Epilog

407 31 4
                                    

Typo? Maaf ya

Lima tahun berlalu saat aku memulai lembaran baru. Dulu aku masih ingin menunggunya untuk kembali, namun aku tersadar akan suatu kalimat yang pernah aku baca. Kalimat itu seperti ini

Jangan pernah mengharapkan kehadirannya kembali, karna suatu keputusan yang sudah ditetapkan akan mustahil untuk diulang.

Mengharapkannya untuk kembali sudah tidak bisa ku lakukan sekarang, karna ternyata tanpa kusadari sedari dulu saat aku masih bersama dengan Shirabu, oh.. tidak saat sedari kecil lelaki yang selalu menemaniku. Ternyata dia menyukaiku.

Dan tepat pada saat hari ulangtahun ku ke 20 lelaki tersebut menyadarkan diriku bahwa masih ada dia didalam hidupku.

Karna jujur saja saat aku ditinggalkan oleh lelaki yang sangat aku cintai dulu, aku merasa hancur dan merasa seolah-olah tak ada lelaki lagi yang bisa mewarnai hidupku.

Terlihat sangat alay. Memang.

"(Name).. kau belum tidur?" ucap lelaki yang kini menjadi suamiku.

"Kageyama (name) ayo tidur besok kita pergi berlibur kan?... Aku tidak ingin terlambat" katanya lagi dengan suara khas ngantuk nya.

Suara yang sekarang sangat aku sukai. Oh ya benar suamiku adalah Kageyama Tobi teman masa kecilku yang selalu berada di sampingku saat aku merasa tak punya siapa-siapa.

"Ehehe iya aku tidur"

***

Masa lalu ya masa lalu, masa kini ya masa kini. Kedua hal itu jelas berbeda, yang menyamakan nya mungkin dari salah satu kenangan yang dulu terulang di saat sudah tak bersamanya lagi.

Keputusan yang ku buat tak salah juga tak benar, membebaskan orang baik untuk bertemu orang yang lebih baik itu adalah hal yang membuatku cukup sakit.

Sahabatku bilang jika kau sudah memutuskan suatu keputusan maka tetapkan lah dan jangan bimbang. Karna seorang lelaki akan terlihat pengecut jika dia tidak bisa membuat keputusan.

Kini.. wanita yang kucintai sudah menemukan lelaki yang bisa membahagiakan dia untuk seumur hidupnya.

Pertama kali aku dengar berita ini.. yang ada di pikiran ku hanya "mengapa? Mengapa? Dan mengapa?... Mengapa bukan aku?" Hanya itu.

Tidak salah membiarkan dia bahagia dengan orang lain, orang yang bisa menjaga cintanya, orang akan selalu baik juga selalu ada disisinya. Itu membuat ku lega.

"Oikawa" sapa Iwaizumi, dia menjemput Oikawa di bandara karna lelaki itu yang menyuruhnya.

"Iwa-chan, Hisashiburi"

Oikawa pergi ke Jepang hanya untuk pergi berlibur dan tak lupa ingin memberi selamat pada (name) juga Kageyama.

"Kau benar-benar siap jika bertemu dengan mereka?"

"Jangan tanyakan itu padaku, rela tak semudah kata" kata Oikawa, tangannya ia ulurkan pada Iwaizumi dan mereka bersalaman juga berpelukan untuk pertemuan yang sudah lama ia janjikan.

Lagi lagi aku kalah dengannya.

***

"Kageyaamaaa.. cepat lah kau lama!"

"Iya sebentar ku kunci pintu dulu" ucap Kageyama, setelah mengunci pintunya ia masuk kedalam mobil dan menuju bandara untuk pergi berlibur atau bisa disebut bulan madu? Of course.

"Baik ayo berangkat"

***

"Mungkin ini salahmu karna telah mengacuhkannya. Ini perkataan bukan pertanyaan"

"Iya iya aku juga sadar" jawab Oikawa.

Kini mereka berdua sedang berada di restoran yang ada di bandara, setelah sekian lama tak memakan makanan Jepang, membuat Oikawa merasa deja vu akan makanan yang masuk kedalam mulutnya.

Seperti tempura yang mengingatkan dirinya tentang wanita yang dulu selalu makan bersama di masa-masa sekolah, tempura adalah makanan kesukaan wanita itu.

"Cukup!! Jangan ambil tempura ku lagiiii!!"

"Ahahah... Kau lucu saat marah"

"Kalau kau tidak mau tempura itu, aku akan memakannya" kata Iwaizumi. Tanpa mengeluarkan sepatah kata Oikawa langsung memakan nya hingga Iwaizumi tak dapat memakan semua tempura yang ada di mejanya.

"Kau rakus"

"Aku lapar"

***

"Kita makan dulu, jam terbangnya juga masih setengah jam lagi"

"Haa'iii... Aku ingin tempura!" Seru (name).

"Baiklah"

Kageyama mulai memesan menu makan, begitu juga (name) yang sangat antusias. Baginya hari ini adalah hari yang ia tunggu-tunggu.

"Kau terlihat bahagia" ucap Kageyama melihat istrinya sedang tersenyum lebar saat memilih makanan.

"Tentu saja! Kau lah yang membuatku bahagia seperti ini, kau juga yang bisa membuatku lupa pada masalalu yang menghantuiku berbulan-bulan lamanya" jelas (name).

Kageyama tersenyum merespon kata yang keluar dari mulut (name).

***

"Menurutmu apa yang akan terjadi jika sampai saat ini aku masih bersama (name)?"

"Tidak mungkin berjalan lancar" kata Iwaizumi. "Kurasa kau cukup kuat melihat itu"

"Ayo lah iwa-chan jangan berkata seperti itu"

Bukan ketidak sengajaan Oikawa saat melihat (name) juga Kageyama tersenyum bersamaan sebagai pasangan kekasih.

"Berbohong pada diri sendiri itu tidak baik" Iwaizumi menghabiskan gelas yang berisi air cola didalamnya.

"Aku bahagia jika melihatnya bahagia meskipun bahagianya bukan bersamaku" kata Oikawa.

"Kau boleh menangis jika kau mau"

"Moooiii,.. Iwa-chan sudah kubilang jangan katakan hal seperti itu padakuuu!"

"Huufft"

Tidak masalah, dia sudah bahagia jangan pikirkan hal-hal tentangnya lagi.

***

+56******:

Selamat tinggal (name), dan selamat atas pernikahan mu, aku... Bahagia saat melihatmu bahagia.
Kau tak perlu tau siapa aku.

"(Name) ada apa?"

"Oh tidak, tidak ada apa-apa tenang saja"

"Hmm oke, ayo nanti kita tertinggal pesawat"

"Hm iya"

Siapa yang mengirim pesan ini? Oikawa kah?

***

Oke ekhem" ini udah bener-bener tamat dan maaf banget kalo gak nyambung ceritanya. Maaf juga udah lama banget up nya oke gaes dadah sampai ketemu lagi di cerita selanjutnya, gak tau sih cerita apa lagi tapi yaudah nanti di pikir lagi.

Makasih juga buat kalian yang udah komen atau vote atau cuman baca cerita aku tapi gpp it's okey salah satu dari itu aja udah lebih dari cukup.

Intinya makasih kaliannnnnn sayang(≧▽≦)

Wrong Decision || Oikawa Tooru X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang