3. Where are you?

2K 262 21
                                    

Seorang pemuda terbaring dengan wajah pucat di ranjang rumah sakit, di sisinya berdirilah seorang pemuda yang tengah menatapnya dengan pandangan khawatir. Yah, pemuda di ranjang rumah sakit adalah Mark, sedangkan yang berdiri di sisi ranjang adalah Jeno.

Jeno terus menatapi wajah pucat Mark, dia mengulurkan tangannya dengan ragu mengusap wajah yang terlihat damai tersebut.

'Hei... Maaf telah lancang menyentuh Kakak...'

Senyum tipis mekar di wajah Jeno, dia menarik kursi mendekat dan duduk menggenggam tangan Mark yang tidak di infus.

Tak lama, Mark yang tak sadarkan diri mulai menggerakkan jari tangannya, bulu matanya yang panjsng sedikit bergetar. Jeno yang memperhatikan hal tersebut segera melepaskan genggamannya padang tangan milik Mark.

Dia menatap Mark dengan senyum bahagia di wajahnya, akhirnya setelah 12 Jam menunggu Mark sadar juga.

Mark membuka kedua matanya dengan perlahan, yang pertama kali dia lihat adalah ruangan berwarna putih. Dia memandang di sisinya dan langsung mengerutkan kening.

"Lo ngapain di sini?!" Ucapnya menatap dingin Jeno.

Untung saja Jeno sudah menduga ini, dia segera mengeluarkan note kecil dari saku hoodie nya dan memperlihatkannya kepada Mark.

"Aku jagain Kakak..."

Kedua alis Mark semakin bertaut membaca tulisan tersebut, dia melirik Jeno dengan tampang datar, jika saja dia tidak sedang sakit, sudah dia pastikan dia akan menyeret Jeno keluar dari ruang rawatnya.

"Dimana Yangyang?" Ucap Mark datar, namun matanya memancarkan cahaya kekhawatiran.

"Kata Dokter, Yangyang sedang Koma..."

Mark membelalakkan matanya.

"Gue mau liat Yangyang!" Ucap Mark berusaha bangkit dari baringnya. Jeno dengan khawatir segera berdiri menahan tubuh Mark agar tidak bangun.

"Lepasin gue! Gak usah sentuh sentuh gue! Lo tuh kotor ngerti?!"

Brak!

"Akh!" Mark meringis pelan.

Jeno mengerutkan alisnya kala tubuhnya bersentuhan dengan lantai, namun dia segera bangkit dengan khawatir ketika mendengar Mark meringis kesakitan.

Mark merasa kepalanya menjadi sangat berat dan sedikit nyeri, dia menyentuh kepalanya dan kembali berbaring dengan wajah yang semakin pucat.

Jeno dengan cemas mengulurkan tangannya

Plak!

Namun segera di singkirkan oleh Mark yang menatapnya tajam.

"Jangan sentuh gue!"

Jeno menatap mata Mark dan sedikit terdiam. Di saat tengah sakitpun Mark masih saja marah marah kepadanya, padahal sejak tadi Mark hanya dapat menggunakan satu tangan. Mengapa Pria di hadapannya ini sangat keras kepala? Jeno mengelurkan note nya dan kembali menunjukkannya kepada Mark.

"Kakak lagi sakit, jangan gerak dulu ya, biarin Jeno bantu rawat Kakak... Atau Kakak mau Jeno telponin Bunda nya Kakak?"

"Jangan!"

Sontak Mark berseru melihat tulisan tersebut, dia melotot pada Jeno. Jika orang tuanya tau, dia pasti akan dimarahi karna masih berhubungan dengan Yangyang, dia tidak mau mendengar ocehan mereka lagi.

"Oke"

Mark mendengus, dia mengalihkan pandangannya ke arah lain, tidak ingin menatap wajah Jeno yang akan selalu membuatnya kesal. Jeno tidak memperdulikan hal tersebut dan segera bangkit. Ini sudah hampir tengah malam, dia harap kantin rumah sakit masih buka.

Imperfection Series 3 : W I C A R A ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang