17

29.7K 4.7K 1.1K
                                    

Kalo ada typo kasih tau nanti saya benerin.

Happy Reading and Enjoy!!

.

.
💀💀💀💀

Cleo menatap malas perdebatan didepannya. Kini alur plot dimulai, di mana Cleo yang memerankan Selena sebagai figuran. Gadis itu terlihat santai dengan mengunyah sebuah permen karet.

"Kiw."

Seruan itu membuat Cleo menoleh, ia melihat Pramitta yang berdiri disampingnya dengan memegang sebuah popcorn.

"Aluna yang malang." ucap Pramitta seraya menyuapkan beberapa butir popcorn.

"Anjir si Aurora sadis juga." gumam Pramitta.

"Gue gak liat Meta kemana tuh anak? biasanya nempel sama lo." tanya Pramitta.

Cleo hanya menatap Pramitta sekilas, pertanyaan tak bermutu yang tidak penting untuk dijawab.

"Hehe, maaf." Pramitta menatap Cleo dengan senyum lebarnya.

"Lo udah ketemu Theo?" tanya Pramitta diangguki Cleo. "Gini nih kalo ngomong sama orang cuek. Buka suara jarang, ngetik gak ada huruf vokal. Mengmiris." ucap Pramitta dramatis.

Cleo menatap Pramitta jijik, membuat gadis itu melotot. Tanpa sepatah kata Cleo beranjak pergi dari sana karena plot novel sudah selesai.

"Ratu es ya gitu tuh. Gak ada akhlak!" gerutu Pramitta dan berlalu pergi.

💀💀💀💀

Cleo mendribble bola basket ditangannya dengan lihai, setelahnya gadis itu melempar bola bulat itu kedalam ring.

Shoot

Bola itu masuk dengan sempurna tanpa celah. Kembali mengambil bola oren itu, Cleo memantulkannya beberapa kali lalu memasukkannya kedalam ring.

Helaan nafas kasar terdengar dari mulut Cleo, ia melihat ponselnya yang mengarah pada tanggal 28 Mei. Artinya sudah satu bulan lebih ia ada didunia novel ini.

"Dan sekarang waktunya Alexara Teresia masuk." gumam Cleo sangat pelan.

Cleo mendongak menatap langit biru yang cerah. Ia memejamkan matanya menikmati sinar matahari yang menerpa wajah cantik Selena.

Cleo tersentak saat sebuah lengan kekar memeluk erat pinggangnya dari belakang. Tanpa menolehpun ia tahu siapa yang memelukanya, tentu saja Radeo.

"Wajah kamu merah," bisik Radeo tepat disamping telinga Cleo.

Cleo memutar bola matanya malas, kenapa pemuda dibelakangnya bodoh sekali. "Gak liat panas kek gini, ngotak dikit." ketus Cleo.

Radeo terkekeh, ia membalikan tubuh Cleo agar menghadapnya. Tangannya terulur mengusap peluh didahi Cleo tanpa rasa jijik.

"Ayo neduh, daritadi kamu udah main basket." ucap Radeo lalu menarik pelan tangan Cleo untuk duduk di bangku dekat pohon.

"Minum dulu," ujar Radeo memberikan sebotol air yang sempat dibawanya.

Cleo menerimanya tanpa protes lagipula ia juga haus. "Makasih," ucap Cleo setelah meminum air itu seteguk.

Not Just An Ordinary Character (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang