38

17.5K 3.1K 301
                                    

Kalo ada typo kasih tahu nanti saya benerin.

Happy Reading and Enjoy-!!!

.

.

💀💀💀💀

Kingten menggenggam erat tangan Cleo seraya menatap penuh cinta pada wanita itu. Mereka berjalan beriringan menuju apartment milik Cleo.

Bagaimana dengan Winda? Mereka hanya memberi sedikit pelajaran pada perempuan itu. Karena bagi Cleo, Winda bukanlah masalah yang besar. Sekali tebas kelar.

"Al." panggil Kingten mengeratkan genggamannya.

"Kenapa?" tanya Cleo menatap sekilas kearah pria itu.

"Al, kamu kok cantik banget sih. Kan aku jadi makin cinta," ucap Kingten dengan nada antusias.

Cleo mendengus tak ingin menanggapi gombalan basi pria itu. Tatapannya hanya fokus kedepan saat mereka hendak memasuki lobi.

"Ih, All. Kok nggak di jawab sih," ujar Kingten menatap kesal kearah Cleo.

"Ya terus?" tanya Cleo menatap malas pria itu.

Kingten hendak membalas ucapan Cleo namun terhenti saat matanya tak sengaja menatap keatas.

"All, Awas!!" teriak Kingten memeluk Cleo lalu membungkuk.

Brukk

"Sshh … " ringis Kingten pelan.

Mata Cleo mengerjap lalu perlahan melepaskan pelukannya.

"Kingten." panggil Cleo pelan.

Pandangan wanita itu jatuh kearah pot yang hancur berceceran.

Tes

"I-ini,"

Cleo tak meneruskan kalimatnya. Ia buru buru menarik Kingten masuk menuju apartment miliknya.

Dari arah yang berlawanan seorang ibu ibu menghampiri mereka dengan tergesa gesa.

"Astaga, nak Cleo maaf. Tadi cucu saya sedang bertengkar sampai menjatuhkan pot bunga. Maaf, ayo saya antar kerumah sakit." ucap ibu itu luar biasa panik saat menyadari kepala serta punggung Kingten berlumuran darah.

"Tidak masalah. Ini hanya luka kecil." balas Kingten menolak ajakan ibu itu.

"Tapi … "

"Tidak apa apa, saya akan mengobatinya." ucap Cleo seraya tersenyum tipis.

"Ba-baiklah, jika terjadi sesuatu segera hubungi saya okey." ujarnya diangguki keduanya.

Kingten dan Cleo beranjak pergi menaiki lift menuju lantai apartment milik Cleo.

"All, pusing." rengek Kingten memeluk Cleo.

"Tahan, okay." ucap Cleo mengusap pelan surai Kingten.

Tak lama keduanya sampai, Cleo segera membuka pintu apartment nya dan mengajak Kingten menuju ruang kesehatan yang memang dibuatnya.

Kingten menurut saat Cleo menyuruhnya berbaring. Menyiapkan semua alat yang ada, Cleo mulai membersihkan darah juga mengobati luka yang ada.

Beruntungnya pot itu tidak mengenai langsung kepala Kingten. Jika iya sudah dapat di pastikan kepala pria itu akan dijahit.

"All, sakit." rengek Kingten dengan mata berkaca kaca.

Cleo tersenyum tipis melihat itu, dengan sangat pelan dan telaten ia memakaikan perban di kepala pria itu.

Not Just An Ordinary Character (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang