12. Hangout together

137 20 2
                                    

"Aku menjadi penasaran, bagaimana..., kau bisa ada nyali untuk meminta izin kepada para petinggi waktu itu?" tanya Jake penasaran ditengah-tengah penjagaan.

Mereka berdua tidak habis-habisnya membahas desa Askati yang semakin hari semakin 'aneh' sejak tadi.

Sunghoon memasang gestur berpikir sejenak kemudian menghela napasnya sebentar. "Karena..., ayah dan ibuku adalah petinggi desa ini, aku mengira jika mereka akan memperbolehkanku pergi".

"Nyatanya? Tidak seperti yang kau kira, bukan?" sahut Jake.

Sunghoon mengangguk.

"Realita memang pahit,"

"Dan tak seindah yang kita bayangkan," lanjut Sunghoon sembari diiringi tawa oleh mereka berdua.

Jika dipikir, Jake memang penasaran dengan apa yang terjadi di luar desa ini, ia juga berpikir, beberapa kejadian yang tertulis di buku harian sang ayah lama kelamaan terjadi begitu saja. Jake jadi heran, apakah sang ayah adalah peramal?.

"Jake?" panggil Sunghoon.

"H-Hah?"

"Apa yang sedang kau pikirkan, baru tadi kau tertawa tapi tiba-tiba saja kau melamun, sedikit seram kau tau," tukas Sunghoon sedikit ngeri.

"Sunghoon," potong Jake.

"Hm?" balas Sunghoon dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Kau..., apa pernah mencari tau bagaimana caranya keluar dari desa ini?" tanya Jake penasaran, lagi.

"Selain meminta izin?" tebak Sunghoon yang dibalas anggukan oleh Jake.

Sunghoon berpikir sejenak, sebenarnya, dirinya sudah beberapa kali mencoba untuk mencari letak jalan keluar yang aman dan jauh dari jangkauan menara penjaga. Yah, belum lagi ia memikirkan bagaimana bertahan hidup dari 'Monster' ketika dirinya berhasil keluar dari desa Askati.

Belum lagi, desa Askati terletak sangat jauh dari perkotaan dan berada di tengah-tengah hutan belantara yang lebat dan gelap pastinya jika hari sudah menjelang malam. Ah, dan juga perlengkapan yang harus dirinya bawa pasti akan terlampau banyak.

"Yah..., aku beberapa kali mengelilingi desa ini beberapa kali, banyak sekali pembatas yang menghalangi desa ini, belum lagi suasana hutan yang sedikit mencekam," jelas Sunghoon.

"Bukan sedikit, lebih tepatnya, sangat mencekam," tukas Jake kemudian.

Sunghoon mengangguk sembari mendengus tertawa. "Kau benar".

"Apa kau pernah mencoba untuk melewati pembatas tersebut?" tanya Jake.

Sunghoon menggeleng.

"Kenapa tidak?" timpal Jake.

Sunghoon menghela napasnya sebentar.

"Itu karena...,"

"Karena kau tidak berani?" sambar Jake.

Sunghoon berdecih. "Bukan begitu!"

"Hanya saja, menara penjagaan desa kita sedikit tinggi dan sudah pasti aku akan ketahuan, aku tidak akan melakukan hal senekat itu sebelum memikirkannya dengan matang, Jake," ucap Sunghoon.

"Yah, kau benar," balas Jake dengan anggukan.

"Desa ini sebenarnya tidak buruk, tetapi, setelah aku membaca buku ini, aku merasa jika desa ini juga memiliki banyak sekali rahasia yang semakin membuatku penasaran," jelas Jake sembari mengambil buku yang ia letakkan di sampingnya.

"Tidak mungkin kita tidak boleh pergi meninggalkan desa ini tanpa kejelasan, kan?" jelas Jake lagi.

"Mereka juga selalu mengatakan bahwa di daerah perkotaan itu 'berbahaya', aku sendiri tidak tau apa yang dimaksud 'berbahaya' oleh mereka semua," lanjut Sunghoon kemudian.

Forest 'Sungjake'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang