Dosen mata kuliah hari ini baru saja menyudahi kegiatannya, para mahasiswa segera merapikan beberapa barang bawaan mereka. Tak berbeda dengan mahasiswa lain, Gema juga ikut memasukkan buku buku tebal miliknya sambil membuka aplikasi bertukar pesan untuk menanyakan keberadaan Junandra. Ketika ia akan memakai tas ransel miliknya, sebuah suara berasal dari samping mengintrupsinya. " Gema, ada yang nyariin didepan " ucap wanita tersebut.
Mendengar namanya terpanggil ia segera mempercepat langkahnya, mungkin saja Juna sudah berada didepan ruangannya."Engga biasanya deh lu udah-"ucap gema terputus ketika dirinya melihat bukan sosok Juna yang ada didepannya melainkan sosok lelaki yang sangat tidak ingin ia temui hari ini. Ketika Gema akan kembali masuk kedalam ruangan, sontak lelaki tersebut meraih pergelangan tangan miliknya. Lelaki tersebut menyeret tubuh mungil milik Gema untuk ia bawa masuk ke dalam mobil yang terparkir tidak jauh dari sana.
" Apasih anjing seret seret, dikiri gue binatang kali "
" Kalo ga diseret, lu pasti coba coba kabur " ucap lelaki tersebut sambil memakai sabuk pengaman miliknya dan mulai melajukan mobil menuju tujuannya. Sosok lelaki tersebut adalah Jibran Jayandaru, lelaki yang sangat enggan ia temui.
" Ini gue mau dibawa kemana sih, turunin gue deh mending daripada gue lapor polisi nih "
" Ke rumah gue "
" Hah? apa apaan baru kenal udah bawa kerumah, lu pikir gue cewe apaan. "
" Diem. "
" Turunin gue, atau gue telfon bang Jonathan sekarang biar lu digebuk sama dia "
" I said shut up, Gemani "
Gema yang mendengar itu sontak berhenti berbicara, ia hanya bisa pasrah entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan antara mereka berdua. Ketika ia akan kembali melontarkan pertanyaan lagi, mobil yang dibawa oleh Jibran masuk kedalam sebuah kediaman dengan pekarangan yang sangat rimbun. Jibran segera memarkirkan mobil tersebut, ia juga kembali menyeret masuk Gema kedalam kediaman milik keluarga Jayandaru.
" Nih, bawa balik baju-baju yang lu kirim " ucap Jibran sambil melempar sebuah baju kepada Gema.
" Dih, ogah banget " ucap Gema melempar kembali kepada lelaki tersebut.
Tak terima Gema melempar kembali baju tersebut, terjadilah adegan dorong-dorongan antara Gema dan Jibran. Gema yang mendorong Jibran begitupun sebaliknya, Jibran segera melempari Gema dengan baju baju yang berada didekatnya. Beberapa maid yang menyaksikan adegan tersebut bergerak berusaha memisahkan dengan penuh kekuatan, ketika dipisahkan mereka malah justru kembali bertarung. Keadaan mereka berdua sudah sangat memprihatinkan, Gema dengan rambutnya yang kusut juga Jibran dengan beberapa kancing kemeja yang hampir terlepas. " Jibran? what r u doing? ", sebuah suara sontak menghentikan mereka berdua.
Suara tersebut adalah suara milik mama dari Jibran. Mama Jibran yang melihat anak laki lakinya sedang bersama seorang perempuan, segera berlalu masuk sambil memanggil suaminya atau papa dari Jibran. " Papa, papa? Jibran bawa pacarnya kerumah. Cepet turun " ucap mama jibran. Tidak berlalu lama sosok lelaki paruh baya berjalan menuruni tangga, " Mama? kenapa teriak teriak? " ucap lelaki tersebut.
" Anak kita bawa pacarnya kerumah, aduh mana cantik banget lagi "
" Loh, Ji? kenapa ga bilang dari kemarin kalo mau bawa pacarmu kerumah? "
" Iya tau nih, aduh mama kebelakang dulu deh siapin makan malam "
" Iya papa juga mau kebelakang petik bunga buat ditaruh di vas, ayo diajak ke atas dulu sana Ji "
Jibran dan Gema yang melihat interaksi pasangan suami istri tersebut hanya bisa terdiam dengan posisi sama sama memegang baju yang sedari tadi mereka rebutkan, setelah keduanya sama sama tersadar. " Lah, gimana? kok gue malah dikira pacar lu sih anjing " ucap Gema sambil menjambak rambut lelaki tersebut. " Aduh, mana gue tau kalo bokap nyokap gue dirumah " jawabnya sambil mencoba melepaskan tangan wanita tersebut. Setelah berhasil melepas tangan wanita tersebut, Jibran sontak membalas dengan menyentil dahi milik wanita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal
Fanfiction𝘒𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘒𝘢𝘮𝘢𝘭𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘨𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘈𝘣𝘪𝘮 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘯𝘫𝘢𝘯𝘪, 𝘉𝘪𝘴𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘈𝘣𝘪𝘮 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘮𝘦�...