45 (END)

28.4K 3K 260
                                    

Kalo ada typo kasih tahu nanti saya benerin

HAPPY READING-!!!

.

.

💀💀💀💀

Cleo dan yang lain kini tengah berbincang ringan di sebuah taman. Setelah kematian Winda kemarin, mereka dapat menghirup udara segar dan tentunya dengan hidup yang lebih tenang.

Kingten semakin manja pada Cleo membuat mereka semua gemas ingin sekali mencekik pria itu. Bahkan Jack saja dibuat geleng geleng kepala dengan tingkah si CEO juga mafia yang ditakuti itu.

Cleo yang mulai jengah pun membuka suara. "Lepas, malu. Inget umur astaga." Ucap Cleo menatap kesal kearah Kingten.

"Biarin, nggak peduli." Balasnya membuat Cleo ingin sekali menyayat wajah sang suami.

"Udah sih, kek pasangan kalian gak pada manja aja." Ucap Aluna mencibir.

"Iya bener, noh si Fahmi juga kalo manja nggak ada obeng." Ucap Pramitta menambahkan.

"Intinya cowok bakal manja kalo udah sama pawangnya, bahkan kalo dia cowok cuek atau dingin sekalipun." Ujar Fifin disetujui para perempuan.

"Kalian jadi tunangan atau langsung nikah?" Tanya Pramitta menatap kearah Fifin juga Jack.

"Kayaknya sih tunangan dulu, nanti kalo gue udah wisuda baru nikah." Jawab Fifin diangguki oleh Pramitta.

"Sekarang udah bebas dari nenek lampir, uhh seneng banget." Ucap Carissa yang tengah menyuapi Radeo.

Setelah mendapat restu dari Kingten waktu itu, Radeo langsung menjadikan Carissa sebagai kekasihnya dan diterima baik oleh gadis itu.

"Ya semoga setelah ini gak akan ada masalah lagi." Ucap Aurora diangguki mereka semua kecuali Cleo.

"Entah kenapa perasaan gue gak enak." Batin Cleo menatap mereka semua.

"All, kamu kenapa?" Tanya Kingten membuat Cleo langsung tersadar.

"Gak papa." Jawab Cleo seraya tersenyum tipis.

Mereka kembali meneruskan obrolan sesekali tertawa karena ada yang lucu. Tak dapat dipungkiri jika ada perasaan tak enak yang bersemayam didalam diri mereka.

Tak terasa waktu sudah berlalu dengan cepat. Cleo dan yang lainnya berkemas hendak pulang.

"Eh woy bantuin ege," Ucap Pramitta seraya merapikan tikar.

Fahmi dengan sigap mendekati sang kekasih dan membantunya begitupun yang lainnya.

Dirasa semua sudah beres, mereka beranjak menuju di mana sepeda mereka terparkir yakni disebrang taman. Benar, karena jaraknya lumayan dekat dengan rumah Pramitta mereka memutuskan naik sepeda.

"Kok gue ngerasa jauh gitu parkirannya." Seru Aurora.

"Nah bener, perasaan tadi deket banget dah." Ucap Aluna menambahkan.

"Lemah." Ujar Leo mencibir Aluna membuat gadis itu memukul lengan sang kekasih.

"Jahat banget sih." Ucap Aluna kesal.

Not Just An Ordinary Character (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang