Cek up Kandungan

387 47 6
                                    

Maaf banyak typo






SELAMAT MEMBACA















__________________________

Tak terasa kini usia pernikahan Deon dan Kinan sudah menginjak bulan ketiga. Seperti pada umum nya, setiap hari tiada drama yang mewarnai pasangan yang satu ini. Apalagi Kinan dalam masa ngidam, Deon di buat pusing tujuh keliling.

Kadang manja, kadang marah tidak jelas, kadang diam tiba-tiba, kadang nangis, apalagi kalau ngidam nya yang tidak masuk akal. Rasanya Deon ingin protes kepada calon anak nya. Belum lahir aja sudah menyebalkan, gimana kalau sudah lahir, pasti lebih menyebalkan.

"Pokok nya aku mau es boba rasa seblak"rengek Kinan terus membuat Deon frustasi.

"Emang ya kamu tuh nggak beneran peduli sama aku dan anak aku."ucap Kinan dengan mata yang sudah berkaca-kaca, membuat Deon gelagapan.

"Nggak gitu sayang"ucap Deon mencoba meraih tangan Kinan tapi langsung di tepis oleh Kinan.

"Nggak usah pegang-pegang"ketus Kinan sambil mengelap air mata nya yang sudah menetes di pipi gembul-nya

"Ya ampun sayang, bukan nya aku nggak peduli, tapi mana ada sih es boba rasa seblak. Tadi aku sudah tanya Rara, tapi kata Rara nggak ada"ucap Deon mencoba menenangkan istrinya

"Bodo amat, pokoknya sekarang aku mau es boba rasa seblak. Kalau nggak ada kamu nggak boleh tidur di sini. Sana tidur di luar"ucap Kinan langsung naik ke atas ranjang lalu merebahkan tubuhnya membelakangi Deon. Sedangkan Deon sudah mengacak rambutnya frustasi.

Deon berusaha mati-matian menahan emosinya, Deon bukanlah laki-laki yang sabar, butuh beberapa kali ia harus berusaha menahan emosinya yang kapan saja bisa meledak.

"Sayang"panggil Deon sambil memegang bahu Kinan yang tertutup selimut

"Yang lain aja ya minta nya, gimana kalau kita ke mall, kamu boleh shopping apa aja deh yang kamu mau"ucap Deon mencoba menawar

Kinan yang memang lagi sangat sensitif, ia mengira bahwa Deon mengatainya perempuan matre, dengan penuh amarah. Ia langsung bangun dan menatap tajam Deon, membuat Deon meneguk ludahnya dengan susah payah.

"Kamu kira aku cewek matre hah?"

"Ya ampun sa-

"Apa?bener kan apa yang aku bilang, kamu tu nggak niat nikahin aku, hiks aku emang beban di keluarga kamu"

Deon langsung menggeleng kuat, ia tidak bermaksud seperti apa yang di tuduhkan istrinya. Ia langsung memeluk Kinan dengan erat namun penuh kasih sayang.

"Hiks kamu jahat kak, aku benci kamu"ucap Kinan sambil memukul dada Deon berulang kali

"Sssttt aku nggak ada pikiran kayak gitu. Aku tulus sayang sama kamu dan anak kita. Uda ya jangan nangis lagi. Sekarang kamu minta apa hm, aku akan turuti asal yang masuk akal"ucap Deon lembut sambil mengelus rambut Kinan.

"Hikss aku mau cek kandungan aja. Boleh kan?"

Deon tersenyum mendengar permintaan istrinya. Ya sangat boleh lah, apalagi ini momen yang sangat berarti buat Deon.

"Boleh dong. Ya uda sekarang kamu cuci muka dulu, terus ganti baju"

"Beneran kan?"tanya Kinan antusias sambil mendongak menatap wajah suami nya

"Iya sayang"

Bluss

Pipi Kinan langsung berwarna merah seperti tomat saat mendengar panggilan sayang dari bibir suami-nya. Memang bukan yang pertama kali ia mendengar panggilan sayang dari Deon, tapi entah kenapa setiap mendengar panggilan itu rasanya seperti panas dingin.





TAKDIR (MBA)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang