4. Hurt

2.1K 281 41
                                    

Penghilang rindu nih...



"GUE BILANG GUE GAK MAU!"

Mark dengan galak menginjak kepala Jeno yang berada di lantai. Matanya dengan nyalang menatap sisi wajah Jeno yang terlihat kesakitan.

Jeno memukul mukul kaki Mark agar berpindah dari kepalanya, Ric nya benar benar terasa menusuk telinga jika terus begini.

"Gue mau jenguk Yangyang!" Ucap Mark dengan dingin menendang kepala Jeno.

Membuat Jeno sedikit berguling dan mengerang kesakitan, namun dia dengan cepat bangkit meraih kaki Mark dan memeluknya erat sembari menggeleng gelengkan kepalanya.

"Lo apa apaan sih?! Gue bilang Minggir!"

Dugh!

Tanpa perasaan Mark kembali menendang rahang Jeno dengan marah. Jeno tidak bergeming, dia menggigit bibir bawahnya, memejamkan matanya dengan erat dan semakin mengeratkan pelukan tangannya di kaki Mark yang terus memberontak.

Dia tidak mau Mark kemana mana, Pria itu sakit, tapi terus saja mencari keberadaan Yangyang. Jeno juga merasa iri.

"LO NGAPAIN SIH?!"

Mark akhirnya sudah kehilangan kesabaran, dia menunduk menatap tajam Jeno dengan nafas terengah engah menahan amarah yang sudah di ubun ubun.

Jeno mendongak, memperlihatkan wajahnya yang sedikit berantakan dan kotor, namun dengan cepat dia merogoh sakunya, mencari note yang sekarang selalu dia bawa.

"Kakak masih sakit, jangan kemana mana dulu ya...?"

Tulis Jeno dengan tergesa gesa dan langsung memperlihatkannya pada Mark yang menyipitkan kedua matanya.

Mark diam masih dengan tampang dinginnya. Jeno kembali menulis sesuatu yang lumayan lama, membuat Mark mendengus dengan tidak sabar.

Jeno dengan cemas meneruskan tulisannya dan langsung menunjukkannya kepada Mark sembari menatap Pria tersebut dengan pandangan berharap.

Mark menunduk sedikit untuk membaca tulisan kecil kecil di kertas tersebut.

"Izinin aku buat rawat Kakak selama sebulan ini... Izinin Aku buat bisa deket sama Kakak selama sebulan ini... Dan Izinin Aku buat misahin Kakak sama Yangyang buat sebulan ini... Jeno Mohon... Sebulan Aja Kak..."

Setelah membacanya, Mark diam, dia melirik datar wajah penuh harap milik Jeno, diam diam mengerutkan alisnya.

Tidak dapat Mark sangkal, dia benar benar jijik dengan Jeno, apapun yang Jeno lakukan akan terlihat memuakkan di mata Mark. Bagi Mark, Jeno adalah hal terburuk yang tuhan berikan kepadanya. Mana mungkin dia mau menerima permintaan Jeno!

"Kalo gue gak mau, lo mau apa ha? Cerai? Iya? Ayo! Sekarang juga bisa!" Ucap Mark dingin. Jeno dengan cepat menggelengkan kepalanya. Cairan bening kembali mengalir dimatanya saat bertatapan dengan mata tanpa emosi milik Mark.

Mengapa semudah itu Mark melepaskannya? Mengapa semudah itu Mark ingin mencerai kannya? Mengapa? Banyak kata mengapa dalam benaknya.

Tanpa sadar, Jeno menundukkan kepalanya, tangannya yang tadinya memeluk erat kaki Mark kini perlahan lahan mulai terlepas. Dan mulai membuat gerakan dengan tangannya.

"Silahkan kalau mau ketemu Yangyang Kak... Aku gak akan ngelarang lagi..."

Mark yang tidak mengerti mengernyitkan alisnya. Dia dengan malas berjalan menuju ruang tamu, meninggalkan Jeno sendirian di dapur.

"Gak usah ngikutin Gue!"

Jeno mengangguk dalam diam. Tidak mendongak sama sekali. Mark tidak perduli dan langsung pergi. Dia hanya ke ruang keluarga, tidak jadi menjenguk Yangyang.

Imperfection Series 3 : W I C A R A ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang