Chapter 21

59 6 0
                                    

"Kita telah ketemu markas mereka Bos."

Iya, barusan James yang hubungi jisung. Ryan udah ketemu markas sebenar mereka. Ternyata Black Rose bukan aja menjalankan kegiatan penjualan organ malah mereka juga menjual maklumat sulit perusahaan yang di dapati secara salah dan tentunya illegal.

" Kapan kita bakal berangkat bos?" soal Ryan atau nama sebenar yangyang.

"Sekarang." ujar Jisung sembari mengepalkan penumbuk nya.

Sungchan dan yangyang saling menatap.

"Tapi bos-"

"Siapkan senjata. Pastikan kali ini semuanya berjalan lancar. Kalau bisa aku mau bawa pulang kepala ketua mereka. " ujar Jisung yang kedengaran seram pada mereka. Jangan lupa kalau chenle juga berada di situ.

.
.
.

"Jisung."

"Iya sayang." saut jisung dengan senyuman manis nya.

"Kau gak apa-apa kan?"

"Kenapa? Aku baik-baik aja kok."

"Aku takut."

"Sayang, kau gak usah khawatir. Aku bakal membantu mu mendapat kan ketua Black Rose dan membalas dendam di atas kematian orang tua mu. Setelah itu, kita nikah ya?"

Chenle mengangguk.

"Sayang tunggu di sini. Aku mau liat mereka sebentar."

Hap!

"Kau jangan mati." ujar chenle setelah memeluk jisung dari belakang. Gatau kenapa hati nya rasa gak enak. Mungkin perasaan nya aja.

.
.
.

Semua persiapan udah siap dan rapi. Dan saat ini mereka lagi dalam perjalanan menuju ke markas Black Rose.

Dan selama itu juga chenle menggenggam erat tangan jisung.

.
.
.

"James, kau ke sana. Ryan kau ke belakang."

"Baik bos." ujar mereka berdua serentak dan berlalu pergi.

Setelah itu jisung menatap chenle dan mengelus surai chenle lembut.

"Yuk." ujar nya kemudian.

Dor! Dor!

Bunyi tembakan di mana-mana. Peluru demi peluru kedengaran di markas yang besar itu.

"Chenle!" Jisung langsung menarik chenle dan menembak musuh yang hampir.

"Hah hah, sayang kau gak papa?!"

Chenle menggelengkan kepala nya menandakan dia baik-baik aja.

Dor! Dor!

.
.
.

"Tuan, mereka udah hampir."

"Biarin aja, udah lama aku menunggu saat ini. Ke mari lah Edric Christopher." dia mengukir smirk.

.
.
.

Brak!

Jisung manabrak pintu ruangan di mana Jaehyun dan Guanlin berada.

Langsung Guanlin mengarahkan senjata nya ke arah jisung.

"Kau ketua mereka?" soal Jisung dengan nada dingin.

Jisung gak bisa melihat wajah itu karena Jaehyun sedang membelakangi nya.

"Aku sedang bicara dengan mu brengsek!"

"Iya, aku."

Mata jisung melotot saat Jaehyun memutar kursi ke arah nya dan mereka bertentang mata.

"Sudah lama tidak bertemu, ponakan." ujar Jaehyun lagi.

The Wait! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang