Sunghoon beberapa kali mengacak-acak isi rak buku milik lantai atas, tak luput hal tersebut menimbulkan suara tidak nyaman bagi para pengunjung perpustakaan lain membuat Sunghoon ditegur secara empat mata oleh penjaga perpustakaan lantai atas.
"Apa yang membuatmu terburu-buru seperti itu, nak?" tanya penjaga perpustakaan setelah menegur Sunghoon.
Sunghoon tersenyum kecil, dirinya masih merasa tidak enak karena mengganggu suasana 'senyap' perpustakaan.
"Hm?" lanjut sang penjaga dengan alis yang terangkat sebelah dengan bingung.
"Ah, anu, aku sedang mencari buku yang mirip dengan isi su-, maksudku buku yang cocok untuk mempelajari misterdi yang ada di desa ini? Atau mungkin kalangan-kalangan masyarakat di sini?" jawab Sunghoon dengan bingung, hampir saja dirinya keceplosan.
Penjaga perpustakaan tersebut sedikit ragu dengan balasan Sunghoon tersebut. "Maksudmu?"
"Memangnya desa ini memiliki misteri yang terpendam atau tersimpan, begitu?" lanjut penjaga tersebut.
Sunghoon mengangguk cepat. "Iya, itu maksudku"
Penjaga tersebut lantas tertawa kecil. "Tidak ada buku seperti itu di perpustakaan ini, untuk apa perpustakaan desa menyimpan dan mengarsip buku-buku tersebut? Sudah jelas buku tersebut memiliki isi dan aspek cerita karangan yang hanya menimbulkan proganda-proganda tidak jelas di desa ini"
Sunghoon diam sambil mengangguk kecil.
"Yakin kau mencari buku seperti itu?" tanya sang penjaga untuk memastikan.
Sunghoon terpaksa menggeleng.
"Sepertinya buku yang aku cari tidak ada di sini, terima kasih, pak," ucap Sunghoon yang dibalas gelengan tidak percaya oleh penjaga tersebut.
"Hampir saja," gumam Sunghoon dengan menghela napas lega sembari menuruni tangga.
"Sunghoon!" panggil Jake dengan sedikit berbisik dan melambaikan tangannya ke arah Sunghoon.
Sunghoon melihat lambaian tangan Jake dan membalasnya, ia kemudian melangkahkan kakinya menuju meja yang menjadi tempat mereka bertemu setelah mencari buku-buku yang ada di perpustakaan.
"Kau tidak menemukan buku yang mirip?" tanya Jake dengan mata yang memperhatikan tangan Sunghoon yang kosong.
Sunghoon mengangguk sambil menarik kursi untuk ia duduki. "Aku baru saja ditegur oleh penjaga lantai atas".
Jake mendengus tertawa. "Bagaimana bisa?"
"Ya begitulah," balas Sunghoon tidak ingin membahas hal tersebut.
"Kau sudah menemukan bukunya?" tanya Sunghoon mengalihkan topik pembicaraan.
Jake mengangguk.
"Ini, kurasa buku ini cukup mirip," tukas Jake sambil mengarahkan buku kepada Sunghoon.
"The Samsara"
"The Samsara? Apa itu The Samsara? Apa ada kaitannya dengan semua kejadian yang aku alami?" ucap Jake dalam hati.
Jake bingung, apa itu The Samsara? Sampul buku tersebut hanya menggambarkan sebatang pohon besar yang diselimuti awan gelap di atasnya. Hal tersebut hanya menggambarkan nuansa yang 'seram' tetapi menurutnya, gambaran itu benar-benar tidak ada kaitannya dengan situasi yang ia alami.
"Jake?" panggil Sunghoon sembari menatap Jake yang tampak bingung.
"E-Eh, iya?" balas Jake dengan terkejut.
"Apa yang kau lamunkan?" tanya Sunghoon.
Jake menggeleng.
"Yakin? Kau terlihat memikirkan sesuatu tadi, apa ada sangkut pautnya dengan buku yang aku temukan?" tanya Sunghoon lagi sembari menyentuh buku yang ada di tangan Jake.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forest 'Sungjake'
FanfictionHidup di tengah hutan, jauh dari perkotaan, dan teknologi yang tertinggal tanpa tahu bagaimana kehidupan dunia luar. Membuat Sunghoon dan Jake berpikir, bagaimana keadaan dunia luar? 👉Sungjake Dom👉Sunghoon Sub👉Jake Rated 15+ [30.09.21 - Present] ...