13. Why?

1.7K 236 21
                                    

Yangyang menatap Mark, sejak dia datang ke rumah Mark saat itu, entah kenapa dia merasa Mark seperti berubah akhir akhir ini. Dia sering melamun dan kdang bahkan tidak fokus.

"Kak Mark gak papa? Aku lihat Kak Mark kaya lagi ada masalah. Mau cerita?" Yang yang menatap kedua Mata Mark yang juga tengah menatapnya.

Mark terdiam, dia juga tidak tau. Mengapa akhir akhir ini dia sering sekali tidak fokus. Dia selalu merasa ada uang kosong, ada yang hilang dari hidupnya. Tapi dia tidak tau apa itu.

"Kalo belum siap cerita gak papa kok Kak" Yangyang tersenyum tipis kala melihat Mark yang tak kunjung bersuara. Mark terdiam sejenak.

"Kakak gak papa, cuma akhir akhir ini ada masalah kecil aja. Ayo pulang" Ucap Mark tersenyum tipis dan langsung bangkit dari duduknya, diikuti oleh Yangyang yang mengangguk. Keduanya segera pergi meninggalkan cafe tersebut.

Mark mengendarai mobilnya menuju ke rumah Yangyang untuk mengantarnya. Satu jam kemudian, mobil tersebut segera berhenti di depan rumah Yangyang. Mark menoleh menatap Yangyang.

"Aku turun dulu ya Kak. Kakak hati hati"

Cup~

Yangyang dengan cepat mengecup bibir Mark sekilas dan langsung turun dari mobil melambaikan tangannya pada Mark dengan senyum manis di bibirnya. Mark tersenyum tipis dan membalas lambaian tangan Yangyang. Setelah itu Mark segera melesat pergi dari rumah Yangyang menuju ke rumahnya.

Sudah seminggu Mark tinggal di rumah sendiri. Mark selalu saja merasa ada yang kurang akhir akhir ini. Seperti ada sesuatu yang menghilang di hatinya. Tak terasa mobil Mark kini telah sampai di rumah, dia dengan cepat turun dan masuk ke dalam rumah.

Di lihatnya seisi rumah yang sepi. Hanya dirinya dan seorang pembantu rumah tangga. Saat Mark hendak menaiki tangga, dia tanpa sadar melirik ke arah dapur sekilas. Ketika melihat dapur yang kosong, entah mengapa hatinya merasa kecewa. Mark terdiam, dia merenungkan apa hal yang membuatnya menjadi seperti ini, hingga akhirnya gambaran Jeno melintas di benaknya.

Wajah tirusnya, tubuhnya yang kurus, juga senyumannya yang menggemaskan terngiang ngiang di otak Mark. Dulu Pemuda itu pasti akan selalu menunggunya pulang di ruang tamu, ataupun langsung berlari ke bawah dari kamarnya ketika mendengar Mark pulang dengan senyum senangnya yang selalu di hancurkan oleh sifat dingin Mark.

"Apaan sih! Gak gak!" Mark dengan cepat menggelengkan kepalanya, menghilangkan segala fikirannya yang aneh. Dengan cepat dia berlari ke dalam kamar.

.

"Jeno, makan dulu"

Jeno mendongak, menatap Lucas yang baru saja masuk ke dalam kamarnya. Yah, Jeno sudah pulang dari rumah sakit tiga hari lalu. Untuk kabar Hyunjin serta Renjun dan yang lain, mereka sudah meminta maaf kepada Jeno. Untung saja Haechan memilih untuk meminta maaf kepada Jeno terlebih dahulu, jika mengikuti saran Felix, sudah di pastikan keempatnya akan babak belur di tempat.

Sekarang Jeno telah tinggal di rumah bersama dengan Lucas, Haechan, Jaemin, Hyunjin, Felix, Renjun dan juga Seungmin. Mereka menolak pergi dari rumah karna alasan merasa bersalah dan ingin ikut merawat Jeno.

"Jen?"

"..." Jeno tersadar dari lamunannya, dan langsung menatap ke arah Lucas yang sudah membawa semangkuk bubur kental juga telur rebus dan Segelas besar susu. Jeno terdiam, dia sebenarnya tidak nafsu makan, semua terasa hambar.

Imperfection Series 3 : W I C A R A ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang