14. Ketahuan

64 8 4
                                        

Hi, jangan lupa vomen!

Semakin hari, Anin semakin gencar mendekati Raja. Respon yang Raja berikan membuat Anin merasa bahwa pria itu baik-baik saja dengan tindakan Anin.

Setiap hari akan ada hal-hal random yang ditanyakan oleh Anin. Bahkan beberapa kali juga Anin seringkali mengirimi pria itu pesan setiap paginya atau jika mereka berbeda shift di hari itu.

Hari ini Anin merasa sedih karena Raja mengiriminya pesan kalau hari ini Raja akan masuk pagi. "Yah, ga bisa modus dong hari ini," ujar Anin menatap layar ponselnya.

Nesya Ayunindya
Ih, mendadak bgt.
Yaudah deh, have fun ya abang.

Bang Raja, C. Café
Iya, besok 'kan satu shift lagi.
Thank you, Nin.
Semangat hari ini shift malamnya.

Nesya Ayunindya
Oke, abang.
Terima kasih kembali ya!

Pesan tersebut hanya centang biru saja. Anin meletakkan ponselnya kemudian beranjak menuju meja belajar yang berada dekat jendela rumahnya.

Anin menatap rumah yang berada di depannya itu. Steven belum juga membalas pesannya membuat Anin khawatir.

Karena Steven tidak biasanya tidak membalas pesan Anin. Anin menatap jam dindingnya itu. Masih ada waktu untuk dirinya mengunjungi Steven.

Gadis itu beranjak dari kursinya menuju rumah Steven. "Bunda, Anin ke rumah Bang Steven dulu ya," pamit Anin.

Sania menganggukkan kepalanya pelan lalu kembali fokus pada tontonan yang ia lihat di televisi.

Anin langsung mengenakan sendalnya dan melangkahkan kaki ke rumah Steven yang berada tepat di depan rumahnya.

TOK..TOK..TOK..

Pintu rumah itu terbuka dan yang bisa Anin lihat adalah Linda, maminya Steven. "Mami," panggil Anin lembut.

Linda menatap ke arah Anin kemudian tersenyum lembut kepadanya, "Hai, sayang. Masuk dulu yuk," ajaknya kemudian menggenggam tangan Anin.

Anin mengikuti langkah Linda dan duduk di ruang keluarga. "Tumben nih tiba-tiba ke rumah mami, ada apa?" tanya Linda begitu lembut.

"Jadi gini mami...,"

"Bang Steven kemana sih? Beberapa hari belakang Anin tuh ngehubungin tapi nggak di respon. Padahal katanya mau ngajakin Anin jalan-jalan," ucap Anin bercerita.

Linda tersenyum lembut kemudian menatap ke arah Anin kembali, "Loh, kirain mami dia ngabarin kamu," ujarnya.

"Emangnya Bang Steven bilang apa ke mami?" tanya Anin merasa bingung.

"Steven 'kan jadinya milih untuk liburan ke Bali," ucap Linda membuat Anin terkejut.

Gadis itu langsung mengerucutkan bibirnya manyun, "Lah, kok mendadak, Mi?" tanyanya.

Linda menggelengkan kepalanya pelan, "Enggak tahu juga tuh, Nin. Dia cuma bilang gitu ke mami," jawabnya.

"Oh gitu ya," ucap Anin.

"Ya udah deh. Mungkin Bang Steven juga lagi pengen me time. Anin pulang dulu ya, Mami," sambungnya.

"Cepet banget nih pulangnya," ujar Linda bercanda.

"Hehehe, soalnya Anin udah harus siap-siap mau kerja, Mi." Anin memeluk Linda sejenak. Wanita itu pun membalas pelukan Anin dengan erat dan sayang.

"Anin ke rumah dulu ya, Mi." Anin berpamitan dengan Linda.

Linda pun mengangguk dan Anin langsung beranjak dari rumah Linda menuju rumahnya.

Setelah sampai di kamar, Anin mengeluarkan ponselnya dan bergegas mencari kontak Steven.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mawar Jingga [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang