Bagian 16

9 1 0
                                        

***

Di tengah lapangan upacara adalah kali pertama seorang Julia mengenal Arjuna Nayaka. Berteman terik dan keringat dalam keadaan tangan terangkat kearah bendera merah putih yang berkibar gagah. Siang pukul sepuluh, tanpa angin, seorang Arjuna datang bersama keluh kesahnya ke arah guru bk karena dihukum berdiri di lapangan upacara.

"Pak, maaf. Sekali aja. Lagian saya nggak pernah nakal. Ini kenakalan pertama, kan? Maaf, pak. Kali ini aja," rengek Arjuna hari itu.

"Yang hancurin pintu kamar mandi, kamu. Yang ngerusak gorden uks, kamu. Yang bikin lantai mushola pecah, kamu. Yang berantem sama anak kelas IPS, kamu. Masa iya saya harus sebutkan kenakalan kamu satu persatu." Guru bk berdecak sambil membawa penggaris kayu andalannya. Dengan kumis tebal dan perut buncitnya, Pak Bambang menggiring Arjuna ke tengah lapangan. "Kenakalan pertama, terus yang kemaren-kemaren itu apa? Uji coba?"

Dengan malas cowok itu berjalan menuju tengah lapangan. Kemudian mengangkat tangan untuk melakukan hal yang sama dengan Lia.

"Hormat, grak." Arjuna bersiap dengan posisinya. Kemudian pak Bambang melenggang pergi menuju gazebo tak jauh dari lapangan upacara.

"Hai, kamu Lia, kan? Kok bisa dihukum?" tanya Arjuna hari itu. Lia hanya menoleh setelah mengelap keringatnya yang menetes dari dahi.

Hari pertama itu sangat berkesan bagi Lia. Meski pertemuannya tak sebaik yang dia harapkan. Lia kucel, bau keringat dan rambut panjang tebalnya lepek karena panas. Meski begitu, Lia tetap bersyukur pertemuannya dengan Arjuna berjalan lancar.

Lia siswa baru di sekolahnya. Menurut rumor yang beredar Arjuna adalah Arjunanya sekolah mereka. Wajah tampan dan sikap playboy-nya menunjukkan betapa cowok itu betulan mirip Arjuna di dunia perwayangan. Lia tau sedikit soal wayang, makanya bisa paham tentang hal itu. Yang menarik lagi tentang Arjuna adalah cowok itu yang mengikuti lomba archery antar sekolah dan mampu membawa pulang tropi kemenangan. Betulan seperti Arjuna sang tokoh pewayangan.

Pertemuan-pertemuan berikutnya jauh dari kata kebetulan karena Arjuna yang menemuinya lebih dulu. Memesan meja di kantin, menemui Lia yang sedang duduk di gazebo seorang diri atau diam diam masuk ke kelas Lia hanya untuk menyapa. Random banget anaknya, namun hal itu yang lama-lama Lia suka dari Arjuna.

Jangan berpikir bahwa Arjuna begitu nakal atau mungkin jahil pada Lia. Tidak sama sekali. Arjuna sangat sopan, gaya bicaranya menarik, juga senyum itu.

"Julia Cassandra Prajapati. Ditunggu Arjuna Nayaka di gazebo deket lapangan upacara. Jangan lupa bawa dua es krim. Soalnya cuaca baru panas," ucap Arjuna satu waktu. Dengan nada merayu yang sangat candu. Hanya dengan itu Lia mudah menarik senyum.

"Es krim jeruk dari Julia Cassandra untuk Arjuna Nayaka."

"Terima Kasih, tuan putri." Lia tertawa lebar dengan ucap Arjuna. Sebuah perkenalan menarik yang memancing pertemuan pertemuan lain.

Sesekali Lia akan bertemu Arjuna secara kebetulan atau anak lelaki itu yang datang kepadanya. Dengan dua kaleng soda atau dua bungkus es cendol, bahkan pernah dia memesan es kelapa muda dari luar sekolah untuk mereka nikmati di gazebo pinggir lapangan.

"Niat banget beli es kelapa?" tanya Lia satu waktu. Saat Arjuna datang bersama sebuah kelapa muda hijau yang terlihat segar.

"Katanya kamu baru haid. Kata Bu Melody, cewek kalo lagi haid sering sakit. Dan cara ngeredam sakit pake kelapa muda."

Bu Melody adalah guru biologi mereka. Yang memang dekat dengan Arjuna. Ah, apakah Lia juga harus bilang bahwa Arjuna selalu dekat dengan setiap guru perempuan di sekolah?

"Kamu bela-belain beli kelapa muda dari luar sekolah?"

"Iya, kamu tau?" Arjuna menatap langit-langit gazebo setelah menyendok satu sendokan besar daging buah kelapa. "Aku sampe nyogok pak satpam buat bukain pintu. Pake rokok Surya enambelas."

Arjuna | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang