Semua luka itu ada obatnya, namun belum tentu obat dapat menghilangkan bekas luka
- Lee Jeno
..
.
PRANG!
PLAK!
Tamparan keras mendarat dengan sempurna di pipi Jeno, menciptakan tanda merah di kulitnya yang putih. suara pecahan piring menjadi backsound dari tamparan Mark di pipinya.
"LO BUAT GUE JIJIK TAU GAK?!"
"...."
Jeno hanya tersenyum tipis lalu memunguti makanan yang di tumpahkan oleh Mark di lantai.
"PERGI!"
Mark menatap nyalang ke arah Jeno dengan tatapan ganasnya. Jeno sedikit mengangguk dan berjalan menuju dapur. Dia berbalik menatap Mark yang seperti orang kesetanan dengan tatapan yang tak dapat di artikan.
Sudah seminggu dia menikah dengan Mark, Jeno tidak tau mengapa dia tiba tiba di suruh menikah dengan Mark, orang yang tidak pernah dia kenal sama sekali.
Jeno tidak tau dimana kesalahannya, dia bahkan tidak tau di keluarga siapa dia sekarang ini, yang dia ingat hanyalah orang tua Mark yang menyuruhnya untuk menikah dengan Mark.
Sudah biasa Mark akan marah marah seperti ini semenjak mereka menikah, Jeno yang tidak dapat berbicara dan hanya bermodalkan Ric untuk mendengar hanya dapat diam menuruti apa yang di katakan oleh Mark, berharap Mark tidak akan marah marah lagi kepadanya.
"JENO?!"
Jeno tersentak dari lamunannya dan segera berlari kecil ke arah Mark. Dia menatap Mark dengan pandangan bertanya.
"Beresin! Gue gamau tau! Yangyang ntar malem bakalan nginep di sini!" Ucap Mark menunjuk kekacauan yang telah di buatnya dan berlalu pergi tanpa melirik Jeno sedikitpun.
Jeno sedikit terhenyak, ini kedua kalinya dalam seminggu Yangyang datang ke rumah mereka, ah rumah Mark maksudnya, pertama yaitu di saat malam pertama, bukannya tidur di tempat tidur mereka, Mark lebih memilih tidur bersama Yangyang.
"Mana handuk gue?"
"ASTAGA! GUE SURUH LO BERESIN! Bukan lo liatin! EMANG DASAR TULI! CEPETAN!"
Mark mendorong kasar tubuh Jeno untuk segera membereskan kekacauan di lantai.
Membuat Jeno tersungkur di lantai yang penuh dengan pecahan kaca. Jeno menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit di lututnya dan segera mengangguk, membersihkan lantai segera.
"Yangyang datang jam delapan malam, sekarang udah jam setengah delapan, jangan pernah keluar kamar selama dia masih di sini! Ngerti?!"
Jeno mengangguk kembali, yang bisa dia lakukan hanyalah mengangguk dan menggelengkan kepalanya, ingin berbicara tak bisa, ingin membantah juga percuma.
"Bagus!"
Mark segera mengambil handuk dari kamar mandi yang berada di dekat dapur dan langsung membawanya ke dalam kamar.
Jeno menunduk, memunguti kaca kaca yang tersebar di lantai, tanpa terasa cairan bening mengalir di pipinya, dia mengingat saat berada di rumah sakit, selain lidahnya telah di potong, pita suaranya bahkan rusak karna terlalu sering berteriak.
Mendengar suara langkah kaki, Jeno dengan segera menghapus air matanya dan langsung meraup seluruh pecahan kaca menggunakan tangannya, membawanya dengan cepat ke tempat sampah yang berada di belakang rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfection Series 3 : W I C A R A ✓
DiversosLanjutan dari RUNGU Kebersamaan terpaksa ini apakah akan bertahan lama? "LO BUAT GUE JIJIK TAU GAK?!"_Mark "...."_Jeno ( .◜‿◝ ) Bxb Mark Top Jeno Bot With Yangyang Bot