7. BAYANGAN DIRIMU

219 21 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Rasa ini nyata, namun kedekatan kita hanya sebatas teman saja.
— Aida Shofiya.

...

Malam hari nya— Maira sedang menuruni anak tangga untuk mencari keberadaan Mami nya, sejak sepulang sekolah tadi— Maira tak keluar dari kamar.

Maira menuruni anak tangga dengan hati-hati, ia akan menjalankan misi nya— Yaitu izin pada Mami kalau besok ia akan pergi hangout bersama sahabat-sahabat nya.

Maira terus mencari keberadaan Mami nya dan manik mata nya menemukan Mami sedang duduk menonton televisi diruang tengah bersama Abah dan Adik nya.

Tanpa berkata sepatah kata apapun, Maira berjalan menghampiri 3 orang yang sangat berharga dalam hidupnya itu—

"Mami..."

"Papi..."

"Ael..."

Sapa Maira lalu duduk diantara mereka bertiga.

"Bikin kaget aja kamu Ra," kata Papi Maira yang sedang fokus menonton televisi itu.

"Tumben si Ael keluar kamar juga," ujar Maira pada Ael.

"Pengen aja. Gak boleh?" balas Ael cuek lalu melanjutkan kegiatan nya yang sedang menonton televisi itu.

"Kamu juga tumben Ra," tutur sang Mami.

Maira terkekeh kecut. Iyalah tumben— kan ada mau nya.

"Mi," kata Maira pada Mami nya dengan nada sedikit manja.

"Iya kenapa sayang?" balas Mami yang masih tak mengalihkan pandangannya pada televisi dihadapannya.

"Besok kan Sabtu, hari libur," Maira mulai berkata dengan kata yang kikuk.

"Ya, terus?" tanya Mami yang masih tak mengerti mau anak gadis nya.

"Boleh gak? Kalau Maira main sama Adila, Ena, Ana, Putri, Aida. Mau ke mall, mau hangout, kan udah lama juga Aira gak main, boleh gak Mi?" papar Maira panjang lebar.

Maira tak memaksa— karena ia tau maminya seperti apa, jika di beri izin maka ia akan bersyukur, jika tidak ya tidak masalah.

"Mmmm gimana ya," kata Mami seraya pura-pura berfikir.

Maira terus memandangi wajah Mami nya, dia tidak tau saja— jika sedang dikerjai oleh Mami nya.

Abah maira terkekeh.

Dia mendengar yang anak gadis nya ucapkan pada Istri kesayangannya. Berbeda dengan Mami, Papi tidak pernah melarang Maira kemanapun dan bersama siapapun, karena dia tau jika anak gadis nya itu sudah besar dan juga butuh kebebasan. Tapi, tidak untuk Mami.

MAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang