Chapter 05

101 12 0
                                    

"Jisung?"

"Hmm?"

"Apa kau gak aneh kalau sohee emang berniat untuk bunuh diri kenapa di sekolah? Kenapa gak di rumah aja?"

"Mungkin karena dia gamau ibu nya yang pertama melihat nya seperti itu." jawab jisung santai.

"Hmm? Mungkin.."

"Atau mungkin emang benar kalau dia di bunuh?" soal chenle kaget.

"Coba kau perhati kan ini chenle." Jisung menunjuk kan foto surat terakhir sohee di hape nya.

"Apa ada yang aneh?" soal chenle bingung.

"Liat tulisan nya kayak comot gitu."

"Iya sih tapi kenapa?"

Jisung menghela nafas.

"Gini comotan nya kayak ke arah kiri bukan?"

Chenle mengangguk.

"Kau pabo apa chenle ya?"

"Ihhhhh straight to the point jisung! Aku lagi lapar. Otak ku gak bisa berfungsi."

"Arti nya sohee kidal, bukan?"

"Woah benaran sung!!!! Kok aku gak ngeh ya??!!"

"Terus kenapa?" soal nya lagi. Masih bingung dia nya efek belom makan.

Jisung mengetap bibir nya.

"Liat di tanda tangan nya itu comotan pena nya malah di sisi kanan. Arti nya ada orang lain yang tanda tangan di situ."

"Maksud nya ini kasus pembunuhan pabo ya." sambung jisung lagi saat melihat wajah chenle yang masih bengong.

Pantas chenle meneliti di bahagian tanda tangan tersebut.

"Woahhh, kau keren banget sung." ucap chenle bangga.

"Udah, yuk makan dulu. Kau kayak orang bodoh aja gak makan." ujar jisung memasuki kafe terdekat di situ.

'Woah kata-kata orang polos itu berbisa juga ya?' gerutu chenle.

.
.
.

"Jadi maksud kau pembunuh itu lupa untuk nyuruh sohee tanda tangan sebelum dia mati gitu? Jadi dia justru yang tanda tangan sebagai itu adalah wasiat terakhir sohee?"

Jisung mengangguk.

"Mungkin."

"Yuk!" Chenle menarik tangan jisung.

"Ke mana?"

"Ke sekolah lah! Kita harus cari bukti sung! Ayo~~" rengek nya lagi.

Entah ke berapa kali nya jisung menghela nafas.

.
.
.

"Chenle ya, kita gak bisa masuk sekolah ini tanpa kebenaran."

"Siapa bilang kita perlu meminta kebenaran sayang?"

Mata jisung melotot.

'Ap-apa?!! Sayang??!!!'

"Jisung, buru tolongin aku!"

Hey! Sejak kapan dia udah berada di situ!

"Kok gak masuk pintu depan aja?" soal jisung polos.

"Kau mau kita tertangkap ha??"

Akhir nya, mereka berdua berjaya memanjat pagar belakang sekolah.

"Apa kau yakin kau seorang pengacara?" soal jisung separuh berbisik.

The Wait! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang