Chapter 12

69 7 0
                                    

"Halo jin?"

...

"Iya, aku ke sana sekarang."

Tut.. Tut..

"Ke mana sayang?" soal jisung malas.

Chenle pantas menangkup wajah jisung.

"Aku harus pergi ji, ada hal. Jangan cemberut gitu dong sayang." Dia mengecup bibir jisung berkali-kali.

"Ya udah, pergi aja. Kau selalu ninggalin aku." ujar jisung ngambek. Mereka lagi santai-santai di ruang tamu terus ada yang mengganggu. Sebal sih.

"Ihhhhh kok pacar ku lucu banget sih? Hmm?" Dia mengunyel-ngunyel pipi jisung. Entah kali yang ke berapa.

Jisung tersenyum. Bucin mah kau jisung! Bilang pacar aja luluh! Lemah!

"Gitu dong sayang~senyum dikit napa? Aku janji aku pulang sebelum jam makan malam ya. Aku bakal masak makanan yang enak buat pacar aku."

"Pyomich?" jisung menghulurkan jemari nya.

"Pyomich!"

Tenenet.. Tenenet.. Ponsel jisung berdering. Chenle udah berangkat barusan.

"Halo."

❤️❤️❤️

"Ternyata dugaan kita benar le. Motif yang bisa dikaitkan kerana dia punya balas dendam terhadap keluarga besar itu." ucap hyunjin panjang lebar sembari menunjukkan bukti-bukti di tangan nya.

Chenle mengangguk ngerti.

.
.
.

Setelah berdiskusi dengan hyunjin soal pembicaraan mereka seterus nya di mahkamah, chenle nyetir pulang ke rumah.

Kemudian, dia terlihat sosok yang kayak pernah dia ketemu sebelum nya. Tapi di mana ya? Orang yang berpakaian serba hitam itu masuk ke dalam kereta yang emang sudah menunggu nya.

Pada awal nya, dia gamau ikut campur dengan urusan mereka tapi entah mengapa instinct nya kuat menyuruh nya agar mengikuti mobil itu. Chenle pantas mengikut ke arah yang sama dengan mobil di depan nya.

Setelah sampai ke tempat yang di tuju, mobil di depan nya berhenti di sebuah gudang lama. Chenle berjalan berjengket-jengket keluar dari pintu mobil.

Tanpa aba-aba kepala nya di bentur oleh objek keras. Kayu mungkin?

'Aduh.'

Mujur pukulan itu terbabas jadi nya kepala nya yang dipukul itu gak terlalu sakit.

"Mau apa kau mengikuti aku?" soal penjahat itu dengan suara datar.

"Sengaja. Kenapa? Takut?"

Chenle pantas mengeluarkan semua tinju yang dia punya saat penjahat itu mula menyerang nya. Parah nya penjahat itu benar-benar kuat dah kayak gak punya kelemahan. Chenle hanya bisa mengelak dan tidak sempat menunjukkan kekuatan nya kerana gerakan pihak lawan bukan main - main. Tambahan pula lawan nya itu mempunyai kayu besbol sebagai senjata.

Chenle sempat memejamkan mata nya saat dia merasakan pukulan laju dari lawan nya. Tetapi alangkah kaget nya dia saat merasakan tubuh nya di peluk oleh seseorang dan menyebabkan orang itu jatuh terbaring di atas lantai dengan posisi chenle di atas nya. Chenle dapat merasakan pelukan erat dari orang itu.

"Park jisung?"

Chenle segera menoleh ke arah penjahat dan mereka sudah tiada.

"Sayang, gwenchana?" soal jisung sembari masih memeluk erat chenle nya.

"Iya, kau ngapain di sini sung?"

"Apa kau gamau bangun?"

"YAAA, KAU YANG MEMELUK KU!!! " marah chenle dan mendapat cengiran dari jisung.

"Kau ngapain di sini sung?" soal chenle lagi saat mereka sudah duduk.

Jisung menunjukkan ponsel nya.

"Aku khawatir soal kamu sayang. Kau bilang bakal pulang sebelum makan malam. Terus aku menjejak gps mu."

Chenle terdiam.

"Emang nya barusan siapa sayang? Kau gak kenapa-napa kan? Apa ada yang cedera?" soal jisung khawatir.

Chenle menggelengkan kepala nya.

❤️❤️❤️

"Sayang?"

"Hmm?" jisung menoleh ke arah chenle yang lagi berada dalam dakapan nya. Saat ini udah jam sebelas malam. Jadi udah waktunya tidur.

"Ada apa sayang? Hmm. " soal jisung saat melihat chenle malah bengong.

"Gak-gak ada apa-apa."

"Ya sudah, tidur ya." Dia mengecup pipi gembil chenle sebelum memejamkan mata nya dan masuk ke alam lain.

❤️❤️❤️

"Mikirin apa le? Kan kasus nya udah selesai?" soal hyunjin melihat chenle yang asik menatap makanan nya gak di makan-makan. Iya sih, kasus yang mereka ambil udah selesai dengan sukses jadi chenle mikirin apa lagi?

"Hmm? Gak mikirin apa-apa kok."

"Kalau gak mikirin apa-apa, makan dong tteobokki nya. Apa kamu masih mikirin soal mafia itu?"

"Begitu lah jin." lirih chenle.

Hyunjin mengangguk.

"Oh ya, chenle. Aku ada nanya kan sepupu aku soal orang yang bertato itu."

"Terus kenapa jin?"

"Sepupuku itu lulusan teknologi informasi dan dia mahir banget dalam komputer. Jadi aku kasih ke dia foto yang kamu beri ke aku waktu itu. Dan dia bilang dia bisa coba padan kan tato itu dengan orang-orang. Mungkin bisa ketemu orang yang kamu cari." ucap hyunjin panjang lebar.

" Makasih ya jin. Makasih banget. "

" Sama-sama le. Sekarang, makan dulu ya. Aku akan kasih tau kamu setelah dia kabar ke aku. "

Chenle mengangguk.

.
.
.

" Halo sayang aku~~" chenle tersenyum di balik ponsel nya. Mendengar suara sang pacar bisa bikin gak capek lagi ya? Kata chenle mah iya!

" Halo sayang, ada apa call aku? "

" Masa gak bisa call kamu sih? "

Chenle nyengir. Dengar-dengar orang di sana lagi ngambek nih.

" Atototo, mianhe yo~~aku kan nanya aja. Kapan-kapan juga pacarku yang ganteng ini bisa kok telfon aku."

Chenle gatau aja kalau jisung lagi nyengir sumringah di sana.

" Halo sayang? Jisung aa~~~"

"Iya aku dengar kok, hehe."

"Udah gak ngambek?" goda chenle.

"Gak jadi deh. Soal nya kekasih ku ini imut banget. Sayang, aku cuman mau kabarin kamu aku gak pulang ya nanti malam. Lagi banyak kerjaan."

"Ouhh okay deh kalau gitu."

"Kau gak papa kan sayang? Atau aku pulang aja?"

"Ehh aku gak papa kok sung. Kau kira aku anak kecil ya? Hmm?"

"Kau itu lagi lucu dari anak kecil asal kau tau."

"Terserah."

"Ehh ngaku sayang?"

"Apaan sung?" Dia mendengar ketawa jisung kuat banget dari seberang.

"Ya udah, selamat ketemu nanti nya, sayang aku."

Chenle tersenyum mendengar kan itu.

"Iya sayang."

^^^^^



The Wait! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang