"Bener kata Baekseung, mending kamu ke klinik dulu biar luka kamu ga tambah parah."
Eunsang berdiri, menyampirkan tas ransel ke pundak dan berjalan kearah Donghyun. Berusaha membujuk pemuda keras kepala itu.
"Nanti aku yang nyamperin Kyungmin, aku ngomong sama dia pelan-pelan. Mudah-mudahan aja marahnya reda. Kamu pasti paham, Kyungmin ga bakalan tahan marah lama-lama sama kamu" Ujar Eunsang menenangkan.
"Sana buruan ke klinik. Baekseung, Titip Keumi ya. Kalo masih nangis, dicium aja biar lupa sama sakitnya." Canda lelaki tinggi menjulang yang langsung dibalas cengiran oleh Baekseung.
"Siap Kak! Itu mah serahin aja sama gua."
❤❤❤❤❤
"Masih sakit?" Tanya Baekseung pelan, menuntun kekasihnya untuk duduk di pinggir ranjang yang terletak di paling ujung diruangan ini.
Donghyun hanya menggeleng pelan, mengamati sebagian lengannya yang sudah diolesi dengan salep kekuningan tebal-tebal.
"Kalo udah ga sakit, kok masih nangis?"
Baekseung yang semula duduk dikursi kecil, kini berdiri mendekat, menangkupkan kedua tangannya dipipi basah Donghyun.
"Kalo masih sakit bilang, jangan sok kuat." Si pirang berbisik pelan, sekilas menengok ke arah Dokter jaga yang kini berjalan keluar ruangan lantas menutup tirai rapat-rapat.
"Udah ga sesakit tadi, tapi masih perih.." Desah pemuda itu tersendat, masih terpaku pada luka ditangan, khawatir lukanya akan meninggalkan bekas.
"Mau gua bantu, biar sakitnya ilang ga?"
Baekseung memangkas jarak, mengangkat dagu kekasihnya dengan ibu jarinya.
Mungkin ini terdengar konyol, bisa-bisanya muncul hasrat untuk mencium Donghyun, terlebih dalam kondisi kekasihnya baru saja mengalami kecelakaan kecil dan sekarang masih menangis menahan sakit.
Tapi Baekseung tahu, Donghyun menangis tak hanya karena luka ditangannya, namun juga ada sedikit banyak kontribusi dari kemarahan salah satu sahabatnya saat ia terang-terangan menunjukkan hubungannya dengan Donghyun tadi pagi saat insiden itu terjadi.
Dan Baekseung tidak suka.
Ia sungguh tak suka melihat Donghyun meneteskan air mata untuk laki-laki lain yang bukan dirinya. Terlebih Kyungmin, seseorang yang dibilang sahabat oleh kekasihnya, namun seakan-akan pria itu menempati tahta tertinggi di hati Donghyun dilihat bagaimana kekasihnya selalu menomorsatukan Kyungmin dibanding dirinya.
Cemburu?
Tentu saja.
Bagi Baekseung, Kyungmin ibarat duri dalam hubungannya dengan Donghyun. Harus dihilangkan. Bukan berarti ia ingin menyingkirkan Kyungmin dari hidup Donghyun. Bukan. Ia hanya ingin Kyungmin tahu bahwa sahabatnya mempunyai hubungan serius dengan dirinya. Dan agar pria berambut hitam membuat batasan wajar dalam pertemanan mereka.
Maka dari itu, apapun ia lakukan agar kekasihnya tak melulu memikirkan kemarahan sahabatnya. Sudah cukup.
"May, I?" Bisik pria pirang itu meraih tengkuk Donghyun dengan satu tangan.
"Jangan Seung, ini ditempat umum." Bisik Donghyun khawatir ada orang yang datang.
"Dokternya lagi keluar, kalo ada yang masuk pasti kedengeran kok, kan ada belnya diatas pintu." Kilah Baekseung.
Tak menunggu persetujuan kekasihnya, ia mulai menempelkan bilah ranum keduanya. Membasahi permukaan lembut bibir Donghyun, dan melumatnya pelan. Sesekali tangannya mengelus punggung sempit, atau meremas pelan rambut cokelat halus milik kekasihnya, hingga yang lebih tua memejamkan mata, tenggelam dalam alur lembut namun bergejolak dengan indah dan sesaat membuatnya lupa akan rasa sakit di lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHT ON ME
Romance"If i could have anyone that i wanted, i'd still choose you" "If this wrong, i don't wanna be right" Baekkeum area 💚 TW : ANGST, DC, romance, mature content, harsh words.