9. Siapa yang ulang tahun?

20 4 0
                                    

Hi, happy reading!
Enjoy ya, vomen juga jangan lupa ❤️

"Janji," ucap Steven dengan yakin.

Anin tersenyum bahagia menatap Steven yang juga sama bahagianya sambil menatap dirinya.

"Terima kasih Bang Steven karena sudah selalu ada buat Anin." Anin langsung mengarahkan tubuhnya untuk memeluk Steven.

Steven menerima pelukan itu dan membalasnya dengan erat dan terasa hangat untuk Anin. "Terima kasih karena kamu hidup abang begitu berwarna, Nin," balasnya.

Keduanya terdiam sembari menikmati senja yang kini tinggal sedikit lagi berubah menjadi gelapnya malam.

"Mau abang traktir makan malam?" tanya Steven.

"Mau dong. Ya kali yang begini nolak," jawab Anin semangat.

Steven terkekeh pelan kemudian mengajak Anin untuk beranjak. Mobil milik Steven itu meninggalkan pantai tersebut dan mereka menuju tempat makan yang akan mereka kunjungi.

Anin menatap kagum kafe yang terbilang aesthetic dihadapannya itu. Suasana yang tidak biasa itu membuat siapapun akan betah untuk berkumpul di sana. Steven menagajak Anin di tempat duduk yang terletak di luar.

"Wih, suka banget aku sama suasananya," puji Anin kagum.

"Tempatnya asik banget 'kan? Aku udah pesen tempat ini biar kamu bisa enjoy juga di sini," respon Steven. Anin menatap Steven dengan bahagia,

"Terima kasih abang," ucapnya tulus.

Steven bergerak untuk mengelus rambut Anin pelan, "Sama-sama, Anin."

Mereka memesan beberapa makanan yang begitu menggugah selera. "Saya mau pesan seafood pesto, shrimp pocket, dan mineral water aja ya," ucap Steven.

"Kamu mau pesan apa, Nin?" tanya Steven.

"Sirloin steak, sama Green tea iced latte," jawab Anin lalu tersenyum pada barista café.

"Oh iya, saya mau tambah Tom Yam Goong juga ya satu. Anin mah pasti ga nolak," ucap Steven sekaligus meledek Anin yang tengah terkekeh pelan itu.

"Oh jelas, udang for lyfe," jawabnya semangat.

Setelah memesan beberapa menu makanan, pelayan tersebut meninggalkan mereka.

Steven kembali menatap gadis yang berada di hadapannya itu kemudian senyumnya mengembang begitu saja.

"Bang Steven kenapa sih? Kok hari ini aneh banget?" tanya Anin merasa heran.

Raut wajah Steven berubah menjadi bingung, "Emangnya aku aneh kenapa?" tanyanya.

"Ya, aneh aja. Daritadi senyum-senyum sendiri," balas Anin.

Steven tertawa pelan, "Soalnya kamu makin cantik, Nin."

Anin terdiam sejenak setelah mendengar pujian yang keluar dari mulut Steven.

Baru kali ini ia merasa ada yang berbeda disetiap pujian yang Steven berikan padanya. "Abang tumben banget muji Anin cantik terus belakangan ini?" tanyanya heran.

Steven terlihat menggelengkan kepalanya pelan, "Kamu tuh emang susah peka, Nin."

"Loh kok jadi aku yang nggak peka? 'Kan abang tuh yang dari awal nggak jelas," jawab Anin.

Pria itu hanya terkekeh pelan dan langsung mengalihkan pandangannya enggan menjawab pertanyaan Anin.

Setelah menunggu beberapa menit, makanan yang mereka pesan satu per satu tiba di meja. "Terima kasih, mas," ucap Steven kemudian diikuti oleh Anin.

Mawar Jingga [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang