"Y-ya!!!! Kau siapa?" jisung mandadak kaget saat seseorang yang dia gak kenal malah menerobos masuk ke dalam rumah nya.
"Shhh!!! Diem." seorang namja manis nan mungil menekup bibir tebal nya dengan tangan yang agak mungil jika di banding kan dengan tangan monster milik nya.
Bunyi riuh di luar sedikit menggerak kan jisung untuk melihat apa yang telah terjadi di luar sana tetapi di tegah oleh namja mungil itu. Jangan lupa dengan mulut nya yang masih di tekup.
"Jangan bergerak, tetap di sini." ujar namja mungil itu lagi.
Mendadak mata jisung melotot. Dia menarik paksa tangan mungil itu dari mulut nya.
"Apa jangan-jangan kau perampok ya? YAAA!!!!! DI SINI ADA PERAMPOK!!!!" teriak jisung dengan harapan agar penduduk mendengar nya dan manik nya kembali melotot saat..
Bibir nya di sentuh lembut dengan objek kenyal. Lama. Dan objek tidak bertulang itu sedikit menyesap nya.
Namja mungil itu kemudian seperti memeriksa keadaan di luar sana. Menempel kan telinga nya pada pintu rumah sederhana itu.
Sementara jisung masih membeku di situ. Masih kaget dengan kejadian barusan.
"Y-ya!!! Apa yang kau lakukan barusan?"
"Mendiam kan mu. Kenapa?"
"Itu s-sedikit memperlekeh kan ku!" ucap jisung terbata-bata.
"Dengan sebuah ciuman gak bakal memperlekeh kan seseorang. Apa kau belum pernah berciuman?" soal namja mungil itu dengan riak terkejut.
"Y-ya!!! Apaan sih!"
"Udah deh aku pamit ya. Makasih untuk barusan." namja mungil itu membuka pintu rumah nya dan dalam sedetik menutup nya kembali.
"Kayak nya aku harus nginap. Di luar sana hujan." dia menarik kedua hujung bibir nya sehingga mata indah itu sedikit tertutup.
"Y-ya!!! Apaan! Ini rumah ku, kau gak bisa seenak nya-" tanpa habis bicara namja mungil itu berlalu dan masuk ke dalam kamar nya.
"Y-ya!!! Ngapain kau di dalam kamar ku!" jisung mengikuti nya.
"Kau punya piyama gak? Pasti punya kan, pinjem."
'What! Seenak dia aja! Ini rumah ku apa rumah nya sih? ' batin jisung.
"Gak-gak! Gak bisa!"
"Apaan sih, pelit amat. Oke kalau gitu.."
"Y-ya!!!! Apa yang kau lakukan?" soal jisung kaget saat namja mungil itu membuka baju nya menyisa kan singlet hitam dan celana pendek atas paha.
Jisung pantas menutup kedua mata nya dengan tangan besar nya.
"Apa? Barusan kau gak kasi aku minjem piyama mu. Ya udah, aku tidur kayak gini aja."
"Ambil piyama ku dalam lemari itu! Pakai setelah nya!" ujar jisung dengan mata nya yang masih tertutup.
Tanpa sadar namja mungil itu menyengir bahagia.
"Makasih ya, ngomong-ngomong kenapa kau menutup mata mu?" soal namja itu sambil memilih piyama yang agak cocok dengan diri nya yang agak..mungil?
"A-aku gamau mata suci ku ini melihat tubuh wanita seperti mu."
"Ya!!!!!!!! Aku lelaki asal kau tau!!!!!!!" marah namja mungil itu. Enak aja di bilang wanita.
"Masa sih? Kau terliat seperti wanita."
"Ya!!!!!!! Sampai kapan kau akan menutup matamu bodoh!"
"U-udah ya???"
"Polos banget sih."
Jisung mengalih kan tangan nya pelan dan namja mungil itu.. Nah kemana dia nya?
"Y-ya!!!!! Apa yang kau lakukan?" soal jisung kaget saat namja mungil itu seperti sedang mencari-cari sesuatu di dapur nya.
"Aku lapar." dia menyengir untuk yang ke berapa kali nya.
.
.
."Jadi, nama kau chenle?"
Nama: si polos Park jisung
Umur: 24 tahun
Pekerjaan: Pemilik restoran stik ternama
Nama: si periang Zhong Chenle
Umur: 25 tahun
Pekerjaan: Pengacara persendirian^^^^^
Hye teman2 ku sekalian, harap kalian menyukai book terbaru ku. Hehe. Ketemu lagi ya..
Happy reading..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wait! ✔️
FanfictionMengisahkan seorang pengacara persendirian yang ingin mencari tahu asbab kematian bunda dan ayah nya 15 tahun yang lalu. Nasib nya amat baik apabila dipertemukan dengan seorang namja jangkung polos yang memiliki sebuah restoran ternama. Cerita ini...