CRASHED PT. 3

135 25 40
                                    

"Seuuuung, banguuun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Seuuuung, banguuun.."

Baekseung menggeliat pelan, enggan membuka kedua netranya. Sentuhan lembut diujung kepala searah dengan jatuhnya helaian rambut, membuatnya ingin kembali terlelap.

"Bangun sayang, udah siang."

Sapaan hangat terdengar lembut di telinga membawa seluruh kesadarannya kembali dari mimpi semalam, kemudian Ia tersenyum saat kecupan singkat bertubi-tubi menggelitik wajahnya.

Ia membuka mata perlahan, menyadari sosok mungil yang ia peluk semalaman kini sedang mengguncang pelan tubuhnya.

"Masih ngantuk, Yang. Five more minutes." Desahnya enggan.

"Bangun iih Seung!! Bunda sama papa kamu udah landing lima belas menit yang lalu. Yuk siap-siap, kita kerumah kamu. Ayooo Seung.." Yang lebih tua merajuk pelan, kemudian menyibakkan selimut hangat dari atas tubuhnya dengan satu gerakan.

"Ayooo banguun- Aakh, Seung!!!"

Satu jeritan pelan terlontar dari bibir Donghyun, saat Baekseung yang tanpa aba-aba menarik tubuh kecilnya begitu saja ke arahnya.

"Kamu udah mandi? Wangi banget yang." si pirang mengenduskan indera penciumannya beberapa kali di leher kekasihnya. Kedua tangannya masih memeluk erat tubuh Donghyun, mencegah lelaki berparas manis itu beranjak dari atas tubuhnya.

"Seung! Lepas ih! Mandi cepetan, nanti aku bikinin sarapan."

"Maunya dimandiin, boleh?" Bisiknya pelan, hidung mancungnya enggan beranjak dari perpotongan leher Donghyun, aroma cotton blossom yang menguar lembut sungguh membuat dirinya tak ingin lepas walau sejenak.

"Dasar mesum! Gak mau! Udah sana mandii! Kalo engga, aku berangkat duluan!" Kini Donghyun menyentil pelan dahi kekasihnya, berkata dengan intonasi tinggi dan mau tak mau Baekseung hanya bisa menurut. Karena seorang Donghyun yang pendiam, bisa berubah menjadi benar-benar galak saat kemauannya tidak dituruti.

Setelah beberapa menit berlalu, pemuda dengan tinggi lebih dari seratus delapan puluh lima centimeter itu kini berjalan pelan menuju dapur mini, dimana kekasihnya sedang sibuk menyiapkan sarapan.

"Nasi goreng, hmm?" Bisiknya Baekseung pelan, melingkarkan tangannya erat di pinggang ramping kakak tirinya, dan bersandar manja di bahunya.

"Enggak, kan kemarin udah. Aku bikin egg muffin aja yang gampang, kamu suka egg muffin ga?" Ujar sang kakak, tangannya mengaduk beberapa butir telur yang dicampur dengan irisan daun bawang, membumbuinya, kemudian disiramkan ke dalam cetakan muffin yang telah terisi penuh dengan cincangan paprika, bacon, tomat, dan keju.

"Aku suka semua yang kamu bikin." Bisik Baekseung lembut, menunggu Donghyun yang memberi tambahan parutan keju di tiap adonan muffin dan memasukkannya ke dalam oven.

"Geli Seung.."

Pemuda bertubuh lebih kecil itu terkikik, saat kekasihnya mengecup tengkuk dan lehernya berkali-kali. Tak tahan dengan rasa menggelitik yang Baekseung berikan, kini Donghyun memutar tubuhnya menghadap yang lebih muda kemudian melingkarkan kedua tangan di leher jenjang kekasihnya.

LIGHT ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang