15. ?!

1.6K 236 25
                                    

Sudah seminggu semenjak kejadian di Mall, dan sikap Mark menjadi semakin aneh dari hari ke hari. Bahkan kedua orang tua Mark sampai geleng geleng kepala menghadapi sikap putra semata wayang mereka. Pasalnya Mark yang mengusir Jeno, tapi Mark juga yang ketar ketir sendiri.

Di sisi lain Jeno hidup dengan baik, dia sangat di rawat dan di jaga oleh para teman dan sudaranya. Bahkan kini Jeno sudah seperti saat sebelum di bawa ke shanghai, tubuh berisi dan pipi gembil yang menggemaskannya sudah kembali. Dokter juga berkata bahwa kesehatan Jeno juga semakin membaik.

Tentu saja hal tersebut membuat Lucas, Jeno juga yang lainnya senang bukan main, hanya saja Lucas terkadang masih sering menyayangkan suara Jeno. Dia masih berharap jika Jeno dapat berbicara seperti semula.

Sangat kontras bukan? Yang mengusir hidupnya tak tenang, sedangkan yang di usir hidupnya malah happy kiwoyok~

"GUE GAK BISA GINI! GUE HARUS CARI JENO!"

Mark dengan kasar bangkit dari duduknya di sofa dan langsung keluar rumah, dia masuk ke dalam mobilnya dan langsung mengendarainya meninggalkan pekarangan rumah, namun satu menit kemudian dia menyadari sesuatu, dia tidak tau dimana rumah Jeno!

"Sial!" Umpat Mark mengerem mobilnya secara mendadak dengan kesal. Dia memukul mukul setirnya dengan frustasi. Dia gila akhir akhir ini, emosinya mudah sekali berubah. Dia juga menjadi lebih mudah marah, semua itu hanya karna satu orang, yaitu oknum bernama Lee Jeno!

Jeno bener bener ye~

"Jangan lari lari Jeno"

Mark sontak langsung menoleh ketika mendengar suara samar samar tidak jauh darinya. Dia menatap ke arah luar jendela, ternyata dia berhenti tepat di taman komplek. Mark dengan cepat turun dari dalam mobil ketika melihat sosok yang tengah di carinya tidak jauh sedang berlari lari kecil sambari tersenyum manis. Mark sedikit terpesona ketika melihat Jeno yang telah berubah banyak.

Pemuda itu menjadi semakin putih, tubuhnya yang dulu kurus kini sudah berisi kembali, dan pipinya yang tirus terlihat Chubby. Serta kedua kelopak matanya yang dulu terlihat kuyu dan kusam sekarang terlihat sangat bulat, hitam, juga jernih berkaca kaca memantulkan cahaya.

"Imut..." Lirih Mark tanpa sadar.

"AH?!" Sentaknya kaget ketika menyadari apa yang baru saja dia ucapkan.

"Sebenernya gue kenapa sih?!" Rutuk Mark mengacak rambutnya.

Bruk!

Mark mendongak, tak jauh darinya Jeno tengah terjatuh di bawah sebuah pohon besar, spontan Mark berlari menghampirinya. Bahkan dia tidak sadar jika wajahnya sudah menunjukkan raut wajah cemas.

"Jen?! Astaga, kan udah Lucas bilang jangan lari lari!" Seru Hyunjin menghampiri Jeno dengan tergesa. Jeno berusaha bangkit dan berdiri tegap membersihkan bajunya yang sedikit kotor.

"Gak papa?" Tanya Hyunjin dengan raut wajah khawatir.

Jeno menatapnya dan langsung tersenyum manis sembari menggeleng. Dia tidak apa apa, hanya jatuh biasa, tidak sakit sama sekali.

"Yaudah, ayo ke tempat Lucas aja, nanti kamu di marah" Ucap Hyunjin menggandeng tangan Jeno, Jeno hanya mengangguk dan mengikuti Hyunjin.

Namun pergerakan keduanya langsung saja berhenti ketika seseorang dengan kasar menarik Jeno menjauh dari genggaman Hyunjin. Keduanya lantas langsung berbalik menatap siapa orang tersebut.

Jeno membeku di tempatnya ketika melihat siapa orang yang menariknya, namun dengan cepat dia menatap pria di hadapannya itu dengan tampang bingung.

"Kenapa?"

"Gue gak suka!"

"......."

Jeno kembali terdiam, sepertinya Mark sedang berada dalan mood yang buruk. Apa coba yang dimaksud dengan Gak suka? Apa yang Mark gak suka?? Dirinya? Fikir Jeno semakin bingung.

Imperfection Series 3 : W I C A R A ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang