04. Night Dinner Party

323 54 2
                                    

"Ibu, apa aku perlu membawa sesuatu untuk diberikan?" tanya Sunghoon mengacak-acak lemari penyimpan bahan makanan.

Sang Ibu menggeleng.

"Tidak perlu, ibu sudah memberikan sup kacang hijau kepada mereka untuk jamuan tambahan," balas Ibu kemudian.

Sunghoon hanya termanggut-manggut kemudian meninggalkan ibunya dan beranjak menuju kamar.

Sesampainya di kamar, Sunghoon menatap luar jendela. Orang-orang, termasuk para petinggi desa sibuk mempersiapkan jamuan makan malam untuk para penduduk Askati Village. Mereka semua berlalu lalang membawa makanan, kursi, meja yang ditata memanjang sedemikian rupa agar cukup menampung seluruh penduduk.

Helaan napas keluar dari bibir Sunghoon dengan begitu saja, suasana luar rumah yang ramai. Sejujurnya, Sunghoon tidak terlalu suka keramaian tetapi, mau bagaimana lagi, ibunya adalah salah satu petinggi di desa tersebut. Mau tidak mau, Sunghoon harus mengikuti pesta ini.

TOK... TOK... TOK...

Suara ketukan pintu dari ibunya terdengar dari luar dan membuyarkan semua fokus dan atensi Sunghoon barusan.

"Sunghoon-ah, kau sudah siap?" tanya sang ibu dari luar.

"Belum ibu! Bisakah kau memberiku sedikit waktu lagi?" timpal Sunghoon dari dalam kamar.

"Baiklah! Jangan lama-lama, ya!" sahut sang ibu dari luar.

"Tidak akan lama!" sahut Sunghoon lagi.

Sunghoon kemudian berjalan menuju lemari pakaian miliknya yang tidak begitu besar dan tidak begitu kecil yang cukup untuk menampung semua bajunya yang tidak terlalu banyak.

Ia menatap sejenak baju-baju miliknya dan memilah-milah pakaian mana yang cocok ia gunakan di jamuan makan malam hari ini.

Acara seperti itu di desa ini bukanlah acara yang mewah seperti acara-acara pernikahan ataupun acara hari jadi desa tersebut. Acara ini hanyalah acara untuk memperingati nikmat dan juga rasa syukur yang telah diberikan oleh sang kuasa yang biasanya dilakukan dua ataupun satu bulan sekali.

Setelah Sunghoon memilah-milah pakaiannya, ia memutuskan untuk mengambil pakaian dengan kemeja berwarna monokrom dan juga celana skinny berwarna abu-abu yang serasi dengan warna kemeja miliknya.

Dilepasnya kaus putih polos dan juga celana yang ia kenakan Sekarang lalu kemudian meraih setelan pakaian yang baru saja ia pilih untuk ia kenakan.

Setelah berpakaian, dirinya berjalan menuju cermin untuk melihat pakaiannya telah sempurna atau belum.

"Apa aku sudah sempurna?" tanya Sunghoon melihat pantulan dirinya sendiri di cermin.

"Sepertinya sudah," ujar Sunghoon bermonolog lagi.

"Park Sunghoon! Apa kau sudah siap?" ujar sang ibu dari luar kamar sembari mengetuk pintu.

"Ya! Aku sudah siap," balas Sunghoon.

Sunghoon kemudian berjalan menuju pintu dan membukanya. Menampilkan sang ibu yang sudah berdiri di hadapannya.

"Ibu, apakah aku sudah sempurna?" tanya Sunghoon kepada ibunya.

Ibunya mengangguk dengan mengacungkan ibu jari.

"Tentu saja sudah, kau selalu sempurna," balas sang ibu kemudian melakukan final touch di kerah milik Sunghoon.

"Kalau begitu, kita pergi sekarang, orang-orang sudah menunggu," ajak sang ibu kemudian dibalas anggukan oleh Sunghoon.

°

Forest 'Sungjake'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang