15. Puzzlement

154 14 0
                                    

Jake terduduk di bangku taman desa dengan ditemani oleh angin yang sejuk juga dingin di saat yang bersamaan. Ia menatap orang-orang yang berlalu-lalang di hadapannya, tak lupa Jake menyapa balik beberapa orang yang menyapanya. Sedikit canggung, tapi sudah seharusnya seperti itu agar terlihat sopan.

Jake kemudian merogoh surat yang ia taruh di kantong mantel miliknya, salah, milik Sunghoon lebih tepatnya. Jake mana punya mantel, yang ia punya hanyalah kemeja berkain katun, memakai mantel ribet menurutnya, ya salah satu faktornya adalah berat dan panjang.

Ia membuka segel lilin dari amplop tersebut dan menarik suratnya untuk keluar, dirinya kemudian kembali meletakkan amplopnya ke kantong untuk ia simpan tak lupa dengan lilinnya.

Kertas surat yang digunakan kali ini sedikit berbeda dari yang Jake terima waktu itu, tekstur kertas kali ini sedikit lebih ringan dan halus ketika diraba. Warna kertasnya pun berbeda, kertas yang biasa ia jumpai berwarna coklat tetapi kali ini berwarna putih pucat. 

"Terbuat dari apa kertas ini? Baru kali pertama aku melihatnya," monolog Jake bingung.

Di pagi hari, aku terbangun di atas kasurku yang yah, bisa dibilang tidak begitu nyaman. Ibaratnya, ketika sebagian kasur terbuat dari kapas maupun bulu angsa, kasurku ini terbuat dari duri landak yang menyakitkan juga tidak membuat tidurku nyenyak. Tadi malam, aku bermimpi, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku beberapa kali hingga membuatku terbangun, aku kira itu ibuku, jadi aku membukakan pintu untuknya.

Ternyata salah, orang itu bukanlah ibuku, aku terkejut ketika mendapati orang yang dihadapanku ini lebih tinggi dariku juga pakaian yang menurutku sangat asing, pakaiannya tidak pernah aku jumpai selama hidupku. Ketika aku bertanya kepadanya 'Anda siapa?' pria itu tidak menjawab, melainkan dirinya merogoh sebuah surat yang ada di kantongnya sebelum kemudian ia berika kepadaku. Belum sempat aku membacanya, tiba-tiba saja aku terbangun.

Aku terbangun di pagi hari dengan keadaan yang tidak begitu segar karena kasurku yang tidak begitu nyaman. Tadi malam, aku bermimpi berpapasan dengan seseorang yang berdiam diri di depan kamarku dengan sebuah tas yang ia jinjing. 'Siapa anda?' tanyaku kepadanya. Ia hanya berdiam diri, kemudian langsung menyodorkanku sebuah surat yang aku sendiri tidak mengerti apa isi surat itu. 'Ini ap-' belum saja aku menyelesaikan pertanyaanku, orang itu sudah lebih dulu pergi, ketika aku ingin membaca surat itu, hanya bertuliskan sebuah 'kunci' di bagian atasnya. Aku tiba-tiba terbangun.

Di pagi hari, aku terbangun di atas kasurku yang bisa dibilang tidak begitu nyaman. Ibaratnya, ketika sebagian kasur terbuat dari kapas maupun bulu angsa, kasurku ini terbuat dari duri landak yang menyakitkan juga tidak membuat tidurku nyenyak. Tadi malam, aku bermimpi, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku beberapa kali hingga membuatku terbangun, aku kira itu ibuku, jadi aku membukakan pintu untuknya.

Ternyata salah, orang itu bukanlah ibuku, aku terkejut ketika mendapati orang yang dihadapanku ini lebih tinggi dariku juga pakaian yang menurutku sangat asing, pakaiannya tidak pernah aku jumpai selama hidupku. Ketika aku bertanya kepadanya 'Anda siapa?. Ia hanya menjawab 'Bacalah'. Lantas aku bingung, 'Apa ini?' ia kembali menjawab 'bacalah'. Belum saja aku membaca lengkap surat tersebut, yang sudah aku baca hanyalah, 'Sebuah kunci untuk menyelesaikan kejadian'. Aku kembali terbangun.

Aku kembali terbangun, aku mendengar seseorang mengetuk pintuku beberapa kali, aku kira itu ibuku, jadi aku membukakan pintu untuknya. Ternyata dugaanku salah, yang aku jumpai ternyata pria tinggi dengan perawakan dewasa dengan tas yang ia jinjing belum lagi pakaian yang belum pernah aku jumpai sebelumnya, 'siapa anda?' tanyaku kepadanya. Ia kemudian menimpali dengan sebuah perkataan, 'ketika kau terbangun, kau harus segera menemukan kunci untuk kejadian ini'.

Forest 'Sungjake'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang