12. Dekat

4 1 0
                                    


Happy reading guys (´∩。• ᵕ •。∩')
_________

.
.
.

Irene duduk menemani Bian yang hanya diam saja di samping nya. Sejujurnya ia kaget saat Bian tiba tiba menghubungi nya jika ia ada di gang rumahnya, langsung saja ia berlari.

Bian mengajak irene ke sebuah tempat yang bahkan ia tidak ketahui sebagai orang bandung yang telah lama tinggal di sana, ia sangat malu saat Bian membawanya ke tempat yang menurutnya bagus.

Hanya ada sebuah halaman yang luas bagus menjadi tempat untuk menatap langit langit yang bertaburan bintang.
Irene mengikuti Bian yang berjalan, lalu ikut duduk di atas rumput rumput.

Awalnya Irene sedikit merinding takut, namun rasa takutnya hilang di kalahkan oleh pemandangan yang indah.

"Lo kenapa bawa gue kesini?" Irene menoleh pada Bian yang sedang membuka jaketnya.

"Lo mau ngapain?" Tanya Irene panik, namun ternyata jaket itu kini menutupi tubuhnya, yang hanya berbalut baju pendek.

"Maaf, gue tiba tiba manggil lo."

"Ist okay? Tapi lo gapapa?" tanya Irene melihat raut wajah Bian yang berbeda dari biasanya.

"Gue gapapa."

"Tapi wajah lo bilang lo kenapa kenapa. Lo kurang tidur ya?" Irene bisa melihat kantung mata milik Bian yang menghitam.

"Hah? Lo tau dari mana?"

"Wajah lo keliatan kecapean. Lo gak papahkan?" Bian tidak menjawab iya menundukan kepalanya.

Bian sebenernya butuh orang untuk tempatnya bersandar orang yang mau mendengarkan ceritanya, Biasanya dia hanya akan memendam, namun saat di rumah tadi, ia malah teringat wajah Irene.

Justru itu membuat Bian bingung mengapa gadis itu tiba tiba tergambar di ingatanya.

"Heem gue akhir akhir ini emang sering bergadang."

"Ouh. Cowok emang gitu ya sering banget bergadang, terus main game," Irene memperhatikan Bian yang hanya diam melihat ke arah danau.

"Gue jarang main game sih."

"Bagus deh, suka bikin lupa waktu," Irene ikut menatap ke arah Danau.

"Lo punya mantan?" Tanya Bian tiba-tiba membuat Irene terkejut.

"A..da kenapa emang?"

"Lo bilang game bikin lupa waktu kayaknya pengalaman banget," Irene mengangguk itu memang pengalaman nya sih.

"Iyasih, dulu pacar gue sering banget nganggurin gue," kata Irene mengingat dirinya saat pacaran sering kali ia di nomor duakan oleh game.

"Kasian."

"Sekarang tuh cari cowok yang bener bener perhatian susah banget. Yang bener bener ngabisin waktu buat kita kalo lagi main berdua, pasti aja main game, entah lagi apa dan di manapun."

"Ada kok."

"Masa? Lo tau dari siapa?"

"Gue," Jawab Bian membuat Irene menatap laki laki itu dengan mata yang ia sipitkan seolah tak percaya.

"Lo kok pede banget sih emang ia lo kayak gitu."

"Di usahakan."

"Hah? Apasih gak paham," Irene menggeleng kan kepalanya sambil tertawa. Bian pun sama.

Irene tak sengaja melihat tulisan di tangan kiri Bian, ia menatap nya dengan intens memastikan jika yang ia lihat tidaklah salah.

"Bian lo di tato?" Irene refleks mendekat ke arah Bian, melihat ukiran tato yang ada di tangan kiri Bian yang tepat terletak di atas Siku. Selama ini ia baru menyadari mungkin karena Bian yang selalu menggunakan kameja panjang atau jaket bomber.

ABOUT IRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang