*terdapat kata kasar
____
"Hahahaha!"
"HAHAHAHA!"
"Serius?"
Saat ini kelas Irene mendapatkan kelas olahraga, namun ternyata guru yang seharusnya mengajar hari ini tidak hadir dan menjadikan kelas menjadi jamkos.
Irene dan teman temannya kini sedang asik mengobrol di bawah meja."Iya ih gue malu banget," Risa menutup wajahnya. Sedangkan Irene dan Fani tertawa terbahak bahak.
"Kok bisa salah gitu sih?" Tanya Irene dengan tawa yang belum berhenti.
"Karena gue gak tau ibunya yang mana jadi gue panggil 'nenek'."
"Terus terus kata ibunya Nio gimana?"
"Kok nenek? Ibu tua banget ya? Gitu sumpah gue di situ jadi gak enak. Tapi Untungnya mamahnya Nio gak bawa serius."
"Sabar ya Ris gue doain lo masih dapat Restu dari mamah nya Nio," Fani mengelus bahu Risa yang ada di hadapannya.
Duk!
"Monyet!" Fani berteriak kaget saat seseorang memukul meja di atasnya dengan kencang. Langsung saja Fani keluar dari kolong meja.
"Anjing lo ya Dim, gue bikin pincang lo tau rasa!" Kata Fani marah marah sambil memukul mukul Dimas.
Irene, Risa dan Ria ikut keluar dari kolong. Melihat pertunjukan pertengkaran Fani dam Dimas.
"Lagian ngapain aw! Di kolong meja aw! Saki anjir! Tenaga lo kuat juga ya setara sih sama tubuh lo," ucap Dimas membuat Fani semakin murka dan memukuli Dimas.
"Lo bilang gue gendut?"
"Nggak! Ampun Fan Anjir sakit! Gue aduin pacar Gue ya," Dimas mencoba menghindari tubuhnya dari pukulan Fani dengan menyilang kan tangannya.
"Aduin! Aduin! Gue gak takut," terakhir Fani menendang kaki Dimas dan menginjak nya membuat Dimas meringis kesakitan.
"Sakit! Buset dah!"
"Rasain," Irene mengejek Dimas yang benar benar di buatjalan pincang oleh Fani.
"Tega bener lu," Irene tertawa tapi ia tetap tidak tega sehingga memberikan salonpas hot yang memang sering ia bawa.
"Nih gue kasih ini gratis."
"Apaani kek orang tua aja."
"Lo ya Dim di baikin malah bikin kesel," Irene hendak membawa kembali salonpasnya namun Dimas langsung menarik nya.
"Dimas dayang dayang lo tuh!"
Irene pergi dari meja Dimas saat teman teman Dimas datang, bukan hanya teman Dimas saja yang datang dan salah satunya adalah mantan nya.
"Hai!" Sapa Irene mencoba untuk tidak canggung.
"Hai Rin," balasnya Sambil memberikan telapak tangannya untuk bertos. Kebiasaan mereka.
Lalu Irene duduk di meja nya bergabung dengan Ria dan Risa sedangkan Fani sedang ke kamar mandi. Irene duduk di samping Risa yang sedang membereskan bukunya.
"Tangan lo masih sering basah Ris?" Irene bertanya, Gadis itu teringat jika tangan Risa sering basah tapi itu bukan keringat.
"Heem, gue sebel banget, kalo nulis sering licin," jawabnya menunjukan telapak tangannya.
"Tangan gue sering kering," kali ini Irene menunjukkan telapak tangannya terlihat kulit tangannya seperti mengelupas.
"Pake handcream aja," saran Ria yang ikut melihat telapak tangan Irene.