22

23.1K 3.6K 421
                                    

Kalo ada typo kasih tau nanti saya benerin.

Happy Reading and Enjoy!!

.

.

💀💀💀💀

Cleo menatap dengan raut wajah datar pertikaian yang terjadi tak jauh didepannya. Disampingnya ada Fahmi yang juga ikut menonton dengan raut wajah tenang.

"Gimana pendapat lo?" tanya Fahmi menoleh kearah Cleo.

"Gak ada." jawab Cleo singkat.

Fahmi mengangguk lalu kembali menatap kedepan.

"Huft … kapan kelarnya sih bah. Capek gue berdiri kek patung gak bisa gerak. Serasa di lem nih kaki." gerutu Fahmi yang sontak membuat Cleo mengangguk.

Benar, kini alur novel sedang berjalan di mana Realin membully Aluna karena berita yang tersebar jika gadis itu habis jalan berdua dengan Angga. Bedanya sekarang bukan Realin yang membully namun Aurora, sebabnya pun sama hanya dengan orang yang berbeda. Yakni Radeo bukan Angga.

Dan posisi Cleo yang hanya sebagai figuran berdiri tak jauh dari mereka. Ia ingin pergi tetapi sang penulis seperti tak menghendaki, maka dari itu ia berdiri bak patung dan tak bisa menggerakkan kakinya.

Plak

Tamparan itu mengakhiri jalannya alur novel hari ini. Fahmi maupun Cleo serempak menghela nafas lega saat sudah bisa menggerakkan kaki mereka kembali.

"Kelar juga akhirnya." ucap Fahmi lalu duduk di kursi kantin diikuti Cleo.

"Gimana dia?" tanya Cleo menatap Fahmi sekilas.

"Aman, lukanya juga udah diobatin." jawab Fahmi.

"Reaksinya?" Cleo bertanya lagi dengan nada yang ketara malas.

"Kaget parah. Awalnya juga dia gak percaya, padahal udah kita jelasin panjang lebar. Ampe berbusa mulut gue jelasinnya." keluh Fahmi.

"Satu bulan lagi semua ini harus selesai." ujar Cleo membuat Fahmi tersentak.

"Bukannya tiga bulan lagi?" heran Fahmi.

"Gue gak punya waktu banyak." ucap Cleo penuh makna.

"Karena kalo gue ngulur waktu bajingan sialan itu bakal pindah lagi." batin Cleo.

"Ya gue sih cuma bisa nyikutin rencana lo. Lagian gue juga penasaran dunia nyata itu kayak gimana?" Fahmi menatap Cleo penuh binar seakan meminta untuk dijelaskan.

"Mager!"

Singkat, padat, dan jelas. Fahmi hanya bisa tersenyum paksa dengan raut wajah pasrah.

"Gue pergi." ucap Cleo dan berlalu meninggalkan Fahmi yang tengah mengumpat tak jelas.

"Asu. Dadi wong kok nganyel ne." sinis Fahmi menatap kepergian Cleo dengan mata tajam.

"WOY!!"

"Jangkrek!" umpat Fahmi menatap tajam sang pelaku yang tengah tertawa terbahak bahak.

"Komuk lo anjir lucu banget hahaha." tawanya.

"Sialan lo Mit." kesal Fahmi menoyor kening Pramitta.

"Slow woy."

Pramitta duduk dibangku kantin berhadapan dengan Fahmi. Ia mengambil jus milik Fahmi yang masih utuh lalu meminumnya dengan santai.

"Anak anjing, contoh anak anjing." sinis Fahmi menatap datar Pramitta yang menyengir.

"Aelah bagi kek. Capek bat gue, kan lo tau gue abis berdrama ria." ujar Pramitta menaik turunkan alisnya menggoda.

"Ya saja." balas Fahmi malas.

Not Just An Ordinary Character (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang