second

121 9 5
                                    

Di dalam mobil hanya ada kesunyian, Mala sedang asik dengan Smartphone nya dan Abim dengan macetnya jalan siang hari ini. Hingga sebuah suara milik Abim memecah kesunyian "Macet banget jalanan hari ini" ucapnya

"Iyaa, mungkin sekarang udah masuk jam makan siang"

"Mau mampir beli sesuatu?"

"Tapi kan kita baru aja makan bim"

"Siapa tau lu pengen snack gitu, kalo iyaa kita bisa berhenti di supermarket depan"

"Terserah deh"

Abim segera menepikan mobilnya menuju supermarket tidak jauh dari mereka. Setelah memarkirakan mobilnya, Abim segera turun di susul dengan Mala dibelakangnya.

"Mau beli apa?"

"Gatau deh, kamu mau beli apa?"

"Kopi deh kayaknya, lu muter cari apa gitu deh buat dimakan di mobil"

Mala memutuskan untuk mencari sesuatu untuk ia makan, tujuannya jatuh pada kripik kentang, sebuah biskuit dan juga sekotak susu coklat. Abim datang dengan segelas kopi ditangannya, setelah selesai membayar mereka berdua pun bergegas masuk menuju mobil Abim yang terparkir. 20 menit mereka habiskan berada di jalanan untuk sampai pada pusat perbelanjaan, selesai memarkirkan mobil mereka mulai berjalan masuk kedalam pusat perbelanjaan.

"Abim mau cari apa tadi? buat organisasi?"

"Engga ada sih cuma lagi pengen jalan jalan aja"

"Loh katanya ada keperluan yang harus dibeli?" ucap Mala dengan ekspresi terkejutnya

"Gampang itu, besok besok juga masih bisa." balasnya

"Kenapa pake alasan itu sih?"

"Nanti kalo bilang-bilang Nares bisa nyusulin ke sini, Nares kan kalo makan banyak banget". Tak berselang lama Smartphone milik Kamala berbunyi, wanita segera membuka benda itu dan terpampang nama Nareswara pada layar kotak bercahaya tersebut. Mala segera mengeser logo berwarna hijau yang terpampang.

"Malaaaa"

"Ada apa Nar?"

"Mal, lu ga ada kelas ya?"

"Iyaa Pak Agus tiba tiba ada urusan gitu deh"

"Udah dirumah Mal?

"Lagi nganterin Abim belanja sesuatu Nar, kenapa emangnya? Mau ke rumah?"

"Hahh? sama Abim?"

"Iyaa Nar, sama Abim"

"Kok ga ngajak sih Malaaa?" terdengar bunyi sesuatu terjatuh disebrang sana.

"Nar? Apa yang jatuh itu? coba dilihat dulu deh"

"Mal, ke rumah sini deh"

"Kenapa Nar? Apa yang jatuh?"

"Gue jatuh dari dipan Mal, punggung gue sakit"

"Hah? kok bisa sih" Mala dibuat terkejut oleh tingkah lelaki tersebut.

"Udahlah Mal, lu kesini deh punggung gue sakit banget. kayaknya nanti gue izin ga ikut kelas dulu"

"Aduh, iya bentar ya aku kesana sama Abim"

"Cepat ya Malaa" ucap lelaki tersebut, tak berlangsung lama Mala segera mematikan panggilan kemudian menyimpang benda tersebut pada tas miliknya.

"Abim, ayo kerumah Nares"

"Ngapain deh?"

"Nares habis jatuh dari dipan kasurnya."

"Ya terus? hubungannya sama kita apa?"

"Dia nyuruh kita kesana, ayo deh kasian loh Abim"

"Ck, yaudah deh"

Mala dan Abim pun bergegas menuju kerumah Nares, tidak lupa mereka singgah ke sebuah restoran untuk membeli sesuatu mereka tau pasti anak itu belum makan dari pagi. Abim menjalankan mobil miliknya dengan kecepatan normal, jalanan hari ini semakin padat. Abim hampir saja mengumpat ketika sebuah mobil hampir saja menyerempet mobil milik lelaki tersebut. Tak butuh waktu lama mobil hitam yang mereka tumpangi memasuki sebuah perumahan, Abim segera memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah bercat putih dengan banyak bunga di tamannya. Mala turun terlebih dahulu disusul Abim dengan tangannya yang penuh dengan kantong plastik,

"Permisi tante, Naresnya ada? dia habis telfon Mala katanya jatuh dari dipan" ucap Mala pada Mama Nares

"Loh ada Mala sama Abim, ada kok dia di kamarnya kalian naik aja"

"Makasih ya tante" ucap Abim dengan ekspresi andalannya.

Mereka pun segera menuju kamar manusia ceroboh tersebut, begitu Abim membuka pintu terlihat Nares sedang duduk sambil menahan sakit.

"Mala.." ucap Nares dengan nada memelas

"Nares kenapa? kok bisa sampe jatuh dari dipan"

"Ya lu sih bisa bisanya jalan sama Abim ga ngajak ngajak kan gue juga mau ikut"

"Telfon si Jo deh Mal biar digeprek dia" ucap Abim menyahuti perkataan Nares.

"Gausa ngajak ngomong ya bangsat engga temen kita."

"Yaudah sih"

"Telfon yang lain kah? biar mereka kesini sekalian pas balik matkul"

"Iyaa telfon aja takut nanti ada Nares bagian dua kalo ga bilang bilang"

"Ya si anjing"

Mala segera menghubungi teman-teman nya yang lain, mereka pun menyetujui dan membalas akan segera kesana ketika selesai mata kuliah.

To be continued.
•••

Nareswara Prayudhis

Nareswara Prayudhis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jonathan Winata

Jonathan Winata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ethereal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang