06. Basic moment

257 41 1
                                    

Jungwon meregangkan tubuhnya setelah dirinya terbangun dari mimpi indahnya yang terhenti karena panggilan dari alarm jam miliknya yang berbunyi sangat nyaring. Sudah tiga kali alarmnya berbunyi dan baru bunyi yang ketiga membuat Jungwon tersadar dari alam mimpinya.

"Jam berapa sekarang?" lirih Jungwon dengan mengucek matanya sebentar.

"Astaga! Jam delapan pagi dan tidak ada yang membangunkanku?" ujarnya dengan panik.

Hari ini adalah hari senin, hari dimana Jungwon kembali masuk sekolah setelah libur akhir peka kemarin. 

Jungwon dengan segera menyibakkan selimutnya dan beranjak dari tempat tidurnya setelah itu merapikannya secara sekilas. Tidak peduli jika ranjangnya rapi atau tidak.

"Sialan, kenapa tidak ada yang membangunkanku, sih?!" sentak Jungwon kesal.

Dirinya kemudian mengambil handuk dengan segera dan membanting pintu kamar mandi agar tidak terlambat. Sekolah di desa seperti ini hanya diajarkan pelajaran sederhana dan basic skills.

Yah ..., seperti tata krama maupun pelajaran-pelajaran ringan seperti kebahasaan dan perhitungan. Sekolah di sini juga hanya sampai sekolah menengah, tidak ada kuliah maupun hal-hal sebagainya.

Setelah selesai mandi, Jungwon mengoleskan minyak telon ke beberapa bagian tubuhnya agar sedikit hangat dan tidak dingin karena baru saja selesai mandi. Ia meraih pakaian yang telah Jungwon siapkan sebelumnya.

Sekolah di desa inipun tidak menyiapkan seragam khusus untuk para muridnya. Mereka hanya diminta untuk menggunakan pakaian formal yang mereka punya untuk menghadiri kelas.

Setelah Jungwon selesai berpakaian dengan rapih, dirinya segera keluar dari kamarnya dan pergi menuju meja makan untuk sarapan sebentar.

"Kenapa tidak ada yang membangunkanku?" tanya Jungwon dengan kesal kepada Jake dan ibunya yang telah menyelesaikan sarapannya.

"Kata siapa? Kakakmu sudah membangunkanmu dari bunyi alarm pertamamu berbunyi," balas sang ibu dengan tertawa pelan.

"Itu karena kau saja yang susah bangun, salah sendiri," tambah Jake tersenyum mengejek.

Jake berdecak malas kemudian duduk di kursi meja makan sebelah Jake.

Jungwon kemudian meraih piring dengan roti panggang dengan isi selai stroberi di dalamnya.

"Ibu sudah menyiapkan segelas susu di sana, kau bisa mengambilnya sendiri, ibu ingin pergi perkebunan dengan kakakmu," ucap ibu dengan menunjuk segelas susu di sebelah wastafel.

Jungwon hanya mengangguk.

"Sebaiknya kau cepat daripada kau terlambat," tukas Jake berbisik kepada Jungwon.

"Ya," ketus Jungwon tanpa melirik Jake sedikitpun.

°

°

°

Sunghoon berjalan bersama ayahnya ke perkebunan secara beriringan. Ia hanya memperhatikan ayahnya yang sedari tadi bercengkrama dengan para penduduk yang berlalu dari tadi.

Jujur saja, Sunghoon sedikit jenuh karena hanya memperhatikan dan juga dirinya merasa sangat canggung dengan para penduduk.

Seharusnya mereka sudah sampai di perkebunan lima belas menit yang lalu, tetapi karena ayahnya yang sedang bercengkrama dengan para penduduk membuatnya lama. 

Derita seorang anak petinggi desa.

"Aku dengar beberapa hari yang lalu kau pergi ke balai desa, apa benar?" tanya sang ayah memastikan.

Forest 'Sungjake'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang