_Apapun yang terjadi pada anak, sudah sepatutnya orang tua menjadi perisai_
.
.
.Keesokan paginya, seperti biasa Aluna mengalami morning sickness, yang biasa dialami oleh ibu hamil. Aluna membasuh mulutnya yang terasa pahit.
"Lemes banget," keluhnya sambil duduk di atas toilet.
Aluna segera keluar dari dalam kamar mandi, dan mulai mengerjakan pekerjaan rumah. Jika tidak, sudah dipastikan pasti ia akan di marahi oleh Ibu ataupun Ayahnya. Setelah selesai, dirinya langsung bersiap untuk menemui Bryan di Apartemen nya.
"Mau kemana lo?" tanya Alana yang kini tengah berkumpul bersama kedua orang tuanya di ruang keluarga. Mamah Rina dan Papah Jaya pun ikut menatap pada Aluna.
"Aku harus keluar, soalnya ada yang harus di beli untuk tugas sekolah," jawab Aluna kikuk, pasalnya kedua orang tuanya tengah menatapnya tajam.
"Oh," Alana hanya ber'oh singkat. Lalu kembali memilih acuh.
"Aku pamit, Assalamualaikum." Aluna berucap salam, namun tidak mendapat jawaban dari mereka.
•••
Aluna menuju Apartemen Bryan dengan menaiki taksi. Setelah sampai, Aluna naik ke lantai 15 tempat dimana Apartemen Bryan berada.
Tring
Aluna memencet bel berulang kali, namun pintu tetap tertutup. Seperti tidak ada orang. "Apa Bryan gak ada di sini ya?" gumamnya.
"Yaudah aku akan kasih tau Bryan nanti di sekolah aja deh." Setelah itu Aluna pun berlalu pergi meninggalkan Apartemen itu.
Setelah pulang dari Apartemen Bryan, namun orangnya tidak ada. Aluna pun memilih untuk berjalan-jalan santai di taman. Dirinya ingin pulang, tapi dirinya juga ingin menikmati akhir pekan ini dengan bebas tanpa tekanan. Aluna kini tengah duduk di kursi taman sambil memperhatikan anak-anak yang tengah bermain.
"Sebentar lagi aku akan menjadi seorang Ibu. Kamu yang sehat ya di perut aku," ucapnya tersenyum, sambil mengelus perutnya yang masih rata dari balik blouse yang dikenakannya.
Aluna mengelilingi taman sampai sore. Ketika di perjalanan ingin pulang, Aluna tidak sengaja melihat Bryan yang tengah duduk di sebuah cafe seorang diri.
"Itu Bryan kan? Akhirnya aku bisa ketemu sama dia, aku harus samperin dan kasih tau kalau aku lagi hamil," ucap Aluna tersenyum senang.
Aluna pun segera menyebrang dan menghampiri Bryan.
"El," panggil Aluna tersenyum manis.
Bryan pun menoleh ke asal suara. Ditatapnya Aluna dengan bingung lalu mempersilahkan Aluna untuk duduk."Duduk," titahnya.
"Iya makasih," sahut Aluna dengan senyum manisnya. Aluna pun duduk di depan Bryan.
Bryan memperhatikan Aluna, lalu netranya tak sengaja melihat luka di sudut bibir kekasihnya itu. "Ini kenapa?" tanyanya sambil mengelus luka itu dengan pelan.
"Jatuh," jawabnya bohong. Kening Bryan mengerut tak percaya. Namun dirinya lebih memilih untuk mengangguk saja.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Bryan menaikkan satu alisnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUNA [REVISI New Version] [TERBIT]
General Fiction[END] dan [LENGKAP] Sebelum membaca jangan lupa follow akun wattpadku. [Ehh tapi bagi yang ikhlas saja] Dan jangan lupa juga untuk di vote dan komen ya! [Tapi aku gak maksa kok] Mohon dukungannya untuk novel ini🙏 [Ambil yang baiknya buang yang buru...