fifteenth

25 3 0
                                    

Sosok pria berbahu lebar sedang duduk bersandar pada area balkon kamar miliknya, Abim sedang dilanda kebingungan dengan perasaannya sendiri. Satu sisi ia memiliki perasaan berlebih pada sosok Anjani tetapi satu sisi ia tidak ingin teman wanitanya dekat dengan orang lain, ia berusaha menepis perasaannya pada teman wanitanya. Hubungan Abim dan Anjani semakin dekat setelah insiden proposal di kediamannya, ia semakin ingin memantapkan hati untuk mendekati wanita tersebut. Tak berselang lama smartphone miliknya berdering menandakan terdapat sebuah pesan masuk, senyum lelaki tersebut semakin mengembang ketika tau siapa yang telah mengirim pesan padanya.

Anjani Indraswari

Anjani : Hai Abim.

Anjani : Aku baru selesai kelas nih

Abimana : Langsung balik?

Anjani : Engga sih, tadi katanya Keenan mau bahas sesuatu.

Abimana : Pulang naik apa?

Anjani : Aku bawa mobil sendiri hehe.

Abimana : Oh, hati hati

Anjani : Thankyou Abim hehe

Abimana : Btw kamu udah makan?

Anjani : Hm, belum huhu

Anjani : Kayaknya aku bakal pulang malem huhu.

Abimana : Atau gue kesana aja?

Abimana : Kasian lu sendirian, mana udah sore juga.

Anjani : Eh, engga usah Abim.

Anjani : Aku gapapa kok

Anjani : Ada Keenan sama yang lain kok

Abimana : Gapapa

Abimana : Gue siap siap dulu ya

Anjani : Abim:(

Abimana : Gapapa Anjani.

Anjani : Hmm..

Anjani : Hati hati ya.

Abimana : Ok

seen.

Abim segera menutup aplikasi bertukar pesan tersebut, senyum selalu menghias sudut bibirnya. Abim berlalu menuju wardrobe miliknya untuk berganti pakaian, tak membutuhkan waktu lama ia sudah selesai mengganti pakaian. Abim segera menuruni tangga menuju lantai bawah, begitu sampai ia disambut dengan sosok bunda dan ayahnya yang sedang bersantai dan jangan lupakan juga sosok kakak lelakinya tengah mengutak atik kamera miliknya.

"Mau kemana?" tegur sang ayah

"Ke kampus." jawabnya sambil mengenakan sepatu miliknya.

"Abim? nanti mampir ke rumah Mala ya, tadi bundanya sms bunda katanya ada sesuatu yang harus diambil." sambung sang bunda seraya mendekati dirinya.

"Abim kayaknya bakal pulang malam bun, abang aja yang ambil"

"Loh kok abang? kamu dong yang ambil"

Ethereal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang