Part 20 - New Life Sky

9.5K 492 9
                                    

Double update. 💙

Happy Reading.









Sydney, Australia.

Sky menatap langit cerah dari kaca ruangannya. Sydney adalah pilihan Sky untuk memulai kehidupan baru. Sydney adalah tempat kelahiran Laura, jadi Sky memutuskan pindah ke Sydney agar Laura bisa dekat keluarganya, karena Laura tidak mau meninggalkannya.

Ibu Laura orang Australia, meski sudah tiada tapi Laura masih memiliki keluarga di Sydney. Sky berpikir tidak ada salahnya membuat Laura dekat dengan keluarganya.

Sky memutuskan membuka butik, meski dirinya bukan fashion designer tapi setidaknya dirinya mantan model, jadi seleranya soalnya fashion cukup bagus.

Bekerja sama dengan fashion designer yang belum terkenal, Sky sengaja ingin memulai usahanya dari awal, bahkan tetap menggunakan model lain, karena dirinya sudah tidak mau disorot media.

Langit cerah membuat perasaan Sky lebih baik. Sky kembali mengingat yang sudah terjadi, sebelum dirinya pergi dari Berlin, kedua orang tuanya menghubunginya.

Sky awalnya cukup kaget Mommy-nya menghubunginya sambil menangis berkata ingin bertemu dengannya.

Akhirnya Sky menemui kedua orang tuanya, dan kekagetannya semakin bertambah saat Mommy-nya memeluknya erat sambil menangis dan mengucapkan maaf berkali-kali.

Setelah Mommy-nya tenang, Sky bertanya ada apa sebenarnya. Sky kembali kaget saat mendengar tentang diary-nya, ditambah Gale juga membaca diary itu.

Mommy-nya memintanya untuk tetap tinggal di Berlin, tapi Sky menolak. Sky merasa Berlin memang bukan tempat yang baik untuknya. Berlin selalu memberinya luka yang terus bertambah.

Bukan kotanya yang salah, tapi lingkungan keluarganya yang membuatnya tidak ingin tinggal di Berlin. Meski kedua orang tuanya sudah meminta maaf, itu tidak merubah keputusan Sky untuk pergi dari Berlin.

Sejak dulu Sky tidak pernah marah, dirinya berusaha mengerti apa yang terjadi. Bagi Sky, mungkin dirinya memang ditakdirkan hidup sendiri.

Meski berakhir dengan permintaan maaf, tapi tetap tidak bisa merubah keadaan, rasa sakit yang kedua orang tuanya berikan tidak semudah itu menghilang dan terlupakan.

Tidak membenci kedua orang tuanya, karena bagi Sky keduanya tetap Mommy dan Daddy-nya. Tidak ada yang namanya bekas orang tua, Sky hanya merasa dirinya perlu waktu untuk berdamai dengan semuanya.

Suara pintu terbuka membuat Sky tersadar dari lamunannya. Sky membalik badannya, tersenyum tipis melihat Laura masuk membawa beberapa map di tangannya.

"Sepertinya kau harus ke THT, aku mengetuk pintu berkali-kali tapi kau tidak dengar," ucap Laura mendengkus sebal.

Laura meletakan map di meja, Sky melangkah menuju meja.

"Mau sampai kapan kau terus melamun?" tanya Laura.

Sky tidak menjawab, memilih duduk di sofa, mengambil map yang paling atas, lalu membuka map itu. Laura menghela napas melihat Sky seperti itu. Sejak pindah ke Sydney jika sedang sendiri Sky sering sekali melamun.

Laura duduk di hadapan Sky, ikut membuka map lainnya. Isi semua map itu adalah design untuk keluaran terbaru. Sudah menjadi tugas Sky dan Laura untuk memilih yang mana saja yang akan dijual.

***

Sore hari, Sky pulang ke apartemen seorang diri, karena Laura ada acara keluarga. Laura mengajaknya, tapi Sky menolak.
Bagi Sky, berkumpul bersama keluarga Laura hanya akan membuat perasaannya semakin tidak karuan, karena dirinya belum pernah merasakan itu bersama keluarganya.

Sampai di apartemen, Sky memutuskan berenang. Olah raga setelah pulang dari butik adalah hal wajib yang Sky lakukan. Entah itu gym, renang, atau hanya sekedar yoga.

Karena setelah berolah raga, Sky merasa tubuhnya lebih segar, sehingga pikirannya akan tenang. Sejak menjadi model dirinya sangat jarang berolah raga, tapi tetap menjaga pola makan.

Tapi kini hidupnya sangat sehat, olah raga dan menjaga pola makan. Sky merasa dirinya harus lebih baik dari sebelumnya. Datang ke Sydney dengan keadaan sedang terpuruk membuat Sky bertekat harus bisa bangkit.

***

Duduk di pinggir kolam renang, setelah beberapa kali berenang, Sky mendongakkan wajahnya, melihat senja yang sangat indah. Entah karena namanya Sky atau menang dirinya menyukai langit, baginya walaupun langit terlihat gelap dan akan hujan tapi tetap terlihat indah.

Sama seperti hidupnya, meski di dalam keluarganya tidak merasakan kebahagian, Sky tetap merasa bahagia karena dirinya bisa kuat menjalani hidupnya.

Grandma-nya pernah berkata, bahwa hidup akan selalu naik dan turun, tapi apa pun yang terjadi jangan pernah menyerah. Bersedih itu hal yang wajar, mengeluh pun tidak masalah, tapi jangan pernah berhenti melangkah, karena hidup terus berjalan. Suatu saat nanti pasti akan bersyukur karena bisa melewati semuanya.

Jika lelah berlari maka melangkah, jika lelah melangkah, maka beristirahat sejenak. Setelah itu bangkit melihat ke depan, bahwa ada kebahagian yang menunggu di sana.

Itulah yang selalu Sky ingat dari ucapan Grandma-nya, ucapan itu selalu membuatnya kuat. Sky yakin dirinya akan bahagia suatu saat nanti.

***

Sky memutuskan makan malam di luar, karena malas masak. Mengemudikan mobilnya menuju restoran, Sky mengemudi dengan santai.

20 menit perjalanan, Sky sampai di restoran. Setelah memarkirkan mobilnya, Sky keluar dari mobil. Melangkah memasuki restoran, Sky memilih duduk di dekat kaca. Setelah memesan makanan, Sky melihat ke arah jalanan.

Bepergian seorang diri tidak membuat Sky merasa kesepian, justru dirinya merasa tenang, karena sejak menjadi model dirinya tidak bisa bepergian dengan bebas. Kini Sky merasa senang bisa ke mana pun sendiri, tanpa Laura atau pun bodyguard.

Pesanan datang, Sky menikmati makan malamnya. Suasana restoran yang sepi membuat Sky merasa semakin tenang, mendengar musik akustik yang berhasil membuat suasana nyaman.

Bukan restoran romantis, tapi cocok untuk orang yang ingin menikmati suasana yang tenang dan nyaman setelah lelah bekerja atau sedang banyak pikiran.

Jika ditanya bagaimana kehidupannya. Maka Sky hanya bisa memberikan dua kata yang menggambarkan New Life Sky, yaitu. Lebih baik.









See you next part. 👋

Galendra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang