twenty-second

24 2 2
                                    

Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh, mobil milik Jonathan tiba di daerah kota Bandung. Melihat wanita disampingnya yang tengah tertidur dengan smartphone masih menyala menampilkan sebuah video, Jonathan bersenyum melihat pemandangan tersebut kemudian salah satu tangannya bergerak mengelus puncak kepala sosok disampingnya. Jonathan meraih smartphone tersebut kemudian mematikannya, kopi milik Jonathan yang sedari tadi menemaninya mulai habis. Langit pada pagi menuju siang hari ini tidak terlalu panas ataupun berawan, Jonathan membelokkan mobilnya menuju restoran yang tidak jauh dari jalanan yang ia lewati. Begitu selesai memarkirkan mobilnya, ia menatap wanita disampingnya yang masih setia terlelap. Jonathan memutuskan untuk turun kemudian memesan makanan untuk mereka berdua.

Ketika tengah menunggu pesanannya, sebuah jari-jari lentik menyentuh lengan besar miliknya. Jonathan membalikkan tubuhnya dan tersenyum ketika melihat sosok wanita yang setengah tertidur tersebut, "Hey? why are you here? something wakes you up?" ucapnya sambil meluk tubuh mungil wanita tersebut.

"you're not beside me" balas wanita tersebut sambil membalas pelukan Jonathan.

"Haha, so cute" Jonathan tertawa melihat tingkah manja Kamala.

Sepasang suami istri paruh baya berdiri tidak jauh dari Jonathan ikut menyimak pembicaraan mereka berdua sambil ikut tersenyum, "Baru nikah ya mas?" ucap wanita paruh baya tersebut sambil tersenyum pada Jonathan.

"Eh? iya nih bu, istri saya lagi manja manjanya haha" balas Jonathan sambil mengelus puncak kepala milik Kamala.

"Wah selamat ya buat kalian berdua, ini pasti lagi honeymoon kan?"

"Oh iya bu, sebenarnya kita engga ada rencana honeymoon sih tapi orang tua kita maksa haha"

"Kalo masih pasangan baru dipuas-puasin berdua dulu deh, nanti kalau ada anak malah bingung haha" ucap wanita paruh baya tersebut berlalu sambil mengandeng tangan sang suami.

"Ibu tadi bilang apa Jo?" ucap Mala sambil mendongakkan kepalanya menatap Jonathan.

"Gatau haha, mangkanya kalau ngantuk didalam mobil aja Kamala"

"Hmm.." Mala kembali membenamkan kepalanya pada dada bidang milik Jonathan, senyum kembali menghias wajah pria tinggi tersebut. Tak berlangsung lama, pesanan milik mereka telah siap. Jonathan segera mengeluarkan dompet miliknya kemudian membayar makanan tersebut, Mala bergerak mengandeng lengan milik Jonathan sambil sesekali kedua mata miliknya memejam. "Ayo masuk, kita makan didalam aja." ucap Jonathan sambil membukakan pintu belakang untuk wanita tersebut.

Mala segera masuk kemudian mendudukkan dirinya diikuti Jonathan disampingnya, Jonathan segera membuka bungkusan tersebut lalu ia berikan pada wanita tersebut. Mala dan Jonathan mulai menyantap makanan milik mereka. Terdengar dering smartphone milik Mala, Jonathan segera memberikan smartphone tersebut kepada sang empunya. Terpampang nama sang bunda pada layar persegi tersebut, Mala segera menekan tanda berwarna hijau. "Hallo Bunda?" ucapnya pada orang disebrang sana.

"Kamala? udah sampai Bandung?"

"Udah Bunda, kenapa?"

"Gapapa cuma mastiin aja kok"

"Oh gitu kirain ada apa bun."

"Mala, Bunda dapat kabar dari bundanya Abim. Kamu engga njeguk dia?"

"Em? kayaknya nanti deh, Bun"

"Dijenguk ya Mala, ajak yang lain juga"

"Iya Bunda"

"Keadaan Gema gimana? dia separah Abim engga?"

"Gema engga separah Abim kok Bunda, cuma luka biasa"

"Nanti minta maaf ya ke orang tuanya Abim"

"Em, iya Bunda"

"Kamala?"

"Iya Bun?"

"Pertemanan lawan jenis tanpa melibatkan perasaan itu engga mungkin Kamala, pasti ada aja yang punya perasaan berlebih."

"..."

"Bunda engga menyalahkan perasaanmu pada Abim tetapi sebisa mungkin coba dikurangi ya? yang Bunda tau Abim juga sudah punya pacar."

"Iya Bunda, Mala berusaha untuk mengurangi perasaan Mala pada Abim."

"Bunda lebih suka liat kamu dengan Jonathan."

"Aku juga suka Jonathan" Jonathan sontak tersedak ketika mendengar percakapan wanita tersebut dengan sang Bunda, Mala segera menyodorkan sebotol minuman kepada lelaki tersebut.

"Jonathan kan sudah seperti kakak kedua buat aku, Bun" lanjut Mala pada sang Bunda, Jonathan yang masih meneguk sebotol minuman tersebut lantas memasang wajah datarnya.

"Hmm.. Yasudah Bunda matikan ya? salam untuk Jonathan, calon mantu Bunda haha" terdengar tawa dari sebrang sana, Mala segera mematikan panggilan tersebut diiringi gelengan kepala melihat tingkah sang Bunda. Jonathan segera membersihkan bekas makanan miliknya dan Mala. "Bunda ada ada aja deh Jo." ucap Mala sambil membuka tas miliknya berusaha mengeluarkan tissu basah.

"Kenapa hmm?" balasnya sambil menoleh kepada wanita tersebut.

"Masa kamu dibilang calon mantunya haha" Mala mengeluarkan sebuah tissu kemudian mulai mengusap tangan miliknya setelah itu beralih kepada tangan milik Jonathan.

"Haha ada ada aja deh, tapi.." ucap Jonathan berhenti sejenak

"Gue mau deh jadi mantu Bunda" sambungnya sambil diiringi tawa diakhir.

"Boleh tapi nikahnya sama mas Ravin ya? haha."

"Kok sama mas Ravin sih, Mal?"

"Ya terus sama siapa, Jo? sama aku?" balas Mala diikuti dirinya akan berpindah tempat seperti semula.

"Boleh sih kalau sama lu."

"Yah.. bosen dong masa dari kecil sampai kita nikah bareng terus" Jonathan sudah berada didepan kemudi, seatbelt miliknya segera ia pasang.

"Jadi lu bosen bareng gue terus?" jawab Jonathan sambil menolehkan kepalanya kepada wanita tersebut dan dibalas senyuman oleh Kamala, Jonathan segera memasang wajah cemberutnya.

"Bukan gitu, Jo."

"Bilang aja sih kalau bosen" Jonathan menyandarkan diri pada kursi miliknya sambil kedua tangannya ia dekapkan pada dirinya.

"Haha kamu lucu deh, aku tuh cuma bercanda tau. Kalau aku bosen ya dari dulu udah aku tinggal kamu" Tangan miliknya mencubit kedua pipi tambun milik Jonathan.

"Aduh sakit Kamala, nih rasain nih" Tangan besar Jonathan melancarkan serangan pada kedua pipi wanita tersebut. Setelah puas dengan adegan cubit mencubit, Jonathan segera melajukan mobilnya menuju toko kamera tujuan mereka. Kamala segera mengeluarkan ponselnya untuk memotret jalanan dan juga langit, Mala menoleh kearah Jonathan kemudian ia segera mengabadikan momen tersebut. Jonathan tertawa begitu juga dengan Kamala. Membutuhkan waktu 20 menit dari restoran untuk sampai pada tujuan sebenernya mereka.

Jonathan segera mengeluarkan tas kamera miliknya dan beranjak keluar diikuti Mala dibelakangnya, Jonathan mendekat kearah pemilik toko tersebut kemudian mulai berbicara tentang keluhannya dan juga kamera yang akan ia beli untuk kado ulang tahun sepupunya. Mala bergerak melihat jajaran kamera yang tersusun rapi pada rak etalase, pandangannya jatuh pada sebuah kamera berwarna hitam disudut etalase. Jari wanita tersebut bergerak mengambil benda itu, setelah berpikir lumayan lama akhirnya ia putuskan untuk membeli benda tersebut. Setelah berbincang dengan karyawan toko tersebut dan menimang, ia akhirnya mengeluarkan kartu debit miliknya dari dalam dompetnya.Tak berselang lama Jonathan datang dengan paperbag ditangannya, "Lu beli juga? sini gue aja yang bayar." ucap Jonathan.

"Udah aku bayar kok, Jo"

"Lah? kenapa ga bilang Mal, tau gitu sekalian tadi"

"Terus biarin kamu yang bayar? engga - engga, uang dari Ayah nanti sia-sia kalau ditaruh didebit terus."

"Gapapa lagian, itung itung kado ulang tahun buat lu."

"Ish engga engga, ayo mending sekarang kita pulang" Kamala segera meraih lengan milik Jonathan kemudian menariknya untuk kembali ke mobil.

to be continued.
••

Ethereal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang