[14] Haitani

1.7K 277 47
                                    

Vote dulu, baru baca! Typo? Komen!

.
.
.
.
.
"Aku pergi dulu, ada urusan." Pamitku pada Takemichi.

"Iya, titipkan salam terimakasihku sama Ichiro dan Ayaka yang telah membantuku." Balas Takemichi.

"Gak terima titipan, nanti bilang aja sendiri." Tolakku malas.

Kalau ingin berterimahkasih itu harus kepada orangnya langsung! Jangan nitip! Menurutku itu gak sopan anjir.

"Kau istirahat, saat aku tau kau melakukan sesuatu yang berat. Ku ikat kau." Ancamku pada Takemichi.

"S-siap, [Name]!" Jawab Takemichi takut.

Langsung saja aku keluar dari Rumah Sakit. Diluar, dapat aku lihat Ichiro yang menunggu.

"Lama, ya?" Tanyaku saat sudah berada di sampingnya.

"Aku baru aja sampai kok, [Name]-san!" Jawab Ichiro semangat.

"Ke cafe dulu yuk." Balasku menarik tangan Ichiro ke arah bus umum yang baru saja datang.

Di dalam bus, terpaksa kami berdiri di karenakan semua bangku sudah terisi full.

Aku melihat seorang wanita hamil berdiri di samping kami, dan ada seorang om-om gendut yang duduk di bangku khusus wanita hamil.

"Permisi, om." Ucap Ichiro ramah pada om gendut tersebut.

Om gendut melirik Ichiro kesal.

"Wanita ini sedang hamil, bisa berikan bangkunya?" Tanya Ichiro baik-baik.

"PERGILAH!" Balas om gendut itu marah.

"Sudahlah Ichiro, apa salahnya pria hamil ini ingin duduk? Di bangku khusus wanita hamil." Ucapku pada Ichiro.

"Lihat om ini, perutnya besar banget. Pasti anak kembar." Lanjutku menatap om gendut merendahkan.

Kemudian terdengar suara tawa dari penumpang lain.

"Cih! Beraninya kau seperti itu pada orang yang lebih tua?!" Om gendut berdiri marah.

Aku mendorong om gendut dengan pelan, untuk tetap duduk di tempatnya.

"Om duduk saja, dilihat-lihat sepertinya om akan segera melahirkan, jadi silahkan duduk dengan tenang. Dan terimakasih telah meningkatkan angka kelahiran rendah di jepang om!" Ucapku sambil tersenyum ramah.

Ichiro yang melihatku melakukan tindakan seperti itu, terdiam. Dan wanita hamil tersebut tersenyum senang menatapku.

Tiba-tiba saja om gendut itu berdiri dan mengarahkan tinjunya ke depan wajahku. Tetapi Ichiro menahan tinju tersebut, dan mencengkramnya kuat.

"Arghh lepaskan tanganku! Ini sakit." Rintih om tersebut.

"Kau ingin memukul, [Name]-san?!" Ucap Ichiro marah.

Aku menyeringai kepada om tersebut, dan menunduk sejajar sesuai tingginya.

"Om.. Tadi udah dibilang, duduk dengan tenang, kan? Nanti anak kembar om terganggu loh." Ucapku ramah, mencengkram kedua bahunya kuat, dan mendudukannya secara paksa.

Aplomb • Tokyo Revengers x YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang