu terus-menerus.

"That you are the reason,"

Jake mengakhiri acara bernyanyinya, kemudian menengok kekiri dan terjadi kontak mata antara dia dan Sunghoon.

Ia menarik ujung bibirnya naik, membentuk sebuah senyuman ringan. Sunghoon ikut tersenyum melihat senyuman Jake.

"Suaranya bagus, merdu." Puji Sunghoon.

Jake tambah mengembangkan senyumnya saat mendengar pujian yang terlontar, "Makasih!" Balasnya dengan riang.

Sedetik kemudian senyumnya mulai memudar, "Jadi penyanyi itu sebenernya mimpi gue, dari kecil." Celetuknya.

"Oh, bagus dong. Semoga mimpi kamu tercapai," Balas Sunghoon.

"Thanks, tapi kayaknya juga gak bakal tercapai." Jake kembali tersenyum, namun senyumannya kali ini sedikit berbeda.

Sunghoon mengerutkan keningnya, "Kenapa?" Tanyanya.

"Ya gak bisa aja, papah gak dukung gue." Jawabnya sambil membelokkan stir, mereka sudah sampai diparkiran mall.

"Kalo mamah kamu?" Tanyanya, lagi.

Yang ditanya terdiam sejenak, menarik rem tangan secara perlahan. Kemudian membuka sabuk pengaman dan membuka pintu mobil.

Ia keluar dari mobil, diikuti oleh Sunghoon yang juga keluar dari pintu satunya. Kemudian dia mensejajarkan langkah lebarnya dengan langkah kecil Jake.




"Jake?" Panggilnya.

Jake menengok, "Apa?" Balasnya.

"Kamu belum jawab pertanyaan tadi,"

Jake tidak mengubris, sampai beberapa detik kemudian dia membalas ucapan Sunghoon.


"Nanti ikut gue ketemu mamah."



















































pulang sekul kuterus update~
kalian gimana kabarnyaa? udah pada pembelajaran tatap muka belum?

ꗃ. nuteezla,
October, 2021.

(✓) vestigial, sungjake. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang