ekhem, tes ombak bentar.
adakah yang kangen??.
"Udah ih, ayo pulang!"
Jake menarik lengan Sunghoon agar segera beranjak dari tempat makan yang sekarang tengah mereka singgahi, lebih tepatnya menyeret.
"Saya masih belum puas, kok udah pulang aja?" Tanya Sunghoon bingung.
"Ya ngotak dikit lah, lo makan disini berasa makan prasmanan! Mana macem porsi kuli pula," Omel Jake.
Ayam satu bucket full dengan isi 12 potong, dihabiskan sendiri oleh Sunghoon. Jake hanya makan sekitar dua potong saja, sisanya Sunghoon yang menghabiskan.
Itu baru ember pertama, selanjutnya Sunghoon kembali meminta tambahan. Jake menurutinya, pemuda itu memesan 1 bucket lagi dengan isi 7 potong. Lagi-lagi, Jake hanya dapat melahap sepotong paha ayam yang kecil.
Ya walaupun tanpa nasi, tapi ngotak dikit lah. Mbak-mbak kasir pun sampai heran dibuatnya, mungkin kasir itu sudah mengira bahwa Sunghoon adalah the real kuli. Yang habis ikut andil dalam pembangunan gedung besar seperti gedung dpr.
"Emangnya gak boleh?"
"Tahan Jake, tahan. Gak boleh begal orang dulu," Dia mengusap dadanya tabah.
"Ya jangan terlalu berlebihan, nanti usus lo lama-lama jadi eneg." Lanjutnya.
"Tapi─"
"Tapi apa, hah?! Kata 'tapi' lo itu kadang bikin gue curiga, suka bikin emosi."
".... Tapi saya belum minum,"
Jake terdiam, benar juga. Sedari tadi Sunghoon sibuk menghabiskan ayam, paling mentok-mentok cuman minum minyak dari semua ayam yang dia makan. Apa masih haus juga?
"Y─yaudah, ayo beli minum!"
Pemuda manis itu menarik Sunghoon menuju chattime, dia segera memesan dua cup dengan ukuran regular. Menunggu pesanannya sembari berdiri tak jauh dari kasir, Sunghoon mengambil sebagian paperbag yang ada ditangan Jake.
"Hah?! Eh, anjir. Gue kira copet!"
Jake sempat terkejut karna Sunghoon yang tiba-tiba mengambil beberapa paperbagnya, kalau beneran copet kan gak asik.
"Kamu daritadi nenteng banyak gini, gak berat?" Tanyanya.
"Lumayan, kenapa baru nanya sekarang? Beratnya udah daritadi," Jawab Jake ketus.
"Kamu gak bilang."
"Ya peka dikit, dong!"
"Peka itu apa?"
"Bodo amatlah anjir! Tolong ya gusti, i frustasi."
Sunghoon tertawa kecil dikala melihat Jake yang mengusap wajahnya lelah, "Sa─"
"Atas nama kak Bleki!"
"....."
"Kak Bleki? Atas nama kak Bleki? Bleki-bleki,"
"Pesanan atas nama kak Bleki? Dua hazelnut milktea dengan ukuran regular dan topping boba─"
"Nama gue bukan Bleki, tolong!"
Jake menghampiri sang kasir dengan wajah garang, tak enak untuk dilihat tapi tetap menggemaskan. "Lain kali di servis dulu itu kupingnya, Mas. Nama saya bagus-bagus malah typo jadi Bleki," Omelnya.
"Maaf atas kesalahan namanya ya, kak. Ini pesanan kakak,"
Dia mengambil pesanan miliknya dengan wajah yang masih sama garangnya. "Tiada maaf bagimu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) vestigial, sungjake.
Fanfiction(fantasy!hybrid) fiction just an illusion. but his feelings for his hybrid are real. ⚠️ (top!hoon; bot!jake). just a little bit Fantasy. HIGH RANK; ⌲ 1 in Jaeyun [06/11/21] ⌲ 1 in Jaywon [13/12/21] ⌲ 2 in Sungjake [22/01/22] ⌲ 2 in Jaywon [12/12/2...