#14 || Libur

1.1K 190 40
                                    

Matahari terbit dari timur, sinarnya menerpa hangat. Semilir angin menyapa dingin kulit makhluk-makhluk. Suara-suara kesibukan mulai terdengar, kendaraan dan para pejalan kaki memenuhi jalanan.

Beda lagi dengan seorang gadis bersurai hitam biru yang masih tidur di kasur nya. Dia masih tertidur pulas.

Gravitasi kasur nya memang kuat banget, sampai dia gak mau bangun dari tidurnya.

Apakah kasur nya pake pelet?

Suara jam yang masih hidup terdengar, menandakan kalau kamar itu hening. Ba-tiba...

Brak!

“Wouyyy bangun botcah!”

Teriakan pemuda bersurai hijau itu tak membuat gadis yang masih nempel di kasur nya bangun.

Pemuda itu lalu menarik selimut yang dipakai sang gadis lalu melemparnya ke sembarang arah. Sang gadis merasa terganggu, lalu dia makin mengeratkan pelukannya ke guling. Dingin.

Tenang, masih ada seribu satu cara buat pemuda itu membangunkan sang gadis. Dia lalu mulai menarik guling yang dipeluk sang gadis.

'Buset, kuat banget ni anak meluknya.'

Gadis itu lalu membuka setengah matanya, dia melihat seorang pemuda asing. Langsung saja gadis itu menendang pemuda itu yang membuatnya terlempar mengenaskan.

“Woilah kampret!” Pemuda itu mengelus-ngelus bokongnya sakit. Ekspresinya kek orang yang udah cakep-cakep mau jalan eh malah gak jadi. Suram.

“Sapa lu?!” (Name) melotot. Lalu dia melempar benda-benda yang ada disekitarnya dengan heboh. “Hiaaaaa.... Keluar lu bakahentai! Gak sopan banget masuk kamar cewek!”

Brak

Prang

Brak

Brak

Sang pemuda menghindar. “Heh! Hentai hentai matamu!”

Dengan ekspresi tertekan, pemuda bersurai hijau itu lalu menghilang dari kamar (Name).

Tring!

Suara notifikasi dari handphone (Name) terdengar. Membuat ia mengambil handphonenya dan membuka pesan yang masuk.

Yao-chan :D
(Name). Aku dan teman-teman yang lain mau pergi ke mall. Kamu ikut yah?

Anda
Okedoki!

.

.

.

“Oh gitu...” (Name) menyeruput mie nya santai.

“Pala gua benjol tau!” sewot pemuda bersurai hijau tak santai.

(Name) hanya menatapnya sinis. “Lagian lu juga napa batiba muncul dikamar coba? 'Kan kaget saia.”

Tuk

“Udah heh jan berantem mulu,” Takio menyimpan mangkuk isi mie dihadapan pemuda bersurai hijau. “Lagian kenapa kau ada disini? Bukannya lagi dikasih tugas ya?”

Pemuda bersurai hijau terkekeh, dia mengguyar rambutnya kebelakang sok tampan. “Itumah tugas gampang, dah beres.”

“Heleh, palingan juga kabur,” celetuk (Name).

Panah imajiner menusuk dada pemuda itu. Dia memegang dadanya. “Berdosa banget kamu sama Dean-sama yang tamvan ini,” ucapnya lebay.

(Name) dan Takio sama-sama memutar kedua bola matanya malas.

Isekai... [BNHA×Reader] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang