OFFICIAL

154 24 14
                                    


"Nih, pake punya Kyungmin aja, kayanya pas dibadan kamu."

"Kok banyak banget baju temen lo disini, Kak?" Baekseung mengerutkan keningnya saat Donghyun  memberikan satu stel polo shirt dan celana jeans dengan warna senada seukuran tubuhnya.

"Em.. Kyungmin kan tinggal sendirian juga, jadi kadang kalo lagi bosen atau lagi pengen ngerjain tugas bareng biasanya kesini, nginep."

Tukas Donghyun sambil membereskan kedua mangkok kotor serta gelas yang telah kosong lantas membawanya ke dapur kecilnya untuk dicuci.

"Jadi dari pada repot bawa baju kotor, dia ninggalin baju disini jadi kapan pun mau nginep udah ga mikirin baju ganti lagi.

Baekseung menghela nafas gusar membayangkan seberapa dekat Donghyun dengan sahabat dekatnya bernama Kyungmin. Masih jelas diingatannya saat laki-laki itu menemani Donghyun sakit semalaman dan ia tak suka kenyataan ada banyak barang-barang pribadi milik Kyungmin disini.

Namun beberapa detik kemudian Ia menggeleng lagi. Ini tak boleh. Bukan hak nya melarang Donghyun dekat dengan siapapun, ia tak ingin menjadi posesif. Lagi pula Kyungmin hanya sebatas sahabat. Tidak lebih.

"Kak.."

"Hmm.."

Donghyun hampir menjatuhkan gelas terakhir saat Baekseung melingkarkan tangannya erat pinggangnya.

"Pacaran, yuk."

Dengan gerak lambat pemuda pirang itu meletakkan dagu diatas bahu sempit Donghyun.

"Enggak mau." Donghyun berkata singkat, meletakkan gelas di atas nampan yang telah dialasi serbet bersih, kemudian mengeringkan kedua tangannya dengan lap yang menggantung diatas sink.

"Lepas ih Baekseung!"

"Enggak! Sebelum lo bilang iya, ga bakalan gua lepas!" Pemuda Kim itu makin mengeratkan pelukannya ketika Donghyun berusaha melepaskan diri untuk menjauh.

"Seung!"

"Gua janji, bakal ngejalanin hubungan ini kaya apapun yang lo mau. Jangan nolak gua lagi, kak." Bisik Baekseung lembut di telinga Donghyun. Membuat yang lebih tua berhenti meronta.

"Kasih gua kesempatan.." Desahnya putus asa.

Donghyun terdiam, memejamkan mata saat hembusan hangat nafas Baekseung di perpotongan lehernya. Bolehkah ia mencoba? Walaupun ia tahu ini tidak benar tapi rasa untuk Baekseung yang membuncah terlampau besar mengalahkan ego dan logikanya hingga akhirnya ia memutuskan untuk menyerah.

"Iya, Seung.." Bisiknya gemetar.

"Iya apa?" Tanya sang dominan menggoda.

"Ga ada pengulangan, ya!"

Dengan cepat Baekseung memutar tubuh yang lebih kecil darinya agar saling berhadapan. Tangannya masih belum beranjak dari pinggang ramping Donghyun yang kini pipinya mulai terlihat memerah.

Atensinya kini tertuju pada ranum merah muda yang masih mengatup.

Sialan, ingin rasanya Baekseung melumat bibir kekasihnya hingga ia kehabisan nafas, mengigit lembut permukaannya, atau memporak-porandakan rongga hangat itu dengan lidahnya. Lebih intens, lebih lama,lebih agresif dari apa yang ia lakukan sebelumnya.  Namun melihat Donghyun yang tiba-tiba menggigit bibirnya dan memejamkan mata, seketika itu ia mengurungkan niatnya.

Donghyun masih belum terbiasa dengan semua hal yang ia lakukan terhadapnya, semuanya harus ia lakukan pelan-pelan.

"Makasih kak.." Bisiknya pelan membawa tubuh itu kedalam pelukannya.

LIGHT ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang